Keluarga Ahab (Bagian II)

Oleh : Pdt. Djohan Kusnadi

Bagaimanakah cara menghindari kondisi seperti ini?

Ini harus diawali dengan bijaksana dalam mencari dan memilih pasangan hidup.  Perlu pimpinan Tuhan dan hikmat bijaksana serta masukan-masukan dari orang-orang yang bisa dipercaya dan rohani dalam memilih pasangan hidup. Proses memilih ini tentu memakan waktu yang tidak singkat karena perlu pengujian dan pembuktian sebelum mengambil keputusan.  Sekali keputusan sudah diambil maka segala pahit manis ditanggung seumur hidup.

Bila itu sudah terjadi dalam pernikahan namun baru menyadari bahwa si istri bukanlah pasangan yang baik dan ideal.  Maka dalam hal ini perlu melibatkan pihak ke tiga yaitu rohaniwan dari gereja yang memahami konseling keluarga atau konselor Kristen yang Alkitabiah. 

Selain itu Andapun harus tekun mendoakan pasangan Anda sebab hanya Tuhanlah yang mampu mengubahkan hati manusia. Ada kalanya Tuhan mendorong Anda untuk berpuasa agar pemulihan itu lebih efektif dan lebih dahsyat dampaknya. 

Langkah selanjutnya adalah dengan mengintrospeksi diri apa yang menjadi sebab istri Anda begitu dominan dan  mengambil alih kepemimpinan keluarga. 

Apakah ini disebabkan oleh:

Satu, sikap dan cara Anda mengambil keputusan atau memimpin yang begitu lambat dan lemah.  Terlalu santai atau terlalu banyak pertimbangan dan terlalu kuatir kalau salah dalam mengambil keputusan yang menjadikan istri Anda tidak sabar lagi menunggu. 

Bagi istri Anda mungkin mengambil keputusan untuk hal itu sangatlah mudah dan sepele namun kok begitu rumit bagi suaminya untuk mengambil keputusan?  Mungkin juga karena faktor kelambanan cara berpikir dan berinteraksi sehingga istri Anda yang lebih cerdas menjadi tidak sabar menunggu jawaban.  Sehingga sewaktu sang istri mengambil keputusan ternyata itu benar, baik, dan tepat.  Ia berhasil jauh lebih cepat melampaui Anda. Akibatnya istri mulai menjajah Anda karena Anda dianggapnya terlalu ‘bodoh’ dalam mengambil sikap dan mengambil keputsan.  Untuk itu kembali perlu dikomunikasikan dengan istri Anda mengenai kelemahan Anda dan meminta dirinya untuk bersabar sambil diri Anda belajar lebih cepat dan tegas dalam mengambil keputusan.  Katakan dengan ramah bahwa Anda tidak suka bila sang istri yang mengambil keputusan-keputusan penting karena itu seharusnya ranah suami. Kecuali bila Anda tidak begitu mempermasalahkan hal itu. Namun demikian alangkah indah setiap keputusan penting yang harus diambil tetap dikomunikasikan dengan sang istri sehingga itu menjadi keputusan bersama yang keputusan akhir selalu di tangan suami. Keputusan bersama tentu sangatlah lebih indah dan lebih menguntungkan dibandingkan dengan keputusan individu. 

Istri tentu  boleh mengambil keputusan bila hal itu bukan masalah prinsip seperti memakai jenis dan model baju yang sopan, menentukan jenis warna pilihan yang tepat, memilih jenis kendaraan sebagai alat transportasi.  Namun alangkah lebih indahnya bila hal-hal tidak prinsip itu juga disharingkan atau dirundingkan dengan sang suami agar suami mengetahuinya .

Bila Anda tidak menemukan titik temu maka perlu melibatkan pihak ketiga yaitu seorang hamba Tuhan yang mengerti konseling keluarga sebagai pihak penengah demi untuk mengatasi masalah komunikasi ini.

Dua, faktor ekonomi dimana penghasilan istri jauh melampaui sang suami. Istri merasa dirinya pantas memimpin keluarga dan mengambil semua keputusan karena dirinyalah pencari nafkah dan segala barang yang dibeli kebanyakan adalah dari jerih payahnya.  Rumah, mobil, membayar rekening bahkan uang untuk belanja keperluan rumah sebagian besar dari istri. Otomatis istri merasa ia sudah menghabiskan banyak uang untuk keluarga dan suaminya hanya membayar hal-hal kecil saja karena penghasilannya tidak sepadan dengan gaji istrinya yang 5 kali lipat melampaui suaminya.  

Akibatnya istri menuntut bahwa semua seleranya harus dituruti dan tidak boleh dibantah karena suaminya tidak berhak atas segala yang direncanakan, yang mau dibeli, yang mau dikunjungi kecuali sang suami mau ambil bagian membayar sebagian besar atau seluruhnya maka sang istri akan tutup mulut dan mengikuti keinginan suaminya. Istri yang selalu maju di depan bila berkaitan dengan urusan keuangan sedangkan suami harus  maju bila berkaitan dengan urusan keamanan dan mengasuh anak. Suami tidak bisa menolak segala kemauan sang istri apalagi sang istri sudah marah kepadanya.  Ia harus mengikuti 100 % demi untuk keselamatan dirinya dan ketenangan dirinya. Untuk itu kebenaran Firman Tuhan harus dijalankan dimana Istri harus tunduk kepada suami sebagai kepala keluarga (Ef 5:22-23)

Dalam hal ini konselor Kristen tentu akan menasehati sang istri  untuk belajar rendah hati dan belajar tunduk kepada suami. Rendah hati dalam pengertian mau mengalah yaitu mau berunding dalam mengambil keputusan walau itu semua adalah uang sang istri.  Oleh sebab kepala rumah tangga yang Tuhan pilih selalu adalah suami bukan istri.  Sang istri harus tunduk kepada suaminya sebab itulah yang dikehendaki Tuhan kecuali bila sang suami sudah menyimpang dari prinsip Firman Tuhan. Jangan karena faktor keuangan menjadikan sang istri memberontak dari prinsip kebenaran Firman Tuhan ini.

Suamipun harus memperbaiki karirnya agar perbedaan gaji tidaklah terlalu jauh di bawah standar.  Suami harus bekerja lebih keras baik itu dengan menuntut ilmu lebih tinggi lagi demi untuk bisa memperoleh penghasilan yang jauh lebih baik. Ini kembali perlu dirundingkan dan perlu ketekadan yang kuat agar studi Anda bisa tepat waktu selesai dan bisa memperoleh pekerjaan yang penuh impian untuk karir hidup Anda.  Perjuangan yang gigih dan tekad yang kuat harus dijaga sehingga segala pengeluaran yang besar untuk sekolah bisa terbayarkan dengan hasil yang fantastis.  Bila itu belum pasti dan tidak terlalu menjanjikan mungkin sebaiknya Anda tetap bertahan di posisi sekarang sambil bekerja lebih keras lagi supaya status Anda dipekerjaan sekarang bisa terus meningkat ke posisi yang lebih tinggi dan lebih tinggi lagi.  Usaha dan kerja keras haruslah dijaga penuh demi untuk kondisi rumah tangga Anda yang sehat dan aman serta demi harga diri Anda agar tidak terus diinjak oleh sang istri.  

Tiga, kurangnya perhatian dan kasih sayang kepada sang istri.

Ini disebabkan karena Anda terlalu sibuk dengan dunia sendiri sehingga kurang memperhatikan kebutuhan sang istri.  Sedangkan sang istri merasa seperti sapi perah yang terus diperas tanpa ada timbal baliknya yaitu kasih sayang dan perhatian.  Apalagi bila ditambah sang suami seorang pemabuk dan suka judi menghabiskan banyak uang keperluan keluarga.

Akibatnya terlalu banyak pengeluaran yang harus ditanggung sedangkan sang suami kurang berjuang untuk kehidupan keluarga yang lebih baik dan lebih sejahtera.  Suami hanya melemparkan semua kebutuhan ekonomi sebagai tanggung jawab istri. 

Jangan heran bila suatu saat istri Anda akan mengamuk atau berbalik arah meninggalkan diri Anda karena dinilainya kurang bertanggung jawab untuk kehidupan berkeluarga, terlalu egois, dan terlebih suka untuk mementingkan diri sendiri. Ini jelas salah suami sepenuhnya karena masih hidup dalam pola lama yaitu seperti masih bujangan.  Padahal sekarang sudah menikah dan sudah punya anak namun terkesan tidak peduli terhadap segala kebutuhan dan masalah rumah tangga sehingga akhirnya sang istri terpaksa harus mengambil alih agar keluarga ini tetap bisa berjalan dan berlangsung dengan baik. Bila sang istri yang mengambil keputusan-keputusan dan memaksa sang suami untuk selalu menurutinya tentu itu bukan kesalahan sang istri karena ia terpaksa melakukan hal itu demi keluarganya bisa berfungsi dengan baik. 

Bila Anda tidak mau berubah jangan heran anak-anakpun tidak suka dengan diri Anda dan jangan heran istri akan menjajah Anda karena Anda tidak berperan sebagaimana seharusnya sang suami harus berperan. 

Sumber masalah adalah diri Anda dan diri Andalah yang harus dikonseling dan diperbaiki dan dibenahi agar bisa berfungsi semestinya.  Setelah bisa berfungsi tentu sang istri akan penuh sukacita dan sukarela kembali akan menyerahkan pemerintahan keluarga kembali ke tangan Anda karena Anda dianggap telah mampu untuk memimpin keluarga. 

Saya percaya bila ketiga kemungkinan penyebab ini bisa diatasi maka keluarga Anda tentu akan menjadi keluarga sehat, anak-anak bertumbuh menjadi pribadi yang sehat dan kuat karena berlandaskan prinsip kebenaran Firman Tuhan. 

Bila suatu saat ia berkeluarga, ia pasti akan menjiplak seluruhnya pola yang ia miliki dalam kehidupan keluarganya ke dalam keluarga yang kelak akan dibentuknya.  Hasilnya Anda menciptakan keluarga generasi baru yang sehat dan kuat karena diri Anda telah membentuknya sedemikian indah.  Anak-cucu Anda semua tumbuh diberkati dan dipakai Tuhan secara luar biasa untuk mempengaruhi rekan-rekan sejawatnya agar memiliki pola keluarga yang sehat dan kuat.  Sehingga otomatis kondisi keluarga Anda menjadi berkat dan kesaksian bagi tetangga-tetanga lain, teman-teman anak-anak Anda agar memiliki kondisi keluarga yang sedemikian kuat dan kokoh yang dimiliki oleh diri Anda.

Akhirnya Anda dan keluarga menjadi berkat dan kesaksian yang terus menggarami dan menerangi lingkungan yang hambar dan gelap agar berubah menjadi lingkungan yang sedap dan bersinar.

Banyak orang-orang yang berubah dari pola hidup yang lama menjadi pola hidup yang baru yang seperti Tuhan Yesus kehendaki.  Banyak keluarga yang berhasil dipulihkan menjadi berfungsi kembali karena pengaruh Anda dalam hidup mereka. Hasilnya lingkungan tempat tinggal Anda dan lingkungan anak-anak Anda semakin hari semakin indah, semakin ceria karena ada prinsip kebenaran Firman Tuhan yang dijalankan di dalamnya.

Kuncinya adalah libatkan Tuhan, hati yang mau berubah, bila perlu libatkan konselor Kristen dan terus menjaga tekad yang kuat demi untuk menyelamatkan keluarga Anda dari kehancuran menuju keluarga yang penuh berkat dan kelimpahan dari Tuhan.

Previous
Previous

Taat ya Taat !

Next
Next

Keluarga Ahab