Tak Ada Istirahat Dalam Peperangan Itu

Oleh : Eddy Hartanto

Ada sebuah ayat yang menarik di kitab Pengkhotbah 8:8 sebagai berikut:

Pengkhotbah 8:8 (TB) Tiada seorang pun berkuasa menahan angin dan tiada seorang pun berkuasa atas hari kematian. Tak ada istirahat dalam peperangan, dan kefasikan tidak melepaskan orang yang melakukannya.

Di terjemahan bahasa Inggris versi KJV, ayat ini tertulis demikian:

Ecclesiastes 8:8 (KJV) There is no man that hath power over the spirit to retain the spirit; neither hath he power in the day of death: and there is no discharge in that war; neither shall wickedness deliver those that are given to it.

Apabila kata-kata kunci dari KJV diletakkan ke ayat bahasa Indonesianya, maka kita kira-kira bisa membacanya seperti ini

Tiada seorang pun berkuasa menahan angin (KJV: roh) dan tiada seorang pun berkuasa atas hari kematian. (KJV: Dan) Tak ada istirahat (KJV: pemberhentian, pemecatan) dalam peperangan (KJV: peperangan itu), dan kefasikan tidak melepaskan orang yang melakukannya

Semua orang tentu menyadari bahwa tiada seorang pun berkuasa atas hari kematian, ketika Tuhan memanggil pulang seseorang dimana nafas hidupnya berhenti dan rohnya kembali kepada Tuhan. Di versi KJV nya ada kata penghubung “dan” dan kata penunjuk “itu” kepada kalimat “tak ada istirahat dalam peperangan”. Yang bisa kita baca sebagai “dan tak ada istirahat dalam peperangan itu.” Kata istirahat sendiri dalam KJV adalah discharge yang artinya berhenti/ pemberhentian, pemecatan, kepulangan.

Ada peperangan yang seseorang tidak bisa berhenti dan tidak bisa beristirahat di dalam hidupnya yang bersifat rohani (berhubungan dengan roh) sampai hari kematian tiba. Dan peperangan ini tidak bisa dilepaskan melalui kefasikan.

Mari kita renungkan, bahwa hidup ini adalah peperangan rohani sampai hari kematian tiba. Apalagi orang yang sudah percaya Tuhan Yesus juga diperangi oleh kerajaan Iblis dan kegelapan tanpa istirahat dan tidak bisa berhenti dalam segala aspek kehidupannya untuk mencoba mencemarkan, memelencengkan/membuat meleset, menyesatkan, menyeretnya atau bahkan mendorongnya jatuh dari jalan yang sempit menuju kepada kehidupan. Peperangan ini tidak bisa dimenangkan dengan usaha sendiri apalagi dengan kefasikan. Hanya dengan tinggal dan melekat pada pokok anggur kita yaitu pribadi Tuhan Yesus sendiri. Tinggal dalam Firman-Nya dan melakukan Firman-Nya.

Di Yohanes 8:44 Tuhan Yesus mengatakan “Iblislah yang menjadi bapamu … Ia adalah pembunuh manusia sejak semula … Ia adalah pendusta dan bapa segala dusta.” Tetapi di pasal yang sama Yohanes 8:31-32 Tuhan Yesus mengatakan “Jikalau kamu tetap dalam firmanKu, kamu benar-benar adalah murid-Ku dan kamu akan mengetahui kebenaran, dan kebenaran itu akan memerdekakan kamu.”

Dalam peperangan rohani tanpa henti ini, kita bisa memulai dengan mengenali dusta-dusta iblis di dunia ini. Kita bisa berdoa demikian “Tuhan Yesus, mohon singkapkan di area mana dalam kehidupan saya (iman, kesehatan, pendidikan, pekerjaan, dsb) yang saya secara tidak sadar telah jatuh dalam pendustaan iblis sehingga saya dapat dilepaskan dan berjalan keluar dengan Engkau Tuhan Yesus. Pikiran saya diperbaharui oleh kebenaran FirmanMu dan dimerdekakan dari kebohongan iblis. Dan saya cepat bertobat ketika mendapat arahan, didikan, dan teguran dari Engkau. Dalam nama Tuhan Yesus. Amin”

Kita sudah hidup di hari-hari terakhir di akhir zaman namun pintu pertobatan masih terbuka. Tuhan Yesus memberkati.

Previous
Previous

Kesaksian Menerima Kasih Karunia Tuhan

Next
Next

Perjalanan Pelayanan Pdt. Joni Stephen