Yesus Menyerahkan Nyawa-Nya bagi Domba-Nya

Oleh : Pst. Max Chandra

Nats : Yohanes 10:11, 17-18

Kasih Yesus adalah kasih yang berkorban.  Dia rela mati bagi kita domba-domba-Nya.  Dia memberikan nyawa-Nya dengan sukarela bukan karena terpaksa.  Jika Dia tidak rela tidak ada yang dapat mengambilnya.  Tidak seorangpun yang bisa menangkap dan membunuh Yesus kecuali Dia mengizinkan orang menangkap diri-Nya.

Ketika Yesus di taman Getsemani, pasukan imam mau menangkap Yesus, lalu Yesus bertanya siapa yang kalian cari?  Mereka menjawab Yesus dari Nazaret.  Lalu Yesus menjawab : ”Akulah Dia”, pasukan imam besar itu jatuh terpelanting ke belakang.  Secara logika pasukan ini tidak mungkinlah bisa menangkap Yesus, tetapi Yesus tidak melawan dan membiarkan diri-Nya ditangkap.  Hal ini tentu membuat Petrus murid-Nya menjadi kecewa sekali terhadap Yesus.  Petrus mengharapkan Yesus melawan dan mereka semua melawan.  Mengapa Yesus tidak melawan?  Karena skenarionya memang Yesus harus ditangkap dan dibunuh.

Yohanes 10:17-18 mengatakan bahwa Yesus memberikan nyawa-Nya menurut kerelaan-Nya sendiri, tidak terpaksa ataukah sudah terdesak.  Lebih dari itu Dia juga berkuasa mengambilnya kembali.  Jika ada pemimpin agama yang begitu mencintai umatnya rela mati bagi umatnya itu sesuatu yang sangat jarang.  Katakanlah jika ada yang seperti itu, maka dia rela mati tetapi tidak dapat bangkit dan mengambil kembali nyawanya.  Mengapa hanya Yesus yang bisa?  Karena Dia adalah Allah sejati dan manusia sejati.

Di kayu salib di bukit Golgota tokoh utamanya bukan imam besar, bukan Pilatus juga bukan orang Yahudi apalagi iblis, melainkan Yesus.  Yesus adalah tokoh utama, penulis skenarionya, juga sutradaranya penyaliban Anak Allah.  Setelah Dia bangkit dari kematian, Dia berkata : “Kepada-Ku telah diberikan kuasa di Sorga dan di bumi.  Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku....”

Sampai hari ini Dia masih berkuasa dan mengatur skenario, Dia masih menjadi sutradara bahkan kadang Dia masih terlibat langsung dalam mengatur sejarah umat manusia.  Dialah Tuhan kita, Allah kita Yesus Kristus.

Previous
Previous

KELUARGA YEFTA

Next
Next

Waspada terhadap Amarah