Keluarga Ishak - Bagian I

Oleh: Pdt. Djohan Kusnadi

Keluarga Ishak adalah keluarga yang penuh dengan berkat Tuhan dan sekaligus seperti drama serial keluarga yang memerankan pertarungan yang tiada henti antara anak kesayangan Ibu melawan anak kesayangan Ayah.

Ishak adalah anak Abraham yang lahir dari Sarah. Oleh sebab ia dilahirkan dari ibunya Sarah, Ishak tentu saja menjadi pewaris tunggal Abraham. Ishak mendapatkan jodoh dari usaha Eliezer, orang kepercayaan Abraham (Kej 15:2) yang mencarikan jodoh melalui sanak famili Abraham. Atas pimpinan dan kehendak Tuhan maka Ishak berhasil mendapatkan Ribka menjadi istri Ishak persis seperti yang Abraham inginkan.

Hal-hal positif dalam diri Ishak

Satu, Ishak seorang yang sangat patuh kepada orang tuanya

Kepatuhannya terlihat sangat jelas Ketika ia mau dikorbankan oleh ayahnya di bukit Muria. Ini masalah hidup dan mati dan umur Ishak saat itu bukanlah seusia anak-anak seperti yang terlihat di gambar-gambar rohani/ Alkitab. Diperkirakan usia Ishak adalah sekitar 37 tahun. Karena diceritakan setelah kisah Ishak yang mau dikorbankan (Kej 22) dilanjutkan dengan kisah kematian Sarah yang berusia 127 tahun (Kej 23). Itu berarti usia Ishak adalah 37 tahun karena Sarah mengandung Ishak pada waktu berusia 90 tahun. Sedangkan Abraham sudah berusia sekitar 130 tahun.  Tentu secara fisik, Ishak jauh lebih kuat dibandingkan dengan Abraham yang ingin mempersembahkannya kepada Tuhan. Namun ia merelakan nyawanya untuk dikorbankan demi kepatuhannya kepada kehendak Tuhan Allah dan keinginan ayahnya. Ia adalah gambaran Yesus Kristus dalam Perjanjian Lama yang juga rela memberikan nyawanya untuk dikorbankan dalam usia 37 tahun.  Tempat bukit Muria di mana Ishak dikorbankan adalah tempat yang sama dengan nama bukit Golgota pada waktu Tuhan disalib.

Kepatuhan Ishak juga sangat terlihat Ketika ia dicarikan jodoh oleh orang tuanya.  Ia tidak pernah menolak atau sengaja mencari jodoh sendiri  seperti Esau atau Simson yang membuat sedih hati orang tuanya dan sangat kecewa dengan pilihannya. Ishak malah begitu sangat gembira waktu pertama kali bertemu Ribka dan langsung ia jatuh cinta dan berniat untuk menikahinya. Ishak sangat yakin bahwa Tuhan yang menyertai pencarian jodoh tersebut pastilah menghasilkan hal yang luar biasa menggembirakan dan itu sangat terbukti. Ribka bukan hanya cantik, ramah, sangat terkenal perbuatan baiknya, dari keluarga yang baik, dan masih ada hubungan saudara dengan Abraham karena Ribka adalah cucu Nahor, kakak kandung Abraham.

Untuk masa sekarang mungkin sudah sangat jarang ada orang tua yang mencarikan jodoh bagi anak-anaknya. Orang tua hanya memberi rambu-rambu dan selera yang mereka sukai. Namun selebihnya mereka memberikan kebebasan untuk memilih.  Untuk itu perlu sekali pimpinan Tuhan, kejelian dalam memilih serta mendengarkan nasehat rohaniwan, rekan seiman dan orang tua agar tidak salah pilih.

Dua, Ishak adalah seorang yang suka mengalah

Ishak memiliki hati untuk mengalah bahkan hingga dua kali terhadap para penggembala dari Gerar berkaitan dengan sumur air dari hasil penggalian para pembantunya yang kemudian direbut oleh pihak Gerar. (Kej 26:19-21).

Padahal peranan sumur adalah sangat penting karena sumur air merupakan urat nadi kesuksesan bisnis peternakan saat itu.  Tanpa air yang cukup tentu sangat sulit untuk bisa berhasil dalam beternak dan memiliki penghidupan yang layak.  Air sangat dibutuhkan selain untuk minum para peternak dan ternak namun juga untuk menghasilkan lahan pertanian yang subur yang sangat menopang bisnis peternakan.  Air merupakan tambang emas bagi usaha peternakan dan perkebunan saat itu.

Bayangkan, Ishak rela memberikan dua sumur hasil penggalian para peternaknya dan memberikan kepada para pesaingnya yaitu penggembala Gerar. Tentu ini bisa berdampak pihak pesaing akan semakin berkembang dan akan semakin menguasai daerah tersebut dan ini bisa mengakibatkan bisnis Ishak semakin terjepit. Akhirnya ia harus menyingkir dari wilayah itu.

Oleh sebab sifat yang mau mengalah tersebutlah ia akhirnya berhasil memperoleh sumur yang ketiga, yang justru semakin membuatnya semakin berkelimpahan walaupun pihak lawan memiliki dua sumur air. Ini disebabkan sifat mengalahnya itu menjadikan Tuhan Allah datang menampakkan diri kepadanya di suatu malam dan menjadikan pemeliharaan-Nya serta memberikan berkat yang berkelimpahan seperti janji-Nya kepada ayahnya, Abraham. Setiap orang yang mengalah pastilah diperkenan Tuhan dan Tuhan dekat dengan jenis orang seperti ini dan hasilnya bila Tuhan dipihak kita, siapakah lawan kita? Siapakah yang bisa menandingi akan segala berkat dan perlindungan-Nya?

Sifat suka mengalah juga persis sama melekat dalam diri Tuhan Yesus, yang suka mengalah Ketika Dia ditolak di Nazareth. Dia pergi ke Kapernaum dan Ketika orang menghina, Dia pun banyak mengalah dan tidak pernah membalasnya dengan hinaan balik namun dengan jawaban yang tepat dan bijaksana demi untuk menaati kehendak Bapa-Nya.

Previous
Previous

Tanda Orang Percaya

Next
Next

Berani Menyatakan Kesaksian Kebenaran - Bagian II