Keluarga Yosua (Bagian 2)

Oleh: Pdt. Djohan Kusnadi

Tiga, Yosuapun sangat mengasihi dan setia kepada pemimpinnya.  Hal ini terlihat jelas ketika ia rela menunggu Musa di bawah kaki gunung sampai Musa turun dari gunung dengan selamat.

Pergi menghadap Tuhan bukanlah perkara mudah. Selain harus dengan susah payah memanjat gunung, menghadapi perubahan cuaca di gunung yang tentu lebih dingin dan berangin, juga ada kemungkinan serangan binatang buas.  Walaupun keyakinan penuh bahwa Tuhan pasti akan menjaga dan melindungi sampai Musa berhasil tiba di puncak gunung namun bagi Yosua ia tidak akan beranjak dari tempatnya sampai sang pemimpin berhasil turun dengan selamat. Pengabdian, kasih dan kesetiaan Yosua kepada pemimpinnya sungguhlah amat terbukti walau untuk itu ia juga harus berjaga-jaga sewaktu menunggu atasannya kembali turun.

Empat, Yosuapun berani menyatakan imannya ketika terjadi banyak suara sumbang mengenai keberadaan raksasa dan banyaknya suku-suku yang tinggal tanah Kanaan. Yosua dan Kaleb menganggap orang raksasa Kanaan akan dikalahkan oleh janji dan kuasa Tuhan. Pernyataan itu sangatlah beresiko tinggi karena melawan arus dan ini bisa berdampak pada keselamatan mereka, keluarga dan bangsa Israel bila ternyata mereka gagal di medan perang.  Bahkan sebelum mereka berperangpun Yosua sudah hampir mati akibat ia mau dirajam dengan batu bukan oleh musuhnya melainkan oleh bangsanya sendiri karena pernyataannya yang sangat kontroversial saat itu (Bil 14:10).  Di saat-saat paling genting itu kembali Tuhan turut campur dimana Dia hadir dalam kemuliaan-Nya di kemah pertemuan disaksikan bangsa Israel. Selain membela Yosua dan Kaleb dan memberikan janji bahwa hanyalah Yosua dan Kaleb yang berhasil masuk ke negeri Perjanjian itu, kehadiran Tuhan untuk menghukum bangsa Israel bahwa mereka ditolak untuk masuk negeri itu sampai mereka semua mati di padang gurun.  Hanyalah anak dan cucu mereka yang Tuhan ijinkan masuk beserta Yosua dan Kaleb.

Lima, hatinya yang melekat kepada Allah.  Ini rahasia penting kehidupan Yosua. Ia begitu mengasihi Tuhan Allah dan rindu akan hadirat-Nya.  Itu terbukti ketika hadirat Tuhan turun berupa tiang awan dan Tuhan berbicara muka dengan muka dengan Musa, Yosua tidak beranjak dari tempat hadirat Tuhan itu (Kel 33:7-11).

Walaupun Musa, sang pemimpin sudah masuk ke kemahnya dan siap untuk berisitirahat, namun Yosua tidak beranjak dari depan kemah itu. Hati yang melekat itulah yang mempengaruhi dan membawa seisi keluarga Yosua untuk mengikuti dan meneladani Yosua.  Hati yang melekat kepada Tuhan menjadikan keluarga Yosua menjadi terang bagi bangsanya dan membawa bangsanya untuk terus tetap setia mencari dan beribadah kepada Tuhan Allah.

Enam, penuh Roh.

Tuhan Allah memilih Yosua sebagai pengganti Musa karena Yosua begitu setia kepada Musa atasannya, hati yang melekat kepada Tuhan dan Tuhanpun menyatakan bahwa Yosua itu seorang yang penuh Roh (Bil 27:18). Penuh Roh tidak terjadi secara alami namun karena dijaganya hubungan yang intim dengan Tuhan.  Hati yang terus melekat kepada Tuhan akan membuat seorang penuh dengan Roh.  Hasilnya ia memiliki karakter Allah, penuh hikmat Allah serta pemimpin dan kepala keluarga yang diberkati.

Yosua yang luar biasa ternyata ada juga kekurangannya.  Alkitab menyebut ada satu kekurangannya yaitu:

Yosua iri hati ketika ada dua orang yakni Eldad dan Medad yang kepenuhan Roh Allah.  Yosua segera menyuruh Musa untuk mencegah mereka.  Musa saat itu berkata terus terang kepada Yosua: “demi aku, apakah kamu iri hati … (Bil 11:28-29 terjemahan dari AMP).  Yosua rupanya terkejut dan tidak bisa terima bila ada orang-orang lain yang juga kepenuhan Roh Allah.  Ia mau hak istimewa itu hanya diberikan khusus kepadanya dan tidak boleh ada orang lain yang menyamai dirinya.  Ini bisa terjadi bila seseorang sudah habis-habisan bagi pemimpinnya dan ia berhasil memperoleh status orang andalan dan pewaris takhta Musa. Ia tentu tidak ingin ada orang lain yang bisa menandingi dirinya.

Sifat iri hati juga pernah dialami oleh Miriam karena Miriam merasa bahwa dirinya sebagai kakak yang telah banyak berjasa menjaga adiknya dan berhasil membawa adiknya masuk ke istana Firaun melalui penemuan bayi dalam keranjang oleh Putri Firaun yang tiada lain adalah adik kandungnya sendiri yaitu Musa yang terus dijagainya siang dan malam.  Miriam juga yang memperkenalkan Ibu mereka kepada Putri Firaun untuk menjadi pengasuh bayi itu.  Tetapi faktanya Musa yang terpilih menjadi pemimpin bangsa Israel sedangkan dirinya menjadi orang ketiga setelah Harun yang adalah kakak tertua.

Akibat iri hatinya, Miriam memberontak dan ia akhirnya dijatuhi hukuman kusta sehingga harus dikucilkan dari tengah bangsa Israel sampai akhir hayatnya.  Itu sebabnya Ketika ada unsur iri hati ini, Musa segera bereaksi dan menyadarkan Yosua akan kesalahannya.  Musa membukakan pikiran Yosua untuk melihat betapa indahnya bila umat Israel seluruhnya dihinggapi oleh Roh Allah (Bil 11:29)

Iri hati merupakan dosa dan bahaya dalam kehidupan seseorang dan masyarakat.  Alkitab menjelaskan lebih dari 30 ayat mengenai segala jenis iri hati dan yang paling penting diingat bahwa iri hati akan mendatangkan kekacauan dan segala macam perbuatan jahat.  Itu akibat dari seorang yang sudah penuh dengan iri hati akan melakukan berbagai macam cara untuk menghasut, memfitnah, melakukan segala macam cara demi untuk mengalahkan, menjatuhkan atau mematikan lawannya.  Ia tidak akan pernah berhenti menyerah sampai ia berhasil benar-benar melumpuhkan musuhnya.

Yakobus lebih jauh menjelaskan bahwa iri hati itu bisa bersumber dari manusia itu sendiri karena kesombongannya merasa diri terusik akibat adanya pesaing baru. Apalagi pesaing baru itu ternyata punya banyak kelebihan lain yang megancam popularitas dan karir masa depannya. Baginya ia harus terus menjadi yang paling hebat, yang paling harus diutamakan, dan tidak ada yang bisa menandingi dirinya.

Iri hati juga bisa juga bersumber dari setan (Yak. 3:15-16). Ini memang tugas utama si iblis yaitu mencari, membunuh, dan membinasakan (Yoh. 10:10).  Senjata utama mencapai tiga tujuan besar itu salah satunya adalah melalui iri hati. Iri hati pasti ada dalam diri setiap manusia, yang membedakan hanya soal kadarnya tinggi atau rendah. Sebaliknya, jika sifat kasih yang menutupi rasa iri hati sehingga rasa iri hati sama sekali tidak terlihat, bahkan justru mensyukuri bila ada orang lain yang sehebat atau lebih hebat dari dirinya.

Itu yang pernah terjadi dalam diri Yohanes Pembaptis.  Roh Allah memimpin dan menguasai dirinya sehingga ia justru bersukacita ketika Tuhan Yesus Anak Domba - yang adalah saudara sepupunya -  tampil pertama kali di muka umum.  Bahkan Roh Allah dalam dirinya membangkitkan kasih yang mendorong murid-muridnya untuk segera meninggalkan dirinya dan segera mengikuti Anak Domba Allah (Yoh. 1:35-37).  Sudahkah Roh Allah menguasai diri Anda hari ini? Bisakah kita meneladani Yohanes Pembaptis untuk mengubah iri hati dengan melepaskan hak keitimewaanya demi untuk Kristus Yesus?

Previous
Previous

Ambillah Inisiatif

Next
Next

Tuhan Yesus Tidak Pernah Meninggalkan Kita