Semut

Pdt. Edwin G. Yen

Semua mahluk hidup berakhir dengan kematian. Pohon, hewan dan manusia berakhir dengan kematian. Lihat binatang kecil seperti semut. Ketika saya lihat semut bergerombolan di meja makan, maka saya ambil kain lap lalu saya bersihkan semua. Banyak sekali semut yang mati. Semut-semut itu mati sia-sia. Tapi tetap masih semut yang lain yang tersisa, tetap bekerja. Semut binatang sederhana, kita tidak tahu apakah semut-semut memiliki perasaan takut mati atau tidak. Tapi yang kita tahu semut-semut itu tetap bekerja meskipun banyak semut yang lain mati oleh lap kain yang saya gunakan untuk membersihkannya.

Raja Salomo mengajarkan pemalas untuk pergi kepada semut lalu perhatikanlah lakunya dan jadilah bijak. Tidak ada pemimpin yang mengatur dan berkuasa untuk memberi perintah untuk bekerja. Semut rajin bekerja menyiapkan makan untuk kemudian hari.

Bagaimana kita belajar dengan semut dalam konteks keselamatan yang Tuhan Yesus berikan? (1) Yesus datang untuk menyelamatkan kita dari hukuman kematian. Di dalam Yesus ada keselamatan, sehingga tidak ada kematian yang sia-sia. (2) Kita belajar dari semut yaitu rajin. Semut binatang yang sederhana, rajin hanya untuk menyambung hidup. Kita orang percaya lebih dari semut. Kita rajin untuk melakukan kehendak Bapa yang di Sorga. (3) Rajin berdialog dengan Tuhan dalam doa dan rajin merefleksikan perenungan firman Tuhan dalam waktu-waktu yang kita lalui. Melalui kerajinan membaca Firman Tuhan dan ketekunan dalam doa kepada TUHAN, kita dibawa pada sebuah perubahan kearah lebih baik dan mempersiapkan kedatangan Tuhan Yesus kedua kalinya.

Marilah kita rajin mendisplinkan diri untuk setiap hari datang kepada Tuhan untuk berdoa dalam ucapan syukur, membaca firman Tuhan dan rajin melakukan firman Tuhan sampai kita mati. Kematian orang percaya tidak akan sia-sia, ketika kita belajar dari semut yang rajin melakukan sesuatu yang berguna.

(Amsal 6:6) Hai pemalas, pergilah kepada semut, dan perhatikanlah lakunya dan jadilah bijak.

Previous
Previous

Keluarga Yusuf (Bagian I)

Next
Next

Waspada … waspadalah!