Jangan Salah Ya!

Oleh: Pdt. Ariel Arianto

Tidak baik berpihak kepada orang fasik dengan menolak orang benar dalam pengadilan
(Amsal 18: 5)

Sebagai seorang raja dan hakim, Raja Salomo tahu persis dan pasti mengalami serta melihat secara nyata bagaimana seseorang melakukan tindakan yang jauh dari kebenaran. Jadi situasi yang digambarkan oleh Raja Salomo ini sungguh-sungguh nyata bahkan sampai hari ini. Hal yang disampaikan Salomo ini juga menjadi satu ajaran yang sangat penting buat anaknya yang kelak akan menggantikan Salomo dalam memimpin kerajaannya.

Tidak baik berpihak kepada orang fasik dengan menolak orang benar dalam pengadilan.
Firman Tuhan ini jelas mengatakan, memang tidak baik, memang tidak benar dan memang tidak bermanfaat berpihak kepada orang fasik. Orang fasik adalah orang yang tidak takut akan Tuhan, orang yang tidak mau dengar-dengaran akan Firman Tuhan, orang yang sombong dan angkuh, orang yang sukar untuk mengerti, orang yang tahu salah tetapi tetapi masih tetap dilakukan, orang yang hanya tahu kebenaran dirinya saja,… dan jangan memberi muka kepada orang fasik

Namun tetap ada saja ada orang yang melakukan hal seperti  yang dikatakan oleh Raja Salomo dengan tetap berpihak kepada orang fasik dengan menolak orang benar dalam pengadilan. Yang menjadi pertanyaan kita adalah ada apa dengan orang ini ? Sangat besar kemungkinan adalah

  1. Orang tersebut mendapatkan banyak keuntungan pribadi (Apa saja keuntungannya: Uang/Harta, Jabatan, kehormatan,…)

  2. Orang yang tidak mengenal Tuhan dan tidak memiliki hati yang takut akan Tuhan. Orang yang seperti ini adalah bibit dari perpecahan komunitas umat Tuhan.

  3. Orang fasik ini memiliki kekuasaan dan pengaruh yang besar sehingga tidak berdaya dalam menghadapinya.

Dalam situasi dimana ada perselisihan diantara dua belah pihak, bagaimana sikap kita ketika kita diperhadapkan dengan situasi seperti itu? Apa yang menjadi pertimbangan kita dalam memutuskan perkara yang ada? Kita tidak boleh berdiri di area abu-abu! Apakah dasar keputusan kita karena ia saudara dan kelaurga kita? Apakah dasar keputusan kita karena orang tersebut baik dan telah berjasa bagi hidup kita? (karena hutang budi maka kita putuskan tidak bersalah pada hal ia bersalah dan menjadi otak intelektualnya).

Dalam keadaan yang tidak mudah ini, kita harus melihat masalah yang ada secara objektif, melihat secara jelas dan terang menderang di dalam terang Firman Tuhan. Maka siapapun yang ada dalam kebeneran  ia harus dibenarkan meskipun ia adalah orang yang pernah bersalah dengan kita, ia adalah orang yang sangat menjengkelkan, Ia adalah orang yang pernah menghancurkan hidup saya dulu. Sebaliknya jika jelas bersalah dan orang yang bersalah itu adalah saudara, orang tua, kerabat dll keputusan bersalah harus diberikan.

Jadi kebenaran yang sejati harus senantiasa ditegakkan dan dinyatakan sekalipun itu pahit dan tidak mudah, namun tetap harus dinyatakan. Sangat tidak baik berdiri menentang keadilan dan kebenaran.

Fokus:
Dalam situasi apapun kita tetap waspada, terlebih lagi ketika kita diperhadapkan dengan satu keputusan penting. Kita harus datang kepada Tuhan dan memohon pimpinan dan pertolongan-Nya untuk dapat disingkapkan kebenaran sebelum memutuskan  perkara. Jangan suam-suam kuku, kita harus panas atau dingin.

Doa:
Tuhan, tolong kuasai hati dan pikiran kami agar dapat melihat satu perkara atau masalah yang ada dalam terang Firman-Mu. Sehingga ketika kami mengambil keputusan dan keputusan yang ada sungguh-sungguh mempermuliakan TUHAN dan kami sungguh-sungguh berkenan dan memulikan Engakau yang Allah di dalam seluruh kehidupan kami, Amin

 

Previous
Previous

Tujuan Baru

Next
Next

Pengakuan Tomas