Keluarga Gideon (Bagian 1)

Oleh : Pdt.Djohan Kusnadi

Awal mulanya Gideon adalah orang dari kalangan biasa, yang paling muda dari keluarganya. Ia berasal dari suku Manasye yang jauh di bawah reputasinya dibandingkan dengan suku Efraim. Ia juga seorang penakut dan tidak ingin hasil panennya dirampas oleh bangsa Midian maka ia mengirik gandum di tempat pemerasan anggur (Hak. 6:11). Iman Gideon sudah sangat frustasi karena penderitaan yang dialaminya juga bangsanya akibat penindasan bangsa Midian yang selalu merampas hasil panen dan ternak mereka sehingga mereka begitu melarat hidupnya (Hak. 6:4-6).

Tahapan proses kepemimpinan Gideon adalah melalui penyebutan Tuhan kepada Gideon sebagai pahlwan yang gagah berani (Hak. 6:12). Padahal Gideon sedang bersembunyi ketika ia mengirik gandum saat itu. Ini sungguh suatu panggilan yang sangat terhormat dan agung. Suatu tugas yang mulia yang dipercayakan kepada Gideon. Bagaimana reaksi Gideon Ketika ia dipilih?

Satu, reaksi Gideon selalu berkelit yaitu dengan mengangkat masalah penderitaan yang dialami bangsanya akibat penjajahan Midian (Hak. 6:13). Gideon sungguh tidak paham mengapa itu terjadi? Dia justru menyalahkan Tuhan sepertinya tidak melindungi bangsa Israel bahkan begitu tega membiarkan bangsanya dijajah sampai sangat menderita oleh bangsa Midian. Ia tidak pernah mengerti bahwa itu semua akibat dosa zinah bangsa Israel yang menyembah dewa-dewa orang Amori (Hak. 6:10). Gideon sepertinya tidak mempelajari sejarah sebelumnya bagaimana Tuhan selalu menolong mereka setelah bangsa Israel bertobat dari penyembahan kepada dewa Baal dan dewa Asyera (Hak. 3:7) dengan mengirimkan Otniel. Mereka lalu berdosa lagi setelah Otniel meninggal dengan berubah kasih setianya kepada Tuhan sehingga Mereka dijajah oleh bangsa Moab. Tuhan lalu mengutus Ehud dan Samgar, setelah Ehud mati mereka berdosa lagi lalu mereka dijajah oleh raja Yabin, bangsa Kanaan. Mereka lalu berseru kepada Tuhan memohon pertolongan-Nya lalu Tuhan mengutus Deborah dan Barak untuk membebaskan mereka dan hasilnya mereka kembali lagi kepada Tuhan. Dan sekarang mereka dijajah lagi oleh bangsa Midian karena permasalahan yang sama yaitu meninggalkan kasih setianya kepada Tuhan serta beribadah kepada dewa orang Amori.

Mengingat sejarah adalah hal yang amat penting karena disana kita bisa belajar banyak misalkan mengapa keluarga kita timbul masalah? Mengapa ada penderitaan sampai terjadi pada anggota keluarga kita? Adakah unsur dosa di dalamnya? Apa yang harus dilakukan ketika penderitaan sedang terjadi? Bagaimana cara Tuhan melepaskan kita dari penderitaan itu? Apa yang harus dilakukan agar penderitaaan tidak terjadi? Namun sayang kealpaan untuk mempelajari sejarah membuat kehidupan kita, keluarga dan bangsa selalu berputar-putar di area yang sama dan tidak pernah naik ke jenjang yang lebih tinggi dan lebih agung.

Setelah itu Tuhan mengutus Gideon untuk pergi dan menyelamatkan bangsa Israel dari tangan bangsa Midian (Hak. 6:14). Disini kembali kedua kalinya Gideon berkelit bahwa dirinya adalah paling muda dan kaumnya adalah yang terkecil dari suku Manasye. Dengan kata lain ia mengatakan bahwa dirinya sungguh tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan orang lain yang lebih berpotensial. Ini bisa dilihat bahwa Gideon menolak secara halus atas panggilan Tuhan atau bisa juga dilihat dari kondisi kerendahan diri Gideon yang menyadari siapa dirinya sesungguhnya di mata masyarakat, bangsanya, apalagi di mata musuh. Saya lebih melihat akan rasa rendah dirinya menyadari fakta siapakah dirinya sesungguhnya. Tetapi Tuhan dengan tegas mengatakan bahwa Dia akan menyertai Gideon dan Gideon dijamin akan berhasil memukul kalah bangsa Midian sampai habis (Hak. 6:16).

Dalam realita hidup kita akan selalu menjumpai seorang yang suka berkelit dan terkadang Tuhan sabar dengan memberi waktu dan kesempatan. Ada yang berkelit karena merasa tidak yakin akan kemampuan dirinya, contohnya: Musa, Gideon, maupun Yesaya. Namun bila seorang berkelit karena tidak yakin atau tidak percaya akan Tuhan maka kesempatan itu akan habis dan tidak akan pernah datang kembali.

Dua, Gideon meminta tanda dari Tuhan. Ini bisa dipahami karena ini tugas yang sangat besar dan penuh resiko. Untuk itu Gideon ingin meyakinkan dirinya bahwa yang memberi tugas adalah benar-benar Tuhan sendiri melalui Malaikat-Nya. Untuk itu ia membuat olahan daging anak kambing dan roti beserta kuahnya yang ditaruh di dalam periuk. Lalu Malaikat Tuhan menyuruhnya untuk menaruh semua daging dan roti itu di atas batu lalu menyiraminya dengan kuah agar basah semuanya.

Dengan sentuhan tongkat di tangan Malaikat itu, maka keluar api dari tongkat itu dan memakan habis semua ini semua daging dan roti itu dan tiba-tiba Malaikat Tuhan itupun hilang. Hasilnya Gideon menjadi sangat yakin bahwa Tuhan sudah memilih dirinya dan ia malah menjadi ketakutan karena telah berhadapan langsung dengan Malaikat Tuhan (Hak. 6:20-22).

Tiga, Gideon meruntuhkan mezbah Baal, menebang tiang berhala serta membangun mezbah dan memberikan korban bakaran kepada Tuhan Allah (Hak. 6:24-26). Ini sungguh tindakan yang berbahaya karena Gideon bisa dibunuh oleh penduduk sekitar yang juga percaya dan menyembah kepada dewa baal. Namun pernyataan ayahnya Gideon sangat luar biasa.  Walaupun dewa baalnya dihancurkan oleh anaknya sendiri penduduk sudah bersiap untuk membunuh Gideon.  Di saat kritis itu ayah Gideon berkata: siapa yang membela baal akan dihukum mati sebelum padi. Karena itu biarlah baal membela dirinya sendiri (Hak. 6:31).

Tindakan nekad Gideon ini tentulah atas perintah Malaikat Tuhan. Sebelum peperangan besar dimulai haruslah dimulai dengan peperangan dalam roh. Kuasa Allah selamat ini tidak mampu hadir karena adanya dosa penyembahan berhala orang Israel yang sangat menyakiti hati Tuhan. Relasi dengan Tuhan haruslah dipulihkan terlebih dahulu agar pertolonganNya tidak terhambat. Inilah kunci kemenangan Gideon yang sejati.

Membangun relasi yang intim dengan Tuhan selalu diawali dengan meruntuhkan segala penghalang untuk berjumpa dengan Tuhan sekaligus sebagai penyumbat berkat Tuhan tidak mengalir. Setelah itu dilanjutkan dengan membangun ibadah bagi Tuhan dalam hal ini membangun mezbah korban bakaran. Ketika nama Tuhan disebut, ditinggikan dan disembah, di saat itulah kehebatan kuasa-Nya sudah siap menolong dan memulihkan kita.

Bagi setiap permasalahan ataupun penderitaan yang datang, marilah kita mulai dengan meruntuhkan segala tembok penghalang relasi kita dengan Tuhan dan fokus untuk memperbaiki relasi diri kita dengan Tuhan dengan membangun kembali ibadah yang berkenan bagi-Nya.  Setelah itu barulah kita mengarahkan kepada permasalahan fisik yang ada dengan penuh keyakinan bahwa Allah sudah ada di pihak kita dan siapa yang dapat melawan?

Bagi Yosua untuk menghancurkan tembok yerikho maka cara yang pertama dengan melakukan penyunatan masal bagi seluruh pria Israel yang belum pernah disunat karena mereka adalah generasi-generasi baru yang lahir di padang gurun. Setelah itu Yosua menyuruh tujuh imam membawa terompet dan tabut Perjanjian serta mengelilingi kota Yerikho selama tujuh hari. Sebelum berperang secara fisik, Yosua memulihkan bangsanya sebagai bangsa pilihan Tuhan, umat Allah yang diikat perjanjian melalui tanda sunat. Setelah itu dalam peperangan fisik, yang Yosua pertama kali lakukan adalah menempatkan Tuhan Allah pada barisan paling depan yang dalam hal ini diwakili oleh kehadiran tabut Perjanjian serta para imam membawa dan membunyikan sangkakala dari tanduk domba serta bersorak memuji dengan suara nyaring di depan dan mereka mengikutinya dari belakang (Yos. 6:6-9). Inilah rahasia kemenangan yang ajaib yang tercatat dalam Alkitab. Semuanya selalu diawali dengan meruntuhkan tembok-tembok penghalang dengan Allah dan dilanjutkan dengan pembaruan relasi dengan Allah, serta penempatan Allah sebagai pemimpin pasukan dan setelah itu menantikan mujizat yang segera akan terjadi.

Detik-detik penentuan sebelum pergi untuk berperang dengan pasukan Midian yang bersekutu dengan pasukan Amalek dan orang-orang dari sebelah Timur, kembali Gideon memohon tanda yang kedua kalinya berkenaan dengan guntingan bulu binatang yang pertama basah karena embun sedangkan sekitarnya kering dan itu terkabul seperti yang Gideon minta. Bahkan sungguh Tuhan Allah membuktikan banyaknya air embun bisa mencapai secangkit penuh. Gideon lalu minta yang kesekian kalinya dan kali ini kebalikan dari yang sebelumnya dimana guntingan bulu binatang itu sendiri yang kering sedangkan tanah sekitarnya basah oleh embun. Namun sungguh Tuhan itu luar biasa. Tiada yang terlalu sukar bagi Allah dimana esok harinya tanah disekelilingnya basah oleh embun namun guntingan bulu binatang itu tetap kering (Hak. 6:38). Ini sungguh sangat ajaib.

Empat, Tuhan menguji iman Gideon. Setelah Gideon tiga kali meminta tanda maka kali ini Tuhan ingin meminta bukti bahwa iman Gideon sudah cukup kuat bersandar sepenuhnya kepada kuasa-Nya juga agar orang Israel jangan sampai bermegah seolah-olah oleh tangan mereka sendiri maka mereka bisa bebas dari musuh (Hak. 7:2). Pertama, Tuhan menyuruh Gideon untuk memerintahkan kepada seluruh anggota pasukan yang takut dan gentar agar segera pulang. Saat itu juga ada 22.000 jumlah pasukan Gideon yang pergi pulang sehingga sisa hanya 10.000 orang saja. Dalam waktu sekejap Gideon kehilangan lebih dari 2/3 pasukan yang dengan susah payah telah dihimpunkannya.  Tidak sampai disitu, Tuhan menyuruh pasukan setia Gideon untuk pergi minum air dan menyaring dari mereka yang dipastikan akan ikut berperang.  Caranya adalah yang pergi minum seperti seekor anjing maka dikumpulkannya mereka dan disuruh pulang. Bagi yang minum dengan cara menggunakan tanganya sebagai wadah untuk minum maka orang-orang itulah yang dipilih untuk ikut berperang. Hasilnya hanyalah 300 orang atau 3% saja (Hak. 7:7).

Saya bisa bayangkan betapa kuatnya goncangan saat itu bagi iman Gideon. Ia yang berani meminta tanda supaya yakin dan sekarang Tuhan ingin bukti seberapa yakin imannya kepada Tuhan.  Gideon membuktikan bahwa ia beriman dan taat terhadap kehendak Tuhan. Walaupun ia menyadari bahwa musuhnya bahkan sudah meminta bantuan kepada orang Amalek dan juga orang-orang dari Timur bergabung dalam koalisi yang sangat besar.

Tuhan itu sungguh baik dan setia kepada Gideon. Tuhan menyadari bahwa Gideon perlu diberi kekuatan iman yang kali ini bukan dari permintaan Gideon, melainkan dari pengakuan dan kesaksian musuhnya sendiri. Bahkan Tuhan menyuruh Gideon untuk turun tidak seorang diri namun ditemani oleh Pura, bujangnya demi untuk mendengar kesaksian dari tentara Midian yang mengatakan bahwa sekeping roti jelai terguling masuk ke perkemahan orang Midian, setelah sampai dilanggarnya kemah itu sehingga roboh dan runtuh. Lalu teman tantara Midian itu berkata bahwa itu karena pedang Gideon bin Yoas (Hak. 7:13-14). Karena kesaksian mereka itu, iman Gideon sangatlah diteguhkan.

Dengan membagi pasukan menjadi 3 kelompok yang masing-masing menyebar di sekitar bukit, lalu meniup terompet, memecahkan ke-300 buyung kosong dan menyalakan suluh, ke-300 orang pasukan Gideon tanpa berperang apapun berhasil menghancurkan musuh. Itu terjadi karena mereka menyaksikan bagaimana Tuhan membuat pasukan Midian menjadi tidak terkendali. Mereka menjadi kacau, saling bunuh membunuh satu dengan yang lain.

Tentara tersisa berusaha melarikan diri namun Gideon memerintahkan suku Naftali, Asyer dan Manasye untuk menumpas sisa pasukan itu. Bahkan suku Efraim berhasil menawan kedua raja Midian dan memenggal kepala mereka lalu menyerahkannya kepada Gideon. Inilah hasil kemenangan yang luar biasa. Mereka bukan hanya menjadi merdeka saat itu, mereka juga berhasil mengalahkan ketiga jenis pasukan gabungan musuh tanpa ada banyak korban dari pihak Israel. Sedangkan dipihak musuh begitu banyak korban nyawa dan pasukan musuh dikalahkan sampai tuntas bahkan sampai kepada raja-rajanya. Belum lagi hasil rampasan perang yang ditinggalkan musuh sungguh menjadi berkat yang begitu melimpah bagi Israel bukan hanya logistik, tetapi juga ternak, pakaian, tenda dan seluruh peralatan perang musuh. Hal terakhir yaitu rasa gentar orang-orang di sekitar bangsa Israel akan kehebatan dan kedahsyatan Allah Mereka.

Previous
Previous

Tetap Bisa Melayani

Next
Next