Taat ya Taat !

Oleh : Pdt. A. Arianto

Nats : 1 Samuel 24

Saul sangat bersemangat melanjutkan pengejarannya dengan memburu Daud sampai ke En-Gedi. Di suatu tempat dekat situlah Saul masuk ke dalam sebuah gua di mana Daud dan orang-orangnya ada di belakang gua tersebut. Saul masuk karena dia ingin buang hajat. Ada satu kesempatan emas untuk mengakhiri pelariannya dengan membunuh Saul dan sangat didukung oleh orang-orang bersama Daud.

Namun Daud hanya memotong punca jubah Saul. Daud tidak mengambil kesempatan emas yang ada dengan membunuh Saul. Menjadi pertanyaan orang banyak adalah mengapa Daud tidak membunuh Saul?  Karena Daud tidak mau mengangkat tangannya melawan orang yang telah Tuhan urapi. Pengurapan Tuhan ada atas kepala Saul dan itu menjadikan Saul perwakilan otoritas Allah. Sikap dan tindakan Daud ini adalah suatu bentuk perasaan hormat dan taat akan Allah yang dimiliki Daud.

Jawaban yang disampaikan Saul sungguh sangat menyedihkan, kata-kata yang disampaikan terasa begitu indah. Kalau kita membaca Alkitab lebih lanjut maka kita dapati bahwa dia berbohong. Saul sungguh tidak pernah menepati janjinya. Saul menangis sambil memanggil Daud, “anakku”. Sekarang bukan hanya panggilan anak, Saul pun menangis dengan suara nyaring. Lebih dari itu, mulut Saul sendiri telah mengatakan bahwa Daudlah yang benar dan dia yang fasik.

Daud sungguh-sungguh memberikan pelajaran yang sangat berharga bagi kita semua untuk memberikan hormat kita kepada Tuhan bukan karena apa yang kita lihat ada pada seorang yang dipakai, diurapi dan  dibangkitkan Tuhan, tetapi karena kita takut dan hormat akan Tuhan sehingga kita tidak berani sembarangan bersikap kepada orang-orang yang Tuhan sudah urapi, teguhkan dan pilih.

Yang dapat kita pelajari dari 1 Samuel 24:

  1. Kita harus melakukan dan menjalankan peran dan fungsi kita di dalam kehidupan yang Tuhan berikan kepada kita. Jangan iri hati, marah,… dan sebel kepada orang yang ada di dalam kehidupan kita.

  2. Ketika kita diberikan jabatan atau kedudukan tertentu, itu bukan kesempatan buat kita mengambil keuntungan di dalamnya, tetapi kita dapat berkarya dan menjadi berkat bagi sesama dan orang yang kita layani.

  3. Jaga hati kita dengan segala kewaspadaan, agar kita tidak tamak, rakus, iri dll. yang akan membawa kita masuk ke dalam jebakan dan tipu muslihat dari si jahat.

Previous
Previous

Keurgensian Pengabaran Injil

Next
Next

Keluarga Ahab (Bagian II)