Keluarga Abraham - Bagian I

Oleh : Pdt. Djohan Kusnadi

Keluarga Abraham merupakan keluarga yang ketiga setelah Adam dan Nuh, yang diharapkan menjadi figur keluarga yang diidamkan Tuhan. Abraham sangat indah di mata Tuhan dan sangat unik.  Keunikannya adalah:

Abraham sebenarnya bukan anak pertama tetapi sebaliknya anak bungsu dari tiga saudara.  Ia dilahirkan Ketika Terah. Ayahnya, sudah berusia 130 tahun.  Sedangkan Terah pertama kali memperoleh Haran (kakak Abraham pertama) setelah Terah berusia 70 tahun. Lalu disusul Nahor yang tidak jelas tahun kelahirannya. Nahor ini menikah dengan Milkah yang adalah keponakannya sendiri karena Milkah adalah anak dari Haran. Milkah juga adalah kakak perempuan Lot dan Yiska.

Ada kemungkinan karena begitu pentingnya dan sangat terkenalnya Abraham, maka ia disebut pertama kali sebagai anak Terah.  Seharusnya anak sulung itu adalah Haran yakni ayah dari Milakh, Lot dan Yiska. Namun sayang Haran meninggal terlebih dahulu mendahului Terah, ayahnya. Beda usia Abraham dengan Haran, kakak tertuanya adalah sekitar 60 tahun.

Abraham menikah dengan Sara yang merupakan adik Abraham dari satu ayah yaitu Terah namun berlainan Ibu.  Alkitab tidak mencatat berapa usia mereka waktu menikah. Ada kemungkinan Abraham menikah sewaktu berusia 60 tahun dan itu berarti Sara berusia 50 tahun.

Keunikan lainnya adalah mereka memperoleh anak setelah menanti janji Tuhan selama puluhan tahun. Bila dihitung dari pertama kali janji Tuhan adalah 25 tahun namun bila dihitung dari usia pernikahan bisa mencapai 40 tahun lamanya. Masa penantian yang begitu sangat panjang namun hasilnya terbukti. Jadi Abraham berusia tepat seratus tahun dan Sarah sudah berusia Sembilan puluh tahun saat Ishak lahir.

Keunikan terakhir adalah Abraham mendapat julukan sebagai bapak orang beriman dan hal ini diakui oleh empat agama besar yaitu: Kristen, Katolik, Islam dan Yudaisme. Ini berarti nama Abraham tetap dijunjung tingi lebih dari separuh penduduk di dunia ini. Ini menggenapkan nubuat dalam Kejadian 17:5 di mana Tuhan Allah menetapkan Abraham sebagai bapa sejumlah bangsa besar.

Abraham yang begitu luar biasa imannya terbukti ketika ia bisa memaksakan dirinya untuk rela dan taat kepada kehendak Tuhan Allah yaitu mempersembahkan anak tunggal satu-satunya, Ishak, yang telah diimpikannya selama empat puluh tahun sebagai korban persembahan.

Hal-hal luar biasa dalam diri Abraham

Abraham adalah seorang yang agung dan namanya tetap harum dan bahkan menjadi sandaran, panutan, dan iman orang Yahudi. Bagi orang Yahudi mereka pasti selamat karena Abraham adalah nenek moyang (baca: bapa) mereka.  Karena Abrahamlah maka tidak ada alasan bagi mereka untuk tidak diselamatkan dan masuk kerajaan Surga.

Abraham adalah salah seorang tokoh Alkitab yang memperkenankan hati Tuhan.  Ada banyak hal besar yang terjadi dalam hidupnya:

Satu, Abraham bisa mendengar Tuhan dan menaati panggilan-Nya

Ini sebuah hal yang jarang terjadi di mana Tuhan berbicara secara langsung kepada Abraham untuk meninggalkan kotanya dan pergi ke Kanaan.  Ini sungguh sebuah langkah yang tidak mudah bagi Abraham karena ayahnya yang memimpinnya dari tanah Ur ke Haran sudah meninggal dan kuburannya di Haran. Sedangkan Abraham diperkirakan sudah tinggal di Haran belasan tahun dan itu berarti sebuah langkah besar mengingat ia sudah cukup betah di Haran, dan ada kuburan ayahnya di Haran.

Selain itu perjalanan ke Kanaan adalah perjalanan yang sangat jauh sekitar 12180 Km atau 7568.9 mil. Bayangkan betapa sulitnya sebagai seorang peternak seperti Abraham harus membawa seluruh pembantu dan ternak-ternaknya untuk pindah. Perlu perencanaan dan persiapan yang matang.

Tuhan Allah telah memanggil Abraham untuk meninggalkan tanah Ur Kasdim (Mesopotamia) (Kis 7:2-4) dan itu direspons oleh Terah, ayah Abraham. Kini, Kembali Tuhan perintahkan untuk meninggalkan Haran dan kali ini disertai janji berkat yang menyertainya (Kej 12:1-3). Perintah ini diberikan setelah Terah, ayah Abraham meninggal dunia. Diduga karena Terah masih menyembah berhala dan Tuhan tidak ingin rombongan yang dipanggil-Nya untuk menetap di Kanaan masih terikat dengan berhala.  Itulah sebabnya pemanggilan kedua terjadi setelah Terah meninggal. Abraham pun begitu taat dan melakukan persis seperti yang Tuhan inginkan (Kej 12:4).

Dua, Abraham diperkenan untuk melihat Tuhan menampakkan diri  bahkan bisa berunding dengan-Nya

Tuhan sering menampakkan diri kepada Adam untuk berkomunikasi. Namun setelah Adam jatuh ke dalam dosa, Adam malu dan bersembunyi ketika Tuhan Allah datang memanggilnya. Setelah Adam, Tuhan jarang sekali menampakkan diri. Dia lebih sering hanya berfirman, terkadang memberikan mimpi dan hanya kepada beberapa orang Dia masih menampakkan diri-Nya, dan salah satunya adalah Abraham. Tuhan Allah menampakkan diri demi untuk berjanji untuk memberikan negeri Kanaan (Kej 12:7).  Tuhan kembali menampakkan diri untuk mengulangi perjanjian mengenai keturunan Abraham akan sangat banyak asalkan Abraham hidup tidak bercela (Kej 17:1-2) ditambah lagi Abraham akan menjadi bapa sejumlah besar bangsa bila Abraham tetap memegang perjanjian yaitu setiap laki-laki harus disunat (Kej 17:4-10). Tuhan Allah kembali untuk ketiga kalinya menampakkan diri dan kini dalam tubuh manusia bersama dua malaikat-Nya ketika berkunjung kepada Abraham untuk memberitahukan bahwa Abraham akan mempunyai anak tahun depan dan juga mengenai penghukuman atas negeri Sodom dan Gomora. Abraham diperkenan untuk bisa menawar Tuhan agar tidak menghukum Sodom Gomora bila ada 50 orang benar, 45 orang, 40, 30, 20 hingga 10 orang benar. Sungguh ini hal yang luar biasa indah bila Tuhan Allah sudah menjadikan seseorang menjadi kesayangan-Nya.

Tiga, Abraham sangat taat kepada perintah Tuhan sehingga rela mengorbankan anaknya.

Abraham memilih untuk lebih mengasihi Tuhan Allah melebihi anak tunggalnya. Sungguh satu pilihan yang sangat sulit dan sebuah bentuk kasih yang teramat besar kepada Tuhan Allah. Abraham yakin bahwa ini kehendak Allah yang tidak rasional.  Allah yang sudah berulang-ulang berjanji akan memberikan anak, dan janjinya baru tiba setelah berpuluh-puluh tahun menanti kepastian. Dan setelah Ishak berangkat dewasa. Tuhan Allah meminta agar Ishak anak tunggal satu-satunya dikorbankan sebagai korban persembahan kepada Allah.  Abraham demi ketaatannya kepada Tuhan, ia tidak menceritakan perintah untuk mengorbankan Ishak kepada istrinya Sarah yang sekaligus ibu kandung Ishak.  Abraham menyadari bahwa semua rencana bisa jadi berantakan bila Sarah mengetahui maksud kepergiannya untuk mengorbankan Ishak sebagai korban persembahan bagi Tuhan.  Kepada Ishak pun Abraham tidak menceritakan bahwa kepergiannya beserta dengan Ishak dan beberapa hambanya adalah untuk mengorbankan Ishak sendiri.  Itulah sebabnya Ishak banyak bertanya karena Ishak kebingungan dengan di mana korban bakarannya. Segala perlengkapan sudah tersedia seperti kayu, pisau dan alat pembuat api tapi di mana korban binatang yang mau disembelih.  Ishak bertanya-tanya namun Abraham hanya menjawab pastilah Tuhan akan menyediakannya.  Abraham begitu hancur hatinya dengan kepolosan pertanyaan Ishak dan begitu sayangnya dengan Ishak namun Ia memilih untuk lebih mengasihi Tuhan di atas segala-galanya.  Dan ternyata ucapan imannya Sungguh tergenapi, Tuhan Allah telah menyediakan domba jantan sebagai pengganti yang tanduknya tersangkut di antara pohon belukar di sekitar gunung Moria.

Abraham begitu taat dan rela mengorbankan anak tunggalnya karena Ibrani 11:19 mengatakan bahwa Abraham percaya Tuhan berkuasa membangkitkan orang-orang sekalipun dari antara orang mati. Dan dari sana Abraham sekan-akan menerimanya kembali. Abraham Sungguh percaya akan kuasa kebangkitan yang akan dialami Ishak anaknya sehingga ia bisa hidup Kembali walaupun ia sudah mati.  Namun ternyata Tuhan Allah tidak menginginkan Ishak mengalami kematian, itulah sebabnya Tuhan memerintahkan agar Abraham tidak meneruskan usaha membunuh anak tunggalnya dan Tuhan Allah berkata bahwa sekarang sudah terbukti betapa Abraham begitu mengasihi Tuhan Allahnya melebihi segala-galanya dan oleh karena itu Abraham disebut sahabat Allah, bapa orang beriman.

Empat, Abraham tidak tamak akan harta

Ini hal yang luar biasa.  Tidak ada ketentuan atau peraturan dari Tuhan Allah tentang persepuluhan pada masa itu namun Abraham dengan suka cita memberikannya. Ini disebabkan Abraham sudah diberkati melalui perjamuan roti dan anggur.  Abraham juga diberkati dengan berkat khusus oleh Imam Melkisedek. Abraham yang tidak rakus akan harta, bisa mengendalikan hartanya dengan memberikan persembahan persepuluhan kepada Imam Melkisedek, yang juga adalah seorang raja Salem.  Penghitungan persepuluhan adalah berdasarkan harta rampasan yang diperoleh Abraham atas raja-raja yang telah Abraham kalahkan.

Abraham bahkan memberikan seluruh hasil rampasan perangnya kepada raja Sodom karena harta itu sebagian besar berasalah dari raja Sodom yang telah dikalahkan oleh musuh dan sekarang musuh tersebut dikalahkan oleh Abraham.  Abraham mengembalikan seluruh harta milik raja Sodom dan tidak satu pun ia mengambil apa yang menjadi milik kepunyaan raja Sodom.

Previous
Previous

Anda Masih Jatuh Bangun Dalam Dosa? - Bagian II

Next
Next

Tetap Teguh di Masa Pandemi