Tuhan adalah Gembalaku (Mazmur 23) – Bagian II

Lukisan karya Bpk. Herry Priyonggo

Oleh: Pdt. Dimas Gulo

Tuhan adalah Gembalaku (Mazmur 23) – Bagian II

Ia menuntunku di jalan yang benar
Oleh karena Nama-Nya

Seorang gembala tidak akan menjerumuskan domba- dombanya, karena itu ia menuntunnya di jalan yang benar, karena domba rentan sekali salah jalan ketika ia tidak mengikuti tuntunan gembalanya.

Apa yang dilakukan Tuhan, sebagai Gembala Agung, memberi kita makan, memberi kita kesegaran dan  menuntun kita dalam kebenaran bukanlah untuk  kepentingan kita sebagai domba-dombanya, tapi untuk  kepentingan Dia.

Daud menyadari hal ini ketika dia berkata “Oleh karena  Nama-Nya” dalam bahasa Inggris diterjemahkan “for His Name’s sake”, atau untuk kepentingan-Nya.

Para domba itu bodoh, mereka tidak memiliki  kepentingan.

Jika Anda gembala yang menggembalakan jemaat,  kepentingan Anda cuma satu... yaitu mewakili  kepentingan Sang Gembala Agung, untuk kemuliaan  Nama-Nya.

Petrus menyingkatnya menjadi: SESUAI KEHENDAK ALLAH, bukan kehendakmu, tapi kehendak Tuhan yang  mempercayakan jemaat kepada Anda.

Dan ingat, suatu saat Anda harus bertanggungjawab  untuk itu semua.

Sekalipun aku berjalan dalam lembah kekelaman,  aku tidak takut bahaya, sebab Engkau besertaku; gada-Mu dan tongkat-Mu, itulah yang menghibur aku.

Lembah kekelaman dalam bahasa Ibrani ditulis sal-ma-wet atau kegelapan (memiliki akar yang sama  dengan kematian, makanya ada yang  menerjemahkannya shadow of death (bayang-bayang  kematian) adalah suatu lembah yang harus dilewati  gembala dan kawanan dombanya. Suatu lembah gelap  yang berbahaya.

Ada yang menarik dalam ayat ini. Daud tidak lagi  menyebut Tuhan sebagai orang ketiga, tapi orang kedua, “aku tidak takut bahaya sebab Engkau besertaku”. Sebagai domba, Daud menyatakan  imannya kepada Tuhan “Aku tidak takut, Engkau besertaku”

Setiap gembala membawa  dua benda bersamanya, yaitu  gada dan tongkat (rod and staff). Kedua benda ini  digunakan untuk melindungi  domba-dombanya.

Fungsi gada/rod (tongkat yang lebih pendek) adalah  untuk mengusir hewan liar dan menghitung domba saat  masuk ke kandang.

Sedangkan tongkat (yang memiliki lengkung di ujungnya dan lebih panjang) digunakan untuk  mengarahkan domba ke jalan yang benar.

Daud berkata, dengan adanya dua hal ini, domba-domba merasa aman saat bahaya datang, dan merasa  terhibur karena tahu mereka tidak akan salah jalan.

Tongkat dan gada bukan untuk memerintah domba atau mendisiplin domba, tapi untuk melindungi  mereka, Petrus menyingkatnya menjadi “jangan berbuat seolah-olah kamu memerintah atas mereka yang dipercayakan padamu”

Gembala yang baik melindungi domba-dombanya, menenangkan mereka.

Engkau menyediakan hidangan bagiku,  di hadapan lawanku;

Daud mengalami banyak keadaan di mana Tuhan  menolongnya menghadapi musuh-musuhnya. Daud  juga memiliki pengalaman di mana ia membela  kawanan domba yang ia gembalakan di hadapan singa  dan beruang.

Sebagai Gembala Agung kita, Tuhan Yesus telah mati di  atas kayu salib, membuktikan pada musuh-musuh kita,  penguasa-penguasa di udara, bahwa Dia menang atas  kematian, Dia berkuasa atas kehidupan.

Di hadapan lawan kita, Dia telah memberikan  nyawanya, menunjukkan pada kita bahwa maut telah  dikalahkan-Nya.

Bukankah itu berkat terbesar yang kita terima? Berkat  keselamatan dari Tuhan!

Suatu berkat yang  memungkinkan kita suatu  saat bersama dengan  Tuhan dalam kekekalan...

Engkau mengurapi kepalaku dengan minyak,  pialaku penuh melimpah

Diserang oleh blowflies (lalat bangkai) adalah  ancaman besar bagi domba. Lalat bangkai ini akan  bertelur di tubuh domba (biasa kepalanya), dan dalam waktu dua puluh empat jam, larva dari lalat akan  menembus kulit dan berkembang biak, dan tak lama kemudian domba-domba itu diracuni.

Domba yang terkena infeksi lalat ini akan merasa sangat gatal, sengsara, dan tak jarang membenturkan kepala mereka ke tembok dan mati.

Namun, gembala yang baik akan mengoleskan kepala domba dengan minyak yang tepat, mencegah lalat untuk hinggap dan bertelur di tubuh domba.

Minyak ini juga berfungsi mengobati domba dari luka-luka, baik akibat berkelahi dengan sesama domba ataupun karena penyebab lainnya.

Dalam zaman sekarang, minyak melambangkan pengurapan. Tuhan sudah menggenapi ayat ini  dengan mencurahkan pada kita Roh Kudusnya.

Paulus menulis  dalam  2 Korintus 1:21-22:  “Sebab Dia yang telah meneguhkan kami bersama-  sama dengan kamu di dalam Kristus, adalah Allah yang telah mengurapi, memeteraikan tanda milik-Nya atas kita dan yang memberikan Roh Kudus di  dalam hati kita sebagai jaminan dari semua yang  telah disediakan untuk kita.”

Dia telah memberikan kita Roh Kudusnya sebagai penghibur, pengajar, dan pengingat akan semua yang  Yesus katakan.

Kebajikan dan kemurahan belaka akan mengikuti aku, seumur hidupku;  dan aku akan diam dalam rumah Tuhan  sepanjang masa.

Mazmur 23 ditutup dengan sangat manis, kebajikan  dan kemurahan akan mengikuti aku, bahasa Inggris menggunakan goodness and mercy (kebaikan dan  kemurahan).

Sebuah jaminan yang indah ketika Tuhan adalah  gembala kita... Kebaikan Tuhan dan kemurahannya  mengikuti kita.

Petrus berkata pada para gembala “jadilah teladan”. Setelah kita menerima kebaikan dan kemurahan dari Tuhan jadilah teladan dalam membagikan kebaikan dan kemurahan itu pada orang lain.

Kebaikan dan kemurahan Tuhan mengikut kita bukan supaya kita menjadi anak-anak yang egois, tapi supaya kita bisa membagikannya kepada orang lain.

Jadilah teladan dalam berbuat baik, jujur dan sungguh-sungguh dalam pengajaranmu (Titus 2:7).

Dan biar kita tinggal dalam Rumah Tuhan sepanjang masa... ini bukan bicara tentang gedung gereja di mana Anda harus bolak balik beraktivitas di  dalamnya.

Rumah Tuhan bicara soal hadirat Tuhan, penyertaan Tuhan.. dan pada akhirnya kekekalan bersama Tuhan.

Sebagai domba, marilah hanya memandang Gembala Agung,

Sebagai orang yang dipercayakan dengan tugas  penggembalaan, marilah melakukan tugas dengan  sungguh-sungguh seperti yang dimaksudkan Sang Gembala Agung...

Dan biar kebaikan dan kemurahan Tuhan menyertai kita senantiasa, dan kita tinggal dalam penyertaan  Tuhan sepanjang waktu!

Previous
Previous

“Ini Tuhan!”

Next
Next

Apakah Dia sungguh-sungguh Tuhanku?