Melangkah dengan Cara Pandang Baru

Oleh : Hani Rohayani

Nats : Yesaya 43:18-20

Suatu hari, ketika anak kami kelas 2 SD, saya dipanggil oleh guru wali kelasnya. Setelah bertemu, ternyata guru wali kelas anak kami menganjurkan untuk membawa anak kami ke dokter mata. Katanya, anak kami sudah selalu duduk di kursi barisan pertama tapi baru-baru ini, setiap kali menulis atau membaca tulisan di papan tulis, dia selalu mengecilkan matanya dan terlihat sangat berjuang untuk bisa menangkap tulisan tersebut. Kami menangkap niat baik tersebut dan membawa anak kami ke dokter mata. Setelah diperiksa, dokter mengatakan bahwa retina anak kami lebih pipih dari orang kebanyakan sehingga membuat retinanya bekerja lebih keras. Dokter berkata bahwa ini adalah bawaan lahir. Walaupun dia masih kecil saat itu, kami ikut saran dokter untuk membelikan kacamata. Setelah dia memakai kacamata, gurunya bicara lagi dengan saya ketika saya menjemput anak ke sekolah, bahwa anak kami sekarang bisa mengikuti pembelajaran dengan baik karena penglihatannya jelas, dia juga tidak terlihat sangat berjuang untuk melihat ke papan tulis.

Pengalaman anak kami ini menjadi gambaran bahwa kita akan mengalami kesulitan dan bahkan salah memahami atau mengerti sebuah peristiwa ketika cara pandang kita terganggu. Ada yang merintangi cara pandang kita. Cara pandang ini akan terlihat dari perilaku kita sehari-hari, kepada: orang tua, pasangan, anak-anak, teman, bahkan kepada Tuhan. Jika kita memliki cara pandang yang negatif terhadap seseorang atau sesuatu, maka sikap kita terhadap orang tersebut pun akan negatif, demikian sebaliknya.

Kalau kita melihat nats kita, bangsa Israel saat itu sedang dibuang ke Babel. Pembuangan ini dialami Israel dalam kurun waktu yang lama dan menyebabkan kesusahan yang sangat berat. Karena mereka begitu lama mengalami kesusahan, hal ini membuat bangsa Israel menjadi putus harapan. Cara pandangnya hanya berfokus bahwa tidak ada jalan keluar dan mulai melupakan janji-janji Allah yang sudah disampaikan melalui Nabi-Nya.

Tapi pada Yesaya 43:18-20 Allah memberikan perintah baru supaya bangsa Israel memiliki cara pandang yang baru. Melihat hidup mereka dengan kacamata Allah. Yesaya menuliskan bahwa ”firman-nya : Janganlah ingat-ingat hal-hal yang dahulu….Aku hendak membuat sesuatu yang baru…Aku hendak membuat jalan di padang gurun dan sungai-sungai di padang belantara….Aku telah membuat air memancar di padang gurun…”.

Dari ayat-ayat tersebut kita melihat bahwa Allah sanggup melakukan hal-hal yang mustahil menurut pandangan kita. Allah juga mau kita meyakini bahwa hal tersebut pasti terjadi dalam kehidupan kita semua. Di tengah tekanan, kebuntuan, kesedihan, sakit fisik yang sedang kita alami, Allah pasti akan membuat jalan “di padang gurun” kita masing-masing. Itulah cara pandang yang baru, cara pandang Allah.

Mari kita menjalani tahun 2023 ini dengan memakai cara pandang Allah. Meminta kekuatan Allah untuk hidup fokus memandang kepada Allah apapun yang sedang kita alami. Tuhan Allah menuntun langkah kita sekalian.

Previous
Previous

Keluarga Saul (Bagian 2)

Next
Next

Keluarga Saul (Bagian 1)