Waspadalah dan Terus Berdampak bagi Kerajaan Allah

Oleh : Pdt. A. Arianto

Nats : 1 Tawarikh 19

Raja Daud adalah penguasa dominan pada waktu itu tetapi Raja Daud bukan penguasa  yang kejam dan semena-mena. Di sini kita dapat melihat Raja Daud menunjukkan kebaikan terhadap seorang raja Hanun dalam simpati dengan kehilangan ayahnya (yang dulunya bersahabat dengan Raja Daud). Jadi Raja Daud mengutus utusan-utusan untuk berbelasungkawa dan menghiburnya: Raja Daud tidak puas untuk merasakan kebaikan terhadap Raja Hanun. Dia melakukan sesuatu untuk menghibur Raja Hanun yang sedang berduka itu.

Sulit untuk menjelaskan mengapa para penasihat Raja Hanun ini mengatakan bahwa mereka adalah mata-mata kepada raja Amon (V.3). Ada kemungkinan bahwa mereka benar-benar mencurigai Raja Daud, atau mereka mungkin hanya menggunakan ini sebagai cara untuk tampil bijaksana, licik  atau punya agenda lain kepada Raja Hanun. Jika para pemuka atau para penasihat ini benar, mereka dapat melihat makna utusan dari Raja Daud. Namun juga para penasihat atau para pemuka tidak benar (berbohong) maka adalah umum bagi pembohong untuk selalu mencurigai orang lain berbohong.

Akhirnya, keputusan Raja Hanun yang mendengar para pemuka atau penasihatnya mencurigai utusan Raja Daud sebagai mata-mata, bahkan utusan Raja Daud dipermalukan dan dihina (v.4). Akibat keputusan tersebut, memberikan kerugian yang sangat besar dan kehancuran (v. 6-ff).

Peperangan yang besar terjadi dan Daud menempatkan para pasukan dan pemimpinnya dengan baik;

i.  Salah satu dari orang-orang perkasa ini adalah Adino orang Eznite – terkenal karena membunuh 800 orang sekaligus (2 Samuel 23:8).

ii. Yang lainnya adalah Yashobeam yang membunuh 300 orang sekaligus (1 Tawarikh 11:11).

iii. Yang lain adalah Benaya yang membunuh singa di lubang pada hari bersalju dan mengambil seorang prajurit Mesir yang besar dan membunuh orang Mesir dengan tombaknya sendiri (1 Tawarikh 11: 22-23).

Mereka ini adalah pemimpin-peminpin pasukan yang luar biasa, berperang bersama dengan Raja Daud. Peperangan yang ada memberi kemenangan yang besar kepada Raja Daud.

Pada saat Raja Daud menunggu di Yerusalem ketika dia seharusnya memimpin pertempuran di Rabbah. Hal ini dapat kita lihat dalam 2 Samuel 10 bahwa Tuhan sudah memberi Daud peringatan dengan menunjukkan perlu baginya untuk keluar menentang orang Aram. Daud mencoba menyerahkan pertempuran kepada Yoab dalam 1 Tawarikh 19 (dan 2 Samuel 10), tetapi pasukannya membutuhkannya dan Tuhan mencoba menunjukkan kepadanya bahwa dengan memberkatinya ketika Daud pergi berperang. Peristiwa-peristiwa ini adalah peringatan Allah yang murah hati yang sayangnya disia-siakan Daud. Daud akhirnya jatuh dalam dosa perjinahan  dengan Batsyeba.  

Apa yang dapat kita pelajari dari 1 Tawarikh 19:

  1. Apa yang dilakukan oleh Raja Raja Daud adalah hal yang sangat baik, memiliki kepekaan terhadap mereka yang sedang berduka… Mereka memang membutuhkan penghiburan, perhatian,…dan kekuatan,… Pelayanan dan pendampingan yang kami (IC3 Filia) lakukan terhadap mereka yang pasangannya sudah berpulang sungguh perlu dan penting. Karena mereka yang ditinggal akan menghadapi dan mengalami pergumulan yang sangat tidak mudah (bahkan ada yang membutuhkan obat penenang).

  2. Hati-hati terhadap nasihat atau pendapat dari orang-orang yang ada di sekitar kita. Kita harus tetap datang dan mengandalkan Tuhan dalam menghadapi setiap pergumulan yang ada. Ingat akan Tuhan, yang adalah gembala Agung kita.

  3. Jangan lengah, tetap waspada dan terus berjaga-jaga... “Sadarlah dan berjaga-jagalah! Lawanmu, si Iblis, berjalan keliling sama seperti singa yang mengaum-aum dan mencari orang yang dapat ditelannya” (1 Petrus 5: 8). Waspadalah-waspadalah senantiasa, pakailah seluruh perlengkapan rohani.

  4. Keputusan yang salah dan tidak cermat harus cepat diatasi, seperti istri Nabal, Abigail (silakan baca 1 Samuel 25: 2-35), harus diatasi dan direvisi. Ada kepentingan yang lebih besar dan lebih utama. Apa yang dilakukan oleh Abigail sungguh luar biasa, dia memiliki kepekaan, dia adalah penolong yang luar biasa, dia seorang yang berani, apa yang dia lakukan berdampak positif dan besar (tercatat di dalam Alkitab).

Previous
Previous

Jadilah Kehendak-Mu

Next
Next

Merasa Kudus?