Waspada terhadap Amarah

Oleh : Pdt. Dimas A. Gulo

Efesus 4:26 Apabila kamu menjadi marah, janganlah kamu berbuat dosa: janganlah matahari terbenam, sebelum padam amarahmu.

Bicara tentang kemarahan sama dengan membicarakan diri kita sendiri. Tidak ada seorangpun yang berani berkata “tidak pernah marah”. Persoalannya, marah seperti apa yang dibenarkan oleh Tuhan? Paulus menerangkan dua batasan bagi kemarahan yang benar: jangan terlalu lama (Ef.4: 26b) & jangan memberi kesempatan pada Iblis (Ef.4: 27). Kemarahan hanya diperbolehkan untuk durasi yang pendek . Hari ini di mana kita marah dengan seseorang harus sama dengan hari kita berdamai dengan orang tersebut.

Menyimpan kemarahan terlalu lama berarti memberi kesempatan pada Iblis . Kemarahan yang tersimpan terlalu lama akan meniadakan keramahan (Ef.1:32). Dengan segala kelicikannya, Iblis sedang menaburkan benih kepahitan, kegeraman, pertikaian & fitnah (Ef.1:31). Pada akhirnya seseorang akan tergoda untuk mengambil peran Allah dalam pembalasan. Jadi, kemarahan itu untuk diselesaikan, bukan dibiarkan. Membiarkan berarti menambah parah keadaan. Kemarahan yang semula kudus bisa berujung menjadi kemarahan yang tidak kudus.

Ketika akan marah, tingkatkan fungsi kontrol emosi kita lebih dari biasanya, supaya iblis tindak mengambil untung dalam situasi itu.

Previous
Previous

Yesus Menyerahkan Nyawa-Nya bagi Domba-Nya

Next
Next

Bahasa Roh (Lidah)