SIMSON

Oleh : Pdt. Djohan Kusnadi

Simson merupakan sosok hakim yang sangat kontroversi. Kontroversi karena ia dilahirkan sebagai nazir Allah yang tentu hidupnya harus lebih tinggi kualitas kerohaniannya namun faktanya hidupnya jauh lebih rendah dari rata-rata kebanyakan orang.

Nazir Allah adalah orang yang mengkhususkan hidupnya bagi Tuhan (Bil. 6:2). Alkitab memberikan petunjuk tentang seorang nazir Allah: maka haruslah ia menjauhkan dirinya dari anggurdan minuman yang memabukkan, jangan meminum cuka anggur atau cuka minuman yang memabukkan dan jangan meminum sesuatu minuman yang dibuat dari buah anggur, dan jangan memakan buah anggur, baik yang segar maupun yang kering. Selama waktu kenazirannya janganlah ia makan sesuatu apapun yang berasal dari pohon anggur, dari bijinya sampai kepada pucuk rantingnya.  Selama waktu nazarnya sebagai orang nazir janganlah pisau cukur lalu di kepalanya; sampai genap waktunya ia mengkhususkan dirinya bagi TUHAN, haruslah ia tetap kudus dan membiarkan rambutnya tumbuh panjang. Selama waktunya ia mengkhususkan dirinya bagi TUHAN, janganlah ia dekat kepada mayat orang;  bahkan apabila mati ayahnya ataupun ibunya, saudaranya laki-laki ataupun saudaranya perempuan, janganlah ia menajiskan dirinya kepada mereka, sebab tanda kenaziran bagi Allahnya ada di atas kepalanya. Selama waktu kenazirannya ia kudus bagi TUHAN (Bil 6:3-8).

Simson sudah dinubuatkan bahwa ia akan menjadi nazir Allah.  Oleh sebab itu ibunya tidak boleh meminum anggur dan tidak boleh makan makanan haram. Ini sungguh suatu anugerah yang amat besar bagi Manoah dan istrinya yang sudah lama tidak dikaruniai anak.  Bayangkan sudah begitu lama mereka merindukan seornag anak dan sekarang mereka dijanjikan akan dikaruniai seorang anak yang dari Tuhan. Kerinduan hati mereka segera terpenuhi dan mereka akan mempunyai seorang anak dari rahim istrinya sendiri dan anak itu laki-laki. Ini tentu sangat diharapakan Manoah untuk meneruskan garis keturunannya.  Belum lagi anak itu terpilih sebagai nazir Allah.  Ini tentu suatu kedudukan yang sangat terhormat apalagi ditambah ia dipilih sebagai pemimpin bangsa Israel. Bayangkan belum lahir saja sduah dijanjikan begitu indah dan yang paling indah, Simson inilah yang dipilih untuk membebaskan bangsa Israel dari penjajahan bangsa Filistin. Penjajahan yang sudah mereka alami hingga mencapai 40 tahun ketika Simson memulai peranannya.  Sungguh ini suatu keharuman bagi nama Manoah sebagai orang tuanya dan suku Dan yang cenderung kurang popular saat itu.

Simson yang dirancang Allah begitu indah ternyata tidak hidup menurut jalan yang Tuhan kehendaki. Kegagalan Simson adalah:

Satu, ia tidak menunjukan rasa hormatnya akan perintah Allah khususnya tentang perkawinan campur.  Allah sebelumnya sudah memberikan banyak petunjuk mulai dari larangan orang tuanya agar tidak mengambil isteri dari bangsa yang tidak bersunat (Hak 14:3). Itu karena orang tuanya paham betul akan perintah Tuhan dalam Keluaran 34:16: Apabila engkau mengambil anak-anak perempuan mereka menjadi isteri anak-anakmu dan anak-anak perempuan itu akan berzinah dengan mengikuti allah mereka, maka mereka akan membujuk juga anak-anakmu laki-laki untuk berzinah dengan mengikuti allah mereka.

Juga tertulis dalam Ulangan 7:3-4: Janganlah juga engkau kawin-mengawin dengan mereka: anakmu perempuan janganlah kauberikan kepada anak laki-laki mereka, ataupun anak perempuan mereka jangan kauambil bagi anakmu laki-laki; sebab mereka akan membuat anakmu laki-laki menyimpang dari pada-Ku, sehingga mereka beribadah kepada allah lain. Maka murka TUHAN akan bangkit terhadap kamu dan Ia akan memunahkan  engkau dengan segera. Namun sayang sekali, Simson mengabaikan sama sekali nasehat orang tuanya dan ia tetap bersikeras ingin menikahi wanita asing itu.

Oleh karena kekerasan hati Simson yang tidak mau hidup sebagaimana seharusnya seorang nazir Allah, menyebabkan Allah memakai kesempatan jahat tersebut untuk mencapai tujuanNya. Tuhan tetap masih bisa berkarya di tengah-tengah ketidaktaatan Simson (bandingkan dengan Hak. 14:4).

Dua, Simson mengambil madu dari bangkai singa. Ini juga melakukan pelanggaran akan ketetapan Allah dimana ia pasti menyentuh bangkai singa yang dibunuhnya beberapa saat yang lalu ketika ia berusaha mengambil madu di dalamnya.  Ini melanggar status kenaziran seperti yang tertulis dalam Imamat 11:27-40. Dalam bagian tersebut jelas sekali Tuhan melarang menyentuh bangkai binatang atau memakan makanan yang tersentuh oleh bangkai. Namun Simson melanggarnya dan bahkan memberikan madu itu juga kepada orang tuanya yang tidak tahu dari mana asal madu tersebut. 

Tiga, Simson gagal dalam pernikahannya. Betul saja, pelamaran dan pernikahan tidaklah berlangsung mulus dan hanya seumur jagung.  Ketiga puluh orang Filistin yang dipilih Simson sebagai pendampinya ternyata melakukan kecurangan dengan memaksa istri Simson untuk menceritakan arti dari teka-teki yang mereka pertaruhkan.  Alasannya karena mereka tidak ingin jadi miskin jika kalah karena tidak bisa menjawab teka teki tersebut.  Mereka mengancam akan membakar istri Simson tersebut beserta dengan seisi rumah ayahnya jika istri Simson tidak berhasil membujuk Simson agar menceritakan arti teka-teki tersebut. Oleh karena tangisan berhari-hari maka timbulah rasa iba dalam hati Simson dan ia menceritakan arti teka teki tersebut dan tentu saja sang istri segera memberi tahukan arti teka teki tersebut agar dirinya dan keluarganya selamat(Hak. 14:15-17).

Kecurangan mereka itu membuat Simson menjadi marah sehingga ia pergi ke Askelon (daerah lain di Filistin) dan membunuh 30 orang disana serta melucuti pakaian mereka  demi untuk membayar taruhannya kepada ke 30 orang pendampingya itu. Simsonpun meninggalkan pesta pernikahan itu dan kembali ke rumah ayahnya karena ia merasa dihianati oleh istrinya dan para pendampingnya.

Kemarahan Simson serta tindakannya meninggalkan pesta nikah diartikan oleh ayah mertuanya sebagai tindakan tidak lagi mencintai anak gadisnya maka untuk menjaga aib keluarga diserahkanlah istri Simson itu kepada bekas pengiring Simson. Akibatnya, ketika Simson kembali lagi ke Timna, tempat istrinya tinggal ternyata istrinya itu sudah menjadi milik salah seorang pengiring Simson dan itu membuat kemarahan Simson kembali memuncak sehingga ia membakar tumpukan gandum dan gandum-gandum yang belum dituai serta kebun-kebun zaitun bangsa Filistin dengan memakai 300 ekor anjing hutan yang dililit ekornya dengan obor (Hak. 15:5).

Anda bisa bayangkan kesalahan karena tidak mau taat akan ketetapan Allah dalam memilih pasangan hidup berdampak sangat besar serta membawa efek yang terus menerus terjadi yang semakin kacau, semakin kalut dan semakin parah.

Dalam memilih pasangan Firman Allah mengajarkan carilah pasangan yang seiman yaitu sama-sama di dalam iman kepada Tuhan Yesus serta tinggal di dalam Kristus. Ini tidak berarti harus seagama atau sepelayanan tetapi satu hati tinggal di dalam Kristus Yesus. Sehingga hasilnya semakin erat relasi mereka dengan Tuhan maka semakin dekat pula kemesraan dan kesehatian yang mereka dapatkan.  Semakin jauh salah satu dari Tuhan maka semakin renggang pula jarak komunikasi dan semakin sulit untuk saling mengerti dan memahami satu terhadap yang lain.

Karena sehati maka mereka akan sama-sama melayani Tuhan dan memberikan banyak waktu mereka untuk Tuhan dan pekerjaan Tuhan.  Hasilnya kehidupan mereka semakin berbuah dan semakin luar biasa dipakai Tuhan.

Simson begitu sembrono dalam mencari pasangan hidup.  Konsepnya hanya satu yaitu wanita itu sangat cantik menurutnya.  Ia tidak menghiraukan satu iman, tidak mementingkan restu orang tua atau gereja.  Ia tidak mementingkan unsur kecocokan atau kesetiaan terhadap pasangan. Yang penting hanya satu yaitu cantik. Akibatnya, di hari pernikahan yang belum selesai, Simson meninggalkan pesta pernikahannya sehingga untuk menghilangkan aib maka terpaksa sang ayah dari perempuan tersebut menyerahkan anak gadisnya kepada salah satu pengiring Simson.

Pernikahan macam apa ini? Masakan pengantin wanita harus dipermalukan di muka umum karena suaminya kabur tidak mau meneruskan pernikahan tersebut. Itu berarti terjadi ‘perceraian’ di hari pernikahan.  dan lebih tragis lagi istri dan ayahnya harus mati dibakar oleh orang Filistin sendiri karena hidup dengan pria lain.  Ini disebabkan oleh kemarahan Simson yang berakibat terbakarnya hasil panen gandum dan kebun zaitun mereka oleh ulah Simson.

Previous
Previous

God is Good All the Time

Next
Next

Jangan Balas Dendam!