Tiga Sudut Pandangan tentang Penderitaan

Oleh: Pst. Max Chandra

Yohanes 9:1-7

Sejak Adam jatuh dalam dosa, maka keturunannya ada kemungkinan lahir cacat.  Ada yang lahir cacat dan ada yang sehat tanpa cacat.  Tentu kebanyakan orang lahir sehat tanpa cacat.  Sebab itu jika ada yang lahir cacat adalah pengecualiaan yang memang mungkin bisa terjadi di antara orang berdosa sebagai akibat dosa.  Dalam kisah ini ada orang lahir buta menjadi pengemis.  Mungkin dia dan orang tuanya merasa Tuhan tidak adil terhadap mereka.  Ketika Yesus dan murid-murid-Nya bertemu dengan si buta, bertanyalah murid-murid-Nya: "Siapakah yang berdosa sehingga dia lahir buta?”

Murid-murid Yesus memberikan dua pilihan kepada Yesus.  Pertama: Apakah dia sendiri? Dan kedua apakah orang tuanya?  Si buta telah buta sejak lahir.  Apakah dia berdosa dalam kandungan ibunya?  Atau apakah dia seorang berdosa besar yang lahir kembali bereinkarnasi ke dunia?  Pilihan kedua, apakah akibat dosa orang tuanya?  Pilihan kedua ini lebih masuk akal, memang ada orang ingin menggugurkan bayinya tapi gagal akhirnya lahir cacat.  Lalu Yesus menjawab, bukan yang pertama juga bukan yang kedua.

Yesus mengatakan bahwa orang buta sejak lahir ini akan diberikan kesempatan untuk menyatakan pekerjaan Allah melalui kecacatannya.  Kata Yesus selama masih siang kita harus mengerjakan pekerjaan Bapa yang mengutus Aku.  Ini adalah kesempatan.  Tuhan akan menyatakan kemuliaan dan kebesaran-Nya melalui si buta ini.  Berkat yang besar ditemukan di dalam kesulitan dan kelemahan.

Orang yang cacat, lemah, kekurangan lebih tahu bersandar kepada Tuhan daripada orang yang hidup dalam kelimpahan.  Tidak sedikit orang besar dan sukses lahir dalam keluarga miskin dan berkekurangan.  Fanny Crosby adalah seorang buta sejak masih kecil.  Karena kebutaannya dia tidak banyak bepergian sehingga banyak waktu dipakainya mengarang lagu-lagu rohani yang menjadi berkat bagi orang lain.  Karena tidak dapat melihat, kepekaan telinganya berlipat ganda dan hubungannya dengan Tuhan begitu intim.  Dia mengarang enam ribu lagu rohani semasa hidupnya, salah satu lagunya yang sering kita nyanyikan ialah :”Salib-Nya salib-Nya selama mulia.”

Seandainya Fanny tidak buta mungkin dia menjadi nyonya besar, artis terkenal tetapi jauh dari Tuhan.  Apapun keadaan kita - sehat atau kekurangan - Tuhan mengasihi kita. Mari kita hitung berkat Tuhan dalam hidup kita.

Previous
Previous

Keluarga Otniel (Bagian I)

Next
Next

Pintu yang Sempit