Tuhan Yesus Tidak Pernah Meninggalkan Kita

Oleh: Hani Rohayani

Yohanes 20:19-20

Masa-masa setelah kebangkitan Yesus selama 40 hari sebelum kenaikan-Nya ke Sorga, merupakan masa-masa yang begitu kelam. Bukan saja mereka merasa berputus asa karena ditinggalkan oleh Sang Guru yang selama ini mereka ikuti, tetapi juga mereka merasa kehilangan arah dan tujuan mereka. Itu sebabnya, Yesus perlu mengambil waktu untuk  menampakkan diri kepada para murid selama beberapa waktu untuk menolong mereka memahami segala sesuatu yang sedang terjadi. Apa yang dialami dan dirasakan oleh para murid, sebenarnya sedang menjadi representasi dari kita orang yang percaya, bahwa:

1. Betapa rentan dan lemahnya hidup kita

Kematian dan dikuburkannya Yesus nampak sebagai langit runtuh bagi para murid. Itu sebabnya pada Yohanes 20:19 dikatakan bahwa mereka berkumpul di suatu tempat dengan pintu-pintu terkunci karena takut. Mereka takut kepada orang-orang Yahudi yang berteriak-teriak salibkan Dia! Salibkan Dia! pada hari penyaliban dan mereka akan dikenali sebagai murid Yesus. Sedangkan, di sisi lain mereka juga putus asa karena apa yang mereka harapkan bahwa Yesus adalah Sang Mesias yang membebaskan bangsa Yahudi dari penjajahan Romawi terkubur bersama dengan penyaliban-Nya di kayu salib. Harapan untuk menjadi orang-orang yang memiliki kedudukan yang penting apabila Yesus benar-benar seperti Mesias yang mereka bayangkan ikut terkubur bersama dengan penguburan Yesus. Hal ini menunjukkan bahwa kondisi para murid sangat mudah berubah. Dari peristiwa minggu palem ketika mereka melihat Yerusalem yang menyambut Yesus dengan sorak sorai meneriakkan : “Hosana bagi Dia yang datang dalam Nama Tuhan, Sang Raja!” dan mereka merasa begitu bangga, sekarang orang yang sama berteriak untuk menyalibkan Yesus. Kondisi ini membuat para murid menjadi ketakutan.

2. Hal yang para murid anggap gagal justru kehendak Tuhan

Para murid melihat bahwa Yesus gagal menjadi penyelamat Israel – Yehuda. Ia yang diharapkan menjadi sang Mesias dan membawa pembebasan bagi Israel justru berakhir di kayu salib dan disamakan dengan para penjahat. Itu sebabnya, para murid menjadi ketakutan kalau-kalau mereka pun akan ditangkap oleh tentara romawi atau orang Yahudi karena mereka murid Yesus.

Pada waktu yang lain, para murid kembali danau Galilea, ke pekerjaan mereka yang lama karena mereka merasa tidak ada lagi Sang Guru yang memberikan tujuan bagi mereka. Semua cita-cita mereka hancur bersama dengan kematian Sang Guru. Para murid tidak tahu, bahwa apa yang mereka anggap gagal dan hancur justru merupakan sebuah keberhasilan. Sesuatu yang menjadi kehendak Tuhan, tujuan utama Yesus ke dunia ini.

Hal ini juga memberikan gambaran, bahwa betapa sering kita merasa gagal ketika apa yang kita harapkan dan cita-citakan tidak terjadi, tidak berjalan seperti yang kita inginkan. Tidak jarang, bahwa apa yang kita anggap gagal justru merupakan kehendak Tuhan dalam hidup kita. Itu sebabnya jangan terlalu kecewa dan putus asa ketika sesuatu yang terjadi dalam hidup kita tidak seperti yang kita harapkan. Siapa tahu kita sedang menggenapi rencana Tuhan tanpa sepengetahuan kita.

3.Yesus tidak pernah meninggalkan kita

Ketika para murid tidak kunjung memahami seluruh rancangan Allah, Yesus tidak langsung meninggalkan mereka. Sekalipun berulang kali Yesus memberitahukan apa yang akan terjadi dan para murid tidak bisa memahami, Yesus tidak menyerah dan meninggalkan para murid. Bahkan, ketika para murid sedang dalam keadaan takut dan putus asa, Yesus justru datang dan mengatakan: "Damai Sejahtera bagi kamu ..." lalu Yesus menunjukkan bekas luka di tangan dan lambung-Nya.

Yesus hendak mengatakan bahwa Ia nyata, bukan ilusi, fatamorgana atau bayang-bayang. Ia menggenapi semua yang Dia janjikan. Itu sebabnya para murid akhirnya bersukacita karena melihat Tuhan. Yesus tidak pernah meninggalkan kita, bahkan ketika kita gagal mempercayai-Nya. Di saat kita berada dalam kondisi yang terpuruk, Dia datang untuk membuktikan bahwa Ia adalah Tuhan yang tidak pernah ingkar janji. Semua yang Ia firmankan, Ia genapi. Tuhan Yesus tidak pernah meninggalkan kita.  Ia menyertai kita senantiasa.

Previous
Previous

Keluarga Yosua (Bagian 2)

Next
Next

Keluarga Yosua