Siapa Yang Bersalah

Oleh : Pdt. Dimas A. Gulo

Nats : Keluaran 32

Menyalahkan orangtua, teman-teman, atau keadaan karena dosa-dosa kita adalah tindakan yang buruk. Namun yang paling buruk adalah bila kita menyalahkan Allah. Saya membaca kisah tentang seseorang yang menjalani program penurunan berat badan. Suatu hari ia membeli beberapa donat. Ketika ditanya alasannya, ia berkata bahwa itu kesalahan Allah, karena Dia membuka tempat parkir tepat di depan toko roti yang biasa ia lewati.

Dalam Keluaran 32, kita membaca bagaimana Imam Agung Harun mengepalai pembuatan sebuah patung berhala emas. Ini mengakibatkan matinya 3.000 orang Israel dan mendatangkan penyakit sampar yang mengerikan bagi bangsa itu. Namun bukannya segera bertobat dan bertanggung jawab layaknya seorang pemimpin, Harun malah menyalahkan rakyat dengan berkata bahwa mereka mendesaknya sehingga ia tidak punya pilihan lain. Ia bahkan bertindak lebih jauh dan berbohong. Ia mengatakan bahwa yang ia lakukan hanya melemparkan emas itu ke tempat peleburan dan secara misterius muncullah sebuah patung anak lembu emas (Keluaran 32:24).

Musa menolak alasan Harun. Ia menunjukkan dosa saudara laki-lakinya itu, lalu mendoakannya (Ulangan 9:20). Kita boleh yakin bahwa kaum Israel yang mengakui kesalahan mereka pasti diampuni. Namun Allah menghakimi dosa itu, sehingga banyak orang yang mati. Jika Anda berbuat salah, akuilah. Jangan mencari kambing hitam. Dan yang lebih penting lagi, jangan menyalahkan Allah.

Renungkanlah:
Ketika berbuat salah, bersediakah anda ditegur? Dan sedia berubah?

Previous
Previous

Tetap Teguh di Masa Pandemi

Next
Next

Seeing God's Plan Through the Eyes of Faith