Kita Tetap Anak-Nya

Suryanto

Beberapa hari yang lalu, pada waktu saat teduh, saya membaca Ulangan pasal 8

Perhatian saya tertuju kepada Ulangan 8:4 yang berkata demikian:
Pakaianmu tidaklah menjadi buruk di tubuhmu dan kakimu tidaklah menjadi bengkak selama empat puluh tahun ini.

Kita semua tentunya tahu bahwa bangsa Israel harus berjalan di padang gurun selama 40 tahun karena kesalahan mereka sendiri. Berulang kali mereka, dikatakan di dalam Alkitab, menguji kesabaran Tuhan dan puncaknya Tuhan menghukum mereka berjalan memutar-mutar di padang gurun selama 40 tahun.

Yang menarik perhatian saya adalah ayat itu mengatakan bahwa walaupun mereka harus menjalani hukuman tersebut berjalan selama 40 tahun di padang gurun, pakaian mereka tidak menjadi buruk. Di bagian lain disebutkan kasut mereka tidak rusak, kaki mereka juga tidak menjadi bengkak.

Selama masa hukuman atau pembuangan itu, Tuhan tidak pernah meninggalkan bangsa Israel. Tuhan tetap menyertai mereka dan Dia melindungi bangsa Israel dari kerasnya padang gurun tersebut.

Kita semua tentu tidak lepas dari kesalahan. Ada kalanya kita membuat kesalahan yang membuat kita harus (dalam tanda kutip) "menjalani hukuman" dari Tuhan. Mungkin ada di antara kita yang merasa sedang menjalani masa-masa penghukuman dari Tuhan. Akan tetapi selama masa hukuman itu, seperti yang Tuhan lakukan terhadap bangsa Israel, Dia tidak pernah meninggalkan kita. Dia tetap menjaga dan memelihara kita. Tuhan tidak pernah sekali pun meninggalkan kita.

Saya sering kali belajar banyak dari hubungan saya dengan anak-anak saya. Ada kalanya mereka membuat saya bahagia, bersukacita dan mengucap syukur mempunyai mereka sebagai anak. Akan tetapi, ada kalanya mereka susah diatur, bandel, ngeyel, menguji kesabaran saya dan istri. Namun apapun yang mereka lakukan itu, mereka adalah anak saya. Mereka tetap adalah anak kami. Saya tetap mengasihi mereka, istri saya tetap memasak makanan buat mereka. Kami sebagai orang tua mereka tetap menjaga dan memelihara hidup mereka.

Ulangan 8:5 berkata:
Maka haruslah engkau insaf, bahwa TUHAN, Allahmu, mengajari engkau seperti seseorang mengajari anaknya.

Tuhan mengasihi dan mengajari kita seperti seorang Bapa mengasihi dan mengajari anaknya dan kita semua tetap anak-Nya.

Previous
Previous

Keluarga Musa - Bagian II

Next
Next

Keluarga Musa