Berani Menyatakan Kesaksian Kebenaran - Bagian I

Pdt. Gideon Ang

Nats : Matius 3:1-12

Tema refleksi renungan ini adalah menjadi saksi kebenaran kasih Kristus, suatu seruan untuk kita semua agar terus belajar menjadi murid Kristus, belajar meneladani Kristus, Tuhan dan Juru selamat kita.

Blaise Pascal (1623-1662), seorang ahli matematika dan fisika dari Perancis yang menemukan prinsip mesin kalkulator, ia juga seorang filsuf yang beriman, mengatakan bahwa dalam hati manusia ada satu kekosongan yang hanya dapat diisi oleh Tuhan Yesus. Ia juga menyatakan bahwa “Jika seorang Kristen tidak tahu apa artinya ia ada di bumi ini, maka apa arti hidupnya di bumi ini?“ Kalimatnya ini menegaskan bahwa kita, umat Allah yang sudah mengalami karya penebusan Tuhan Yesus seharusnya tidak tinggal diam saja menikmati berkat Tuhan, tetapi sudah sewajarnya kita mengerti benar apa arti hidup kita setelah diselamatkan, yakni menggenapkan tujuan Tuhan untuk kita selama masih hidup di bumi ini - menjadi murid Kristus yang menyaksikan kasih dan kebenaran-Nya kepada sesama.

Berani Menyatakan Kesaksian Kebenaran, adalah inti refleksi renungan Firman Tuhan hari ini, yang dapat dibagi menjadi 3 bagian:
1. Teladan dari Yohanes Pembaptis: Yohanes Pembaptis adalah anak hasil doa dari orang tuanya, Zakaria dan Elizabeth (sepupu Maria). Yohanes Pembaptis adalah utusan Tuhan yang mempersiapkan jalan bagi kedatangan Mesias, dan ia dengan sepenuh hati melakukan tugasnya. Apa yang dapat kita teladani dari hidup Yohanes Pembaptis? :
• Ia adalah ‘the man with the message’ – ia seorang yang selalu membawa pesan istimewa. Dengan berani ia menyatakan kebenaran, untuk membawa orang berdosa kepada Kristus. Ayat 2 mencatat bahwa di Yudea ia memberitakan “Bertobatlah, sebab Kerajaan Surga sudah dekat!”
• Ia adalah ‘road builder’ – perintis jalan, hidupnya menyaksikan bahwa ia merintis jalan agar orang mengenal Tuhan Yesus. Matius 3:3 mencatat ia berseru-seru di padang gurun “Persiapkanlah jalan untuk Tuhan, luruskanlah jalan bagi-Nya!”
• Ia adalah ‘the axe man’ – ia dikenal sebagai manusia dengan kampak yang berani menegur dosa. Matius 3:7-9 mencatat bagaimana ia berani menegur kaum Farisi dan Saduki yang munafik.
• Ia mengerti benar konsep Kristologi dan hidupnya menyaksikan sebuah hidup yang berpusat pada Kristus. Ia percaya bahwa Yesus bukanlah sekedar anak Maria dan Yusuf, dengan tegas dikatakannya ‘Lihatlah Anak domba Allah yang menghapus dosa dunia, ….. Dia telah ada sebelum aku’ (Yohanes 1:29,30).
• Ia taat sepenuhnya kepada Tuhan, dan melakukan pelayanannya dengan tulus dan rela, bahwa hidupnya hanya untuk meninggikan Tuhan Yesus, dan bukan meninggikan dirinya sendiri (Yohanes 3:30 “Ia harus makin besar, tetapi aku harus makin kecil”)

2. Berita Kebenaran yang harus kita miliki: I Timotius 2:5,6 menyatakan bahwa “Karena Allah itu esa dan esa pula Dia yang menjadi pengantara antara Allah dan manusia, yaitu manusia Kristus Yesus, yang telah menyerahkan diri-Nya sebagai tebusan bagi semua manusia, itu kesaksian pada waktu yang ditentukan. Untuk kesaksian itulah aku telah ditetapkan sebagai pemberita…”

Berita kebenaran yang sesungguhnya adalah Tuhan Yesus adalah Anak Allah, yang diurapi Allah, yang dinanti-nantikan umat manusia, Dialah Tuhan dan Juru selamat manusia.” Matius 3:13-17 meneguhkan Tuhan Yesus, menyatakan identifikasi-Nya – Kristus merendahkan diri dan mengambil rupa sebagai seorang hamba agar menjadi sama dengan kita.
Sayang sekali di zaman ini, masih banyak orang percaya (bahkan memberitakan) bahwa Tuhan Yesus sebagai penyembuh sakit dan pemberi berkat semata seperti dalam kepercayaan- kepercayaan lain, lalu tidak mengalami arti yang sebenarnya bahwa Kristus Juru selamat menebus kita orang berdosa dan kita mendapatkan hidup baru di dalam-Nya.

Previous
Previous

Siap Ditegur

Next
Next

Hakikat Gereja