Kasih yang Mengikat

Oleh : Pdt. A. Arianto

”Jangan kau tinggalkan temanmu dan teman ayahmu. Jangan datang di rumah saudaramu pada waktu engkau malang.  Lebih baik tetangga yang dekat dari pada saudara yang jauh. ”
Amsal 27:10

Pada satu ayat Firman Tuhan dalam Amsal 27:10..”Jangan kau tinggalkan temanmu dan teman ayahmu. Jangan datang di rumah saudaramu pada waktu engkau malang.  Lebih baik tetangga yang dekat dari pada saudara yang jauh. ” Maksud Salomo di sini (Amsal 27:10) bukanlah bahwa kita harus mengabaikan dan tidak mempedulikan keluarga (saudara).

Apa yang disampaikan Salomo sungguh unik dan  memberikan satu pelajarannya adalah kita tidak sekedar bergantung pada saudara sedarah hanya karena mereka adalah saudara sedarah. Teman dan tetangga bisa sama penting dan membantu dalam keadaan krisis. Bahkan, persahabatan bisa menjadi lebih dekat daripada ikatan keluarga (Amsal 17:17 “Seorang sahabat menaruh kasih setiap waktu, dan menjadi seorang saudara dalam kesukaran.”). Daripada mencari kerabat yang jauh—secara fisik atau emosional—kita harus mengandalkan orang-orang di sekitar kita terlebih dahulu.

Selanjutnya … Amsal ini tampaknya merupakan ekspresi yang unik di mana Salomo mengutip pergantian frasa yang diketahui untuk menekankan maksudnya. Hubungan darah memiliki arti yang jelas, tetapi ukuran sebenarnya dari suatu hubungan adalah kasih, bukan hanya kelahiran. Kitab Suci menyertakan beberapa contoh dan pelajaran yang menekankan hal ini (Lukas 8:20–21; 20“ Orang memberitahukan kepada-Nya: "Ibu-Mu dan saudara-saudara-Mu ada di luar dan ingin bertemu dgn Engkau." 21  Tetapi Ia menjawab mrk: "Ibu-Ku dan saudara-saudara-Ku ialah mereka, yang mendengarkan firman Allah dan melakukannya." 

1 Samuel 18:1-ff Kisah Daud dan Jonathan “Ketika Daud habis berbicara dengan Saul, berpadulah jiwa Yonatan dengan jiwa Daud; dan Yonatan mengasihi dia seperti jiwanya sendiri.”).

Kita diperintahkan untuk mengasihi sesama kita seperti diri kita sendiri. Dalam kehidupan kita yang sibuk, yang dikejar target, kemajuan teknologi yang sangat pesat,  kita mungkin tidak meluangkan waktu untuk memupuk persahabatan yang penuh kasih, tetapi setiap orang perlu menjadi tetangga yang baik dan memiliki sesama yang baik. Sayangnya, di kota-kota yang padat banyak orang bahkan tidak bisa menyebutkan nama tetangga sebelahnya.

Ada satu kisah dalam  2 Raja-Raja 4:1–7 menceritakan kisah tentang keadaan putus asa janda salah seorang putra para nabi. Dia sangat terlilit hutang dan tidak memiliki apa-apa selain sebotol minyak. Atas arahan Elisa, dia meminjam wadah dari tetangganya. Dia menuangkan minyak dari kendinya ke dalamnya dan mereka mengisinya dengan minyak, yang bisa dia jual untuk melunasi utangnya. Rupanya, janda itu menikmati hubungan baik dengan tetangga dekatnya.

Kita perlu memiliki orang-orang yang dekat dengan kita (bisa saudara kandung, bisa juga teman, … bisa juga tetanggal ), orang yang ada di dalam musim-musim kehidupan kita. Orang-orang, dimana kita dapat  mempraktekkan kasih Allah di dalam hidup dari hari ke sehari. Imanuel

Previous
Previous

Keluarga Daud (Bagian 2)

Next
Next

Keluarga Daud (Bagian 1)