Pintu yang Sempit

Oleh: Pdt. Dimas A. Gulo

Lukas 13:24, … ”Berjuanglah untuk masuk melalui pintu yang sesak itu!”

Croissant, pansit, kari babi, dan segala macam makanan lezat menunggu mereka yang menemukan dan memasuki Narrow Door Cafe. Terletak di kota Tainan, Taiwan, kafe ini benar-benar sebuah lubang di dinding. Pintu masuk lebarnya hampir empat puluh sentimeter (kurang dari enam belas inci)—cukup bagi rata-rata orang untuk masuk! Namun, terlepas dari tantangannya, kafe unik ini telah menarik banyak orang.

Apakah ini benar pintu sempit seperti yang dijelaskan dalam Lukas 13:22–30? Seseorang bertanya kepada Yesus, “Tuhan hanya sedikit sajakah orang yang akan diselamatkan?” (ay.23). Sebagai jawaban, Yesus menantang orang itu untuk “berusaha masuk melalui pintu yang sempit” ke kerajaan Allah (ay. 24). Dia pada dasarnya bertanya, "APAKAH YANG DISELAMATKAN TERMASUK ANDA?" Yesus menggunakan analogi ini untuk mendesak orang-orang Yahudi agar tidak sombong. Banyak dari mereka percaya bahwa mereka akan masuk ke dalam kerajaan Allah karena mereka adalah keturunan Abraham atau karena mereka menaati hukum Taurat. Tetapi Yesus menantang mereka untuk menanggapi Dia di hadapan “pemilik rumah (Yesus) . . . yang telah menutup pintu” (ay.25).

Baik latar belakang keluarga maupun perbuatan kita tidak dapat membuat kita benar di hadapan Tuhan. Hanya iman kepada Yesus yang dapat menyelamatkan kita dari dosa dan kematian (Efesus 2:8-9; Titus 3:5-7). Pintunya sempit, tetapi terbuka lebar bagi semua orang yang percaya kepada Yesus. Dia mengundang kita hari ini untuk mengambil keputusan untuk masuk melalui pintu sempit kerajaan-Nya.

Kata-kata Yesus dalam Lukas 13:22–30 ditujukan kepada orang-orang Israel. Mereka telah makan dan minum bersama-Nya dan mendengarkan pengajaran-Nya (ay.26). Namun ada kebenaran yang lebih besar bagi kita semua. Ketika Kristus mengacu pada orang-orang dari segala penjuru yang datang ke pesta Allah (ay. 29), Yesus menjelaskan masuknya orang-orang bukan Yahudi ke dalam kerajaan Allah. Inilah yang dimaksud dengan "mereka yang terakhir [bangsa-bangsa lain] akan menjadi yang pertama" (ay. 30). Tanggapan Yesus yang agak panjang atas pertanyaan pertama, “Akankah hanya sedikit orang yang akan diselamatkan?” (ay.23), bukan berarti jumlah orang yang diselamatkan akan sedikit. Sebaliknya, "pintu sempit" (ay. 24) mengacu pada jalan eksklusif menuju Allah—hanya melalui Yesus Anak Allah. Sebanyak yang mau masuk melalui Kristus akan diterima ke dalam kerajaan.

Previous
Previous

Tiga Sudut Pandangan tentang Penderitaan

Next
Next

Pengampunan dan Kesembuhan