Keluarga Ahab

Oleh : Pdt. Djohan Kusnadi

Ahab adalah anak dari Raja Omri dan merupakan raja ke-7 bangsa Israel. Latar belakang ayahnya, Omri adalah panglima perang bangsa Israel di zaman Raja Ela yang akhirnya mati dibunuh oleh salah seorang panglima kuda perangnya yang bernama Zimri (I Raj 16:9-10).  Kemudian Ketika diangkat oleh rakyat menjadi raja maka Omri memimpin pasukan mengepung istana dan menewaskan Zimri yang sudah mati terbakar di istana. Itu berarti masa kecil Ahab penuh dengan pembentukan kedisiplinan oleh ayahnya, mendengar dan terkadang menyaksikan kisah kekerasan dan pembunuhan karena ia dibesarkan oleh panglima tentara yang terkenal tegas, berani, kasar dan kejam.

Satu hal yang menarik adalah Ahab memilih pasangan yang adalah putri raja Sidon (I Raj 16:31), pemuja dewa Baal yang bernama Izebel. Pengaruh Izebel ini sangat luar biasa sehingga ia bisa menjadikan Ahab sebagai boneka dari raja Israel Utara karena sesungguhnya ia sendirilah yang mengendalikan Ahab. Di tangan Izebel, Ahab akhirnya turut menyembah bersamanya kepada dewa Baal. Ahabpun terdorong untuk mendirikan altar bagi dewa Baal di Samaria (I Raj 16:32) sehingga hal ini menimbulkan sakit hati Tuhan kepada Ahab dan kepada bangsa Isarel.  Bayangkan seorang yang berdisiplin militer, keras, dan kasar bisa menjadi lunak, tunduk, dan takhluk kepada seorang wanita Izebel yaitu istrinya.

Padahal bila melihat dalam sejarah, Ahab ternyata sangat mampu dan berhasil membebaskan bangsa Israel dari cengkraman raja Aram yang saat itu dipimpin oleh raja Benhadad. Tidak diceritakan adanya campur tangan sang istri di dalamnya.  Sebaliknya dicatat dengan jelas bahwa  dengan pertolongan Tuhan melalui Nabi yang diutusnya maka Ahablah yang ditunjuk untuk memulai perang bersama orang- orang muda pengiring kepala-kepala daerah melawan bangsa Aram (I Raj 20:14). Ahabpun berhasil mengalahkan dan menumpas bangsa Aram melalui dua kali peperangan bahkan Ahab juga berhasil merebut kembali kota-kota yang dahulu diduduki tentara Aram kembali menjadi miliknya bahkan Ahab diperbolehkan mengadakan pasar di daerah damsyik (I Raj 20:34). Namun sayang kehebatannya itu tidak berkembang namun semakin merosot karena ia begitu takluk kepada istrinya yang baginya adalah sosok wanita idaman yang segala-galanya.

Isebel ini juga yang mengambil inisiatif untuk membunuh Nabi Elia karena Nabi Elia telah membunuh seluruh nabi baalnya (I Raj 19:2). Nabi Eliapun yang begitu luar biasa dipenuhi kekuatan dan urapan Allah menjadi begitu ketakutan dan minta mati kepada Tuhan akibat ancaman Izebel itu. Disini memperlihatkan begitu besar dan kuatnya pengaruh permaisuri bahkan lembaga kenabian begitu mudah ditaklukan dan ingin dihancurkan olehnya.

Izebel ini jugalah yang mengatur strategi busuk untuk merebut ladang anggur Nabot demi untuk menyenangkan hati suaminya. Ia tahu suaminya sangat merindukan tanah kebun anggur Nabot itu.  Strategi Izebel itu sangat jahat dimana Nabot difitnah sebagai seorang yang telah mengutuki Allah dan raja dan ia bisa mendapatkan orang bayaran untuk bersaksi dusta sehingga akhirnya Nabot bisa dibunuh dan kebun anggurnya berhasil direbut dengan mudah oleh Ahab melalui strategi Izebel.

Dari sini dapat disimpulkan bahwa Izebel jauh lebih cerdik, lebih berkuasa, lebih dominan, lebih licik dibandingkan dengan Ahab. Ahab sungguh jauh kalah pamor dibandingkan dengan istrinya. 

Mengapakah Ahab begitu ‘tunduk’ dan takluk kepada istrinya?

Pertama, cintanya kepada istrinya begitu kuat. Kemungkinan besar Izebel itu sangat cantik parasnya dan banyak diperebutkan oleh para pria dari kerajaan-kerajaan lain.  Mungkin karena begitu sulitnya memperoleh cinta Izebel membuat Ahab begitu menderita, harus berjuang habis-habisan dan akhirnya Ahabpun berhasil memperoleh Isebel yang sangat cantik jelita dan cerdik itu.  Bisa kita bayangkan bahwa segala jerih payahnya tidaklah sia-sia dan itu membuatnya sangat memanjakan Isebel karena saking cintanya kepada Isebel melebihi segala-galanya. 

Dua, Ahab sadar Izebel sangat bisa diandalkan karena mampu membantu memecahkan segala persoalan yang dihadapi dan terbukti khasiatnya luar biasa.  Alkitab memberikan contoh yang jelas mengenai kebun anggur Nabot. Ahab begitu menyukai kebun anggur itu karena berbatasan dengan istananya (I Raj 21:1). Nabot menolak untuk menjualnya kepada Ahab karena tanah itu tanah warisan nenek moyang Nabot.  Penolakan Nabot sangat masuk akal namun itu membuat Ahab tidak nafsu untuk makan karena ia begitu menyukai tanah Nabot itu.  Sifat kekanak-kanakan Ahab itu dengan mudah diatasi oleh Izebel bahkan Ahab bisa memperoleh kebun anggut Nabot yang sangat dirindukannya dengan gratis karena Nabot akhirnya dibunuh akibat siasat jahat Izebel yang mengfitnah Nabot.

Tiga, kepemimpinan Izebel juga luar biasa dimana ia berhasil merekrut 450 nabi Baal untuk memimpin proses penyembahan kepada dewa Baalnya. Ternyata Isebel juga adalah imam dewa Asyera dan juga imam dewa Baal (I Raj 16:31).  Izebel jugalah yang memelihara kehidupan termasuk makanan para nabi-nabinya itu. Kemungkinan Sebagian besar didatangkan dari negrinya sendiri dan sebagian kecil lagi adalah bangsa Israel yang sudah terlatih untuk ibadah pemujaan.  Semua kebutuhan logistik tentu dari suaminya dan peranannya sebagai permaisuri raja. 

Selain itu kepemimpinan Izebel berhasil melenyapkan seluruh nabi-nabi Tuhan yang berada di Israel sehingga hanya sebagian kecil sekitar 100 orang yang berhasil diselamatkan oleh Obaja dan disembunyikan dalam 2 gua masing-masing berisi 50 orang Nabi Tuhan (I Raj 18:13).  Obaja inilah yang mensuplai segala kebutuhan makanan minuman para-Nabi Tuhan itu agar mereka tetap hidup dan terlindungi.

Dimanakah letak akar masalah Ahab? Kekuatan cinta yang luar biasa berhasil membutakan mata rohani Ahab sehingga ia lebih memilih dan menuruti segala keinginan istrinya yang bertentangan dengan kehendak Tuhan.  Kekuatan cinta itu lahir karena terpesona akan kecantikan yang membuat Ahab tidak bisa lagi hidup tanpa mendapatkan Izebel.

Sampai saat ini ada cukup banyak suami berada dalam kondisi seperti ini.  Bahkan ada di banyak negara mereka begitu mengagungkan wanita dan membiarkan wanita yaitu istrinya untuk memimpin keluarga. Bagi mereka hal ini pasti akan membuat istrinya senang dan bila istri senang maka keluarga pasti akan bahagia. Bila mereka pergi berbelanja maka istrilah yang berjalan di depan memimpin dan mengarahkan area mana yang mau dituju sedangkan peran suami adalah di belakang menjaga anak-anak atau paling tidak membawa barang-barang belanjaan. 

Ini sering terjadi akibat kultur budaya yang ada di suatu negara /wilayah atau karena cinta sang suami terlalu kuat sehingga ia begitu tunduk dan pasrah terhadap segala keinginan istrinya.  Akibatnya suami itu bisa menjadi baik atau jahat tergantung dari istrinya.  Bila ia berhasil mendapatkan istri yang baik maka ia akan berubah total menjadi sangat baik seperti yang diinginkan oleh istrinya. Ia menjadi aktif menolong orang, begitu ramah, sopan dan sering berbuat baik karena ia melihat istrinya melakukan hal seperti itu dan iapun disuruh istrinya untuk melakukan hal-hal yang serupa.  Maka akhirnya berubahlah suami itu menjadi seorang yang baik persis seperti istrinya.

Celakanya bila istrinya jahat maka suami ini akan berangsur berubah menjadi jahat misalkan suka menghalalkan segala cara demi untuk mendapatkan keuntungan, suka mengambil jalan pintas tanpa mengikuti aturan atau prosedur yang ada. Suka mendahulukan kepentingan sendiri dan tidak peduli dengan segala kebutuhan orang disekitar. Suka main hakim sendiri dan menganggap diri mereka selalu yang paling benar. Akibatnya banyak orang yang mengenali suami ini menjadi terkejut karena dulunya ia pria yang baik-baik sekarang berubah drastik menjadi sangat egois dan jahat karena ulah istrinya.

Si suami rela diperbudak oleh istrinya agar hidupnya tenang dan tenteram. Ia takut ditinggal apalagi diceraikan oleh istrinya.  Ia takut kehilangan hak asuh atau kesempatan bersama dengan anak-anaknya bila ia berpisah dengan istrinya. Ia takut tidak bisa hidup sendiri dan menanggung kesepian seumur hidup.  Ia takut bila ia sakit tidak ada yang mengurusi atau ada yang peduli dengannya. Ia takut tidak bisa mengatur keuangan karena selama ini istrinya yang mengendalikan semua keuangan yang ada. Ia takut biaya hidup lebih mahal bila hidup seorang diri dibanding dengan berkeluarga.  Ia takut harus keluar dari rumah dan mencari tempat yang jauh tidak nyaman dibandingkan dengan rumah istrinya. Dan masih banyak lagi ketakutan dan kekuatiran yang ada dalam benaknya. Maka solusi yang terbaik adalah menelan pil pahit bila hidupnya harus dijajah oleh sang istri karena itu lebih baik dari pada ditinggalkan oleh sang istri.  Ia hanya berharap hari esok menjadi jauh lebih baik karena ia tidak bisa melawan kondisi yang sekarang ini. Ia berharap anak-anaknya kelak bisa hidup lebih bahagia dari dirinya. Selain itu ia juga menemukan ada cukup banyak kebaikan dari sang istri yang menjadi penghiburannya Ketika ia ditekan oleh sang istri. 

Previous
Previous

Keluarga Ahab (Bagian II)

Next
Next

Pengorbanan Kristus