Menyangkal Diri

Ev. Suryanto

Nats: Lukas 9:23-27
Kata-Nya (Yesus) kepada mereka semua: "Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya setiap hari dan mengikut Aku. Karena barangsiapa mau menyelamatkan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya; tetapi barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku, ia akan menyelamatkannya. Apa gunanya seorang memperoleh seluruh dunia, tetapi ia membinasakan atau merugikan dirinya sendiri? Sebab barangsiapa malu karena Aku dan karena perkataan-Ku, Anak Manusia juga akan malu karena orang itu, apabila Ia datang kelak dalam kemuliaan-Nya dan dalam kemuliaan Bapa dan malaikat-malaikat kudus. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya di antara orang yang hadir di sini ada yang tidak akan mati sebelum mereka melihat Kerajaan Allah."

FT yang kita baca tadi, di ayat 23 disebutkan Yesus berkata kepada “mereka”. Siapakah mereka yang disebutkan di ayat ini? Di ayat sebelumnya dan di bagian kitab Matius dan Markus, kita bisa mengetahui bahwa mereka yang dimaksud oleh Yesus di sini adalah murid-murid-Nya. Mereka yang dimaksud oleh Yesus di sini itu bukanlah orang banyak yang berbondong-bondong datang kepada Yesus. Mereka di sini adalah murid Yesus dan bukan orang yang mengikuti Yesus untuk mendapatkan sesuatu. Lukas menjelaskan di ayat sebelumnya banyak orang yang datang karena mereka mendapat mukjizat dari Tuhan Yesus, yang terakhir mukjizat lima roti dan dua ikan. Jadi perintah yang diberikan oleh Yesus di bagian ini dikhususkan Yesus untuk para murid-Nya dan bukan untuk yang bukan murid. Itu artinya apa? Seorang murid Yesus pasti akan mau dan mampu melakukan perintah ini. Sedangkan setiap orang yang bukan murid, tidak akan mau melakukan perintah-Nya ini. Perintah yang hendak Yesus berikan itu juga tidak akan mampu dilakukan oleh orang yang mengikuti Yesus karena ingin mendapatkan sesuatu. Saya garis bawahi, hanya seorang murid Yesus yang pasti akan mau dan mampu melakukan perintah ini!

Apa yang diperintahkan Yesus di bagian ini kepada para murid-Nya?
Yesus berkata, “Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya setiap hari dan mengikut Aku.” Kalau kita memperhatikan bahasa aslinya di bagian ini dan juga perikop yang sama di kitab Matius dan Markus, kata “mau” di sini dalam bahasa aslinya sebenarnya lebih tepat kalau diartikan hasrat atau kerinduan. Bahasa aslinya itu lebih kuat dibandingkan dengan sekedar mau. Dalam bahasa aslinya lebih tepat diterjemahkan setiap orang yang berhasrat atau mempunyai kerinduan untuk berjalan di belakang Yesus, mengikuti Dia. Artinya lebih kuat dibanding sekedar mau tetapi lebih kepada rindu. Itu artinya apa? Itu artinya, setiap murid Yesus itu pasti akan punya kerinduan untuk mengikuti perintah-Nya ini. Kita bisa menilai seseorang apakah dia seorang murid Yesus yang sejati dengan cara apakah dia mengikuti perintah Yesus ini.

Apa yang harus dikerjakan oleh murid yang rindu mengikuti Yesus? Dia harus melakukan dua hal ini setiap hari, dia harus menyangkal dirinya setiap hari dan memikul salibnya setiap hari, lalu mengikut Yesus. Tapi hari ini kita tidak akan membahas kedua-duanya, kita cuma akan membahas mengenai menyangkal diri.

Apa yang dimaksud dengan menyangkal diri?
Suatu kali seorang nenek dinobatkan menjadi orang yang tertua di dunia. Nenek itu kemudian diwawancarai oleh seorang wartawan, “Nek, Nenek kok bisa berumur panjang sekali sih nek?” Nenek itu menjawab, “Apa cu? Nenek gak denger...” Wartawan itu lalu berteriak di samping telinga nenek tersebut, “Kok bisa berumur panjang Nek, apa rahasianya?” Nenek menjawab, “Ooohh, mau berumur panjang maksudnya? Kalau mau berumur panjang harus punya penyakit dulu cu...” “Penyakit apa Nek?” “Penyakit budeg atau tuli cu..., supaya kalau DIPANGGIL TUHAN, PURA-PURA gak denger aja...” Neneknya ternyata kocak juga ya? Apakah itu yang dimaksud menyangkal diri? Pura-pura tidak tahu ketika namanya dipanggil oleh Tuhan? Tentu saja bukan demikian.

Apa artinya menyangkal diri?
Menurut Alkitab LAI Versi Mudah Dibaca, menyangkal diri itu memakai istilah melupakan keinginan-keinginannya sendiri. Menyangkal diri artinya melupakan keinginan-keinginan diri kita sendiri dan melakukan apa yang diinginkan oleh Tuhan. Itu yang dimaksud dengan menyangkal diri menurut Alkitab LAI Versi Mudah Dibaca. Tetapi menyangkali diri itu bukan hanya sekedar melupakan keinginan-keinginan kita sendiri saja, menyangkal diri itu berarti menyangkali natur kita yang berdosa. Menyangkal diri itu berarti menyangkali kecenderungan kita manusia berdosa.

Apa saja kecenderungan kita manusia berdosa?
Yang pertama, setelah Adam dan Hawa jatuh ke dalam dosa, kita semua manusia keturunannya cenderung untuk lebih menuruti keinginan daging kita dari pada kehendak Tuhan. Manusia susah sekali untuk melakukan perintah Tuhan, manusia malas untuk melakukan perintah Tuhan. Tuhan meminta kita untuk membaca Firman-Nya, Tuhan meminta kita untuk berdoa tetapi kita malas untuk membaca FT, kita malas untuk berdoa.

Yang kedua BI, kita yang bekerja di “balik layar” juga tidak lepas dari kecenderungan untuk berdosa. Orang yang bekerja di balik layar biasanya cenderung untuk merasa minder, merasa diri tidak berarti. Kita yang bekerja di balik layar sering merasa apa yang kerjakan itu hanyalah sebuah pekerjaan yang kecil tidak berarti. Menyangkal diri berarti menolak semuanya itu.

Menyangkali diri berarti menolak kecenderungan untuk malas membaca FT dan berdoa. Menyangkali diri berarti menolak merasa diri tidak berarti.

Previous
Previous

Hakikat Gereja

Next
Next

Di Balik Tantangan Gereja Tuhan