Keluarga Daud (Bagian 2)

Oleh : Pdt. Djohan Kusnadi

Dari ke tiga jenis dosa Daud ini kita jadi bertanya-tanya, mengapa Allah masih begitu mengasihi Daud dan memberkati dirinya luar biasa?

Ada sebab-sebab yang menjadikan Daud begitu dikasihi Tuhan Allah yaitu:

Satu, Daud memiliki persekutuan yang intim dan manis bersama Tuhan.
Ini bisa dilihat dari tulisan Mazmur-Mazmur Daud yaitu: Mazmur 3-9; 11-32; 34-41;51-65;68-71;86, 89, 101. 103, 108-110, 122, 124, 131, 133, 138-145 and II Sam 22,23. Bila dijumlahkan adalah 67 Mazmur. Hampir separuh dari Mazmur adalah karya Daud. Luar biasa bukan. Disana tidak ada satupun Mazmur Saul atau raja-raja Israel lainnya kecuali Salomo.

Dari Mazmur-Mazmur itu bisa dilihat betapa ketergantungan Daud kepada Tuhan dan betapa polos dan rendah hatinya Daud di hadapan Tuhan. Seorang yang suka bersaat teduh berarti ia menyadari dirinya tidak bisa berjalan sendiri tanpa Tuhan yang memimpinnya. Bukti bahwa dirinya begitu mengasihi Tuhan Allahnya dan memuji kebesaran-Nya.

Bagaimana dengan Anda? Inginkah berkat dan kuasa Tuhan yang pernah mengalir ke dalam diri Daud dan keturunannya terjadi dalam hidup kita? Mulailah belajar bersaat teduh dengan baik dan teratur. Carilah Tuhan terlebih dahulu ketika bangun pagi hari sebelum memulai aktivitas setiap hari.

Dua, dari bacaan 2 Samuel 12: 7-15: Kemudian berkatalah Natan kepada Daud: "Engkaulah orang itu! Beginilah firman TUHAN, Allah Israel: Akulah yang mengurapi engkau menjadi raja atas Israel dan Akulah yang melepaskan engkau dari tangan Saul. 12:8 Telah Kuberikan isi rumah tuanmu kepadamu, dan isteri-isteri tuanmu ke dalam pangkuanmu. Aku telah memberikan kepadamu kaum Israel dan Yehuda; dan seandainya itu belum cukup, tentu Kutambah lagi ini dan itu kepadamu 12:9 Mengapa engkau menghina TUHAN dengan melakukan apa yang jahat di mata-Nya? Uria, orang Het itu, kaubiarkan ditewaskan dengan pedang; isterinya kauambil menjadi isterimu, dan dia sendiri telah kaubiarkan dibunuh oleh pedang bani Amon. 12:10 Oleh sebab itu, pedang tidak akan menyingkir dari keturunanmu sampai selamanya, karena engkau telah menghina Aku dan mengambil isteri Uria, orang Het itu, untuk menjadi isterimu. 12:11 Beginilah firman TUHAN: Bahwasanya malapetaka akan Kutimpakan ke atasmu yang datang dari kaum keluargamu sendiri. Aku akan mengambil isteri-isterimu di depan matamu dan memberikannya kepada orang lain; orang itu akan tidur dengan isteri-isterimu di siang hari. 12:12 Sebab engkau telah melakukannya secara tersembunyi, tetapi Aku akan melakukan hal itu di depan seluruh Israel secara terang-terangan. " 12:13 Lalu berkatalah Daud kepada Natan: "Aku sudah berdosa kepada TUHAN." Dan Natan berkata kepada Daud: "TUHAN telah menjauhkan dosamu itu : engkau tidak akan mati. 12:14 Walaupun demikian, karena engkau dengan perbuatan ini telah sangat menista TUHAN, pastilah anak yang lahir bagimu itu akan mati." 12:15 Kemudian pergilah Natan ke rumahnya.

Teguran dan hukuman ini adalah akibat dari dosa Daud yang telah berzinah dengan Batsyeba, istri Uria dan dengan licik membunuh Uria secara tidak langsung dan merampas istrinya.

Dari bacaan ini kita simpulkan Daud memiliki hati yang mau ditegur bahkan rela dipermalukan di depan para petinggi-petinggi istana dan para pegawainya. Dosanya dibuka di depan umum dan Daud saat itu bisa dengan mudah memberi perintah kepada para tentarnya untuk menangkap Nabi Natan dan menebas lehernya. Natan bisa mati saat itu juga. Namun Daud memilih sikap bertobat dan menyesali dosanya.

Sikap inilah yang melunakan hati Tuhan dan menyenangkan hatiNya. Sikap seperti ini hanya bisa dilakukan bila sesoerang mau merendahkan dirinya di hadapan Tuhan dan itu terjadi bila ia memiliki persekutuan yang intim dengan Tuhan. Maukah kita diampuni dosa-dosa kita, melihat betapa indahnya hidup ini, dan hidup kita bisa dipakai Tuhan dan disertai Tuhan?

Kesalahan Daud memang diampuni Tuhan namun akibat dosa Daud itu terus mengalir dan harus ditanggung seumur hidupnya. Mulai dari anak dari hasil perzinahannya harus mati walau Daud sudah berdoa, berpuasa, merendahkan diri. Apa yang dilakukan oleh seorang ayah juga menurun kepada anak-anaknya. Amnon dengan tega meniduri Tamar, adiknya sendiri walau dari berlainan ibu bahkan dengan keji mengusir Tamar setelah menodainya. Ini mengakibatkan Absalom sang kakak kandung Tamar menuntut balas atas kekejian itu. Ini ia lakukan karena Daud tidak turun tangan membereskan kasus ini sehingga akhirnya Absalom membunuh Amnon dengan caranya sendiri. Kemarahan Absalom tidak berhenti disana ia bahkan memberontak melawan sang ayah ketika ia berhasil membangun kekuatan dari bawah. Akibatnya Daud harus lari meninggalkan istana. Setelah itu Absalom melakukan hal yang sangat jahat dimana untuk lebih mendapatkan dukungan dari rakyat Israel, ia mengumpulkan semua istri-istri ayahnya dan meniduri mereka satu persatu. Tujuannya adalah agar rakyat melihat bahwa Absalom berhasil menimbulkan kebencian dalam diri sang ayah sehingga mereka yang tidak puas dalam kepemimpinan Daud dapat segera bergabung dengan Absalom.

Segala niat licik Absalom akhirnya berhasil dipatahkan karena Tuhan tetap masih sayang kepada Daud namun Daud harus mengalami kenyataan pahit yaitu Absalom harus mati dibunuh oleh Yoab, panglimanya sendiri.

Pemberontakan kembali muncul dari anaknya yang lain bernama Adonia yang niat sesungguhnya ingin merebut kerajaan Salomo penerus Daud melalui permintaan gadis Sunem bernama Abisag yang adalah istri terakhir raja Daud. Selain cantik Abisag yang masih muda itu bisa menjadi simbol bagi Adonia untuk mengokohkan kerajaannya karena Abisag adalah istri terakhir yang menemani sang ayahnya. Belum lagi Adonia didukung penuh oleh Yoab, serta Abyatar Imam di masa pemerintahan ayahnya. Niat jahat itu diketahui oleh Salomo dalam hikmatnya sehingga Salomo memerintahkan agar Adonia harus dibunuh.

Disini terlihat hujan air mata terus mengalir dalam kehidupan dan pemerintahan Daud karena ia berzinah dan membunuh suami orang. Mari kita berhati-hati dan senantiasa menjaga kekudusan hiudp kita dan keluarga kita agar tidak terjadi hujan air mata dan kepahitan sepanjang perjalanan hidup kita serta hilangnya nama bail.

Tiga, Daud bertanggung jawab untuk segala dosa-dosanya dan tidak ingin orang lain terkena akibat dosanya.
Ini terjadi ketika Malaikat pencabut nyawa sedang menghampiri Yerusalem, Daud yang tengah berpakaian kabung bersama dengan tua-tua bersujud dan Daud memohon: Sesungguhnya, aku telah berdosa, dan aku telah membuat kesalahan, tetapi domba-domba ini, apakah yang dilakukan mereka? Biarlah kiranya tangan-Mu menimpa aku dan kaum keluargaku.(I Taw 21:17; II Sam 24:17).

Daud berani bertanggung jawab untuk akibat dari dosa-dosanya dan ia berkata: biarlah hukuman itu tidak menimpa kepada bangsa Israel tetapi hukuman kematian itu terjadi kepada dirinya dan keluarganya. Karena perkataan Daud itulah maka tulah hukuman itu berhenti.

Daud sungguh seorang ksatria sejati. Ia memiliki hati yang tidak ingin orang lain yang tidak bersalah terkena dampak akibat kesalahan dan dosa-dosanya. Kita membutuhkan lebih banyak orang seperti ini. Berani bertanggung jawab untuk kesalahan dan tidak ingin melibatkan orang lain untuk turut dihukum bersama.

Empat, tujuan hidup Daud adalah membangun Bait Allah.
2 Sam 7:1-11: Ketika raja telah menetap di rumahnya dan TUHAN telah mengaruniakan keamanan kepadanya terhadap semua musuhnya di sekeliling, 7:2 berkatalah raja kepada nabi Natan: "Lihatlah, aku ini diam dalam rumah dari kayu aras, padahal tabut Allah diam di bawah tenda. " 7:3 Lalu berkatalah Natan kepada raja: "Baik, lakukanlah segala sesuatu yang dikandung hatimu, sebab TUHAN menyertai engkau." 7:4 Tetapi pada malam itu juga datanglah firman TUHAN kepada Natan, demikian: 7:5 "Pergilah, katakanlah kepada hamba-Ku Daud: Beginilah firman TUHAN: Masakan engkau yang mendirikan rumah bagi-Ku untuk Kudiami? 7:6 Aku tidak pernah diam dalam rumah sejak Aku menuntun orang Israel dari Mesir sampai hari ini, tetapi Aku selalu mengembara dalam kemah sebagai kediaman. 7:7 Selama Aku mengembara bersama-sama seluruh orang Israel, pernahkah Aku mengucapkan firman kepada salah seorang hakim orang Israel, yang Kuperintahkan menggembalakan umat-Ku Israel, demikian: Mengapa kamu tidak mendirikan bagi-Ku rumah dari kayu aras? 7:8 Oleh sebab itu, beginilah kaukatakan kepada hamba-Ku Daud: Beginilah firman TUHAN semesta alam: Akulah yang mengambil engkau dari padang, ketika menggiring kambing domba, untuk menjadi raja atas umat-Ku Israel. 7:9 Aku telah menyertai engkau di segala tempat yang kaujalani dan telah melenyapkan segala musuhmu dari depanmu. Aku membuat besar namamu seperti nama orang-orang besar yang ada di bumi 7:10 Aku menentukan tempat bagi umat-Ku Israel dan menanamkannya, sehingga ia dapat diam di tempatnya sendiri dengan tidak lagi dikejutkan dan tidak pula ditindas oleh orang-orang lalim seperti dahulu 7:11 sejak Aku mengangkat hakim-hakim atas umat-Ku Israel. Aku mengaruniakan keamanan kepadamu dari pada semua musuhmu . Juga diberitahukan TUHAN kepadamu: TUHAN akan memberikan keturunan kepadamu.

Daud luar biasa dalam memprioritas hidupnya. Ia mampu melihat segi kekekalan yang ingin diraih dalam hidupnya. Ia tidak tertarik dengan kemegahan dunia, popularitas maupun kekayaan. Yang dicari hanyalah satu yaitu membangun Bait Allah agar nama Tuhan dipermuliaakn dan orang Israel bahkn seluruh penjuru dunia dapat datang ke Israel untuk menyembah Allah yang benar.

Ia merasa dirinya tidak tahu diri bila ia bisa menempatkan diri dalam istana yang megah dan mewah sedangkan Allah yang disembahnya masih tinggal di tenda. Dan niat itu disampaikan kepada hambanya nabi Natan. Awal mulanya Natan setuju dan mendukung niat luhur Daud itu namun tiba-tiba datang Firman Tuhan melalui hambaNya bahwa Daud tidak diperkenan membangun Bait Allah karena tangannya berlumuran darah. Itulah sebabnya kelak yang akan membangun Bait Allah itu adalah anak kandung Daud.

Sewajarnya bila Daud sangat kecewa dan marah karena niat baiknya ditolak Tuhan, namun Daud sebaliknya ia mempersiapkan seluruh bahan-bahan yang dibutuhkan dan mengadakan kesepakatan-kesepakatan dengan raja negara tetangga agar bisa mensuplai bahan bangunan dari mutu yang terbaik. Ia tidak pernah berhenti untuk mewujudkan impian besarnya yaitu membangun Bait Allah. Dan bahkan salah satu pesan khusus kepada anaknya menjelang akhir hidupnya adalah membangun Bait Allah. Itu adalah pesan yang harus ditunaikan oleh Salomo, pewaris takhtanya.

Apakah yang kita cari, yang kita kejar, yang kita cita-citakan dalam hidup ini? Kekayaan duniakah? karir yang cemerlang? Ketenaran dan pengaruh yang luas? Semua itu tidak bernilai kekal, hanya satu yang bernilai kekal dan sangat menyenangkan hati Tuhan yaitu mengupayakan nama Tuhan agar selalu dipermuliakan dalam diri, keluarga, karir maupun pelayanan. Bagaimana agar banyak orang bisa datang untuk diselamatkan, menyembah dan beribadah kepadaNya? Daud memilih yang tepat yaitu membangun Bait Allah.

Previous
Previous

Pengharapanku

Next
Next

Kasih yang Mengikat