Hamba yang Baik dan Setia

Oleh : Ev. Suryanto

Saya mengingat dulu teman gereja saya pernah berkata kepada saya bahwa dia tidak mau memperkerjakan orang atau jemaat di gereja saya sebagai karyawannya. Padahal, setahu saya perusahaan dia itu cukup banyak karyawannya. Dia berkata bahwa dia biasanya mencari karyawan Kristen dari luar gereja atau kadang kala kalau terpaksa dia baru menerima karyawan yang non-Kristen.

Saya lalu bertanya kepada dia alasannya kenapa. Dia berkata bahwa sering kali jemaat gereja yang diperkerjakannya itu under-performed, maksudnya kerjanya kurang baik performanya. Kalau sudah seperti ini, kadang dia merasakan dilema ketika harus memberhentikan orang tersebut. Di satu sisi, dia merasa kasihan untuk memberhentikannya karena orang tersebut memerlukan penghasilan untuk penghidupannya. Akan tetapi di sisi lain, dia gregetan sekali dengan orang tersebut karena yang dikerjakannya tidak ada yang beres. Orang tersebut jadi seperti makan gaji buta katanya.

Ketika dia akhirnya dengan berat hati memberhentikan jemaat yang jadi karyawannya itu, orang tersebut ngomong di luaran hal-hal yang tidak benar yang memojokkan dirinya. Orang tersebut ngomongin dirinya majikan yang jahat dan kejam yang memperlakukan karyawannya dengan dengan buruk sekali.

Dia melanjutkan bahwa kadang kala ada juga yang perfoma atau kerjaannya baik, akan tetapi tidak lama kemudian orang tersebut langsung pindah tempat kerjaan yang berani menggaji lebih besar dan semua customernya atau data perusahaannya dibawa sama karyawan tersebut. Saya yakin dia tidak bermaksud mengatakan bahwa tidak boleh pindah tempat kerjaan yang lebih baik yang gajinya lebih besar ya. Yang dia maksudkan adalah tidak ada loyalitas sama sekali kepada majikan atau perusahaan tempat dia bekerja.

Dia berkata juga bahwa dia punya pengalaman jelek menggaji atau memperkerjakan orang Kristen karena pernah sekali waktu karyawannya Kristennya menilep atau mencuri uang perusahaan. Jadi sedapat mungkin dia berkata, dia akan mencari dan menggaji orang Kristen di luar gereja tempat kami beribadah karena kalau dia terpaksa memberhentikan orang tersebut, dia tidak harus bertemu dengan orang itu atau harus menjelaskan kepada orang-orang bahwa apa yang dikatakan orang itu tidak benar.

Firman Tuhan dalam Kolose 3:23 berkata, "Apa pun juga yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia." Itu artinya Tuhan menginginkan kita untuk memberikan yang terbaik dalam setiap apa yang kita kerjakan, termasuk juga di dalam pelayanan kita.

Namun, Tuhan Yesus berkata di dalam Matius 25:21: Maka kata tuannya itu kepadanya, "Baik sekali perbuatanmu itu, hai hambaku yang baik dan setia; engkau telah setia dalam perkara kecil, aku akan memberikan kepadamu tanggung jawab dalam perkara yang besar. Masuklah dan turutlah dalam kebahagiaan tuanmu."

Firman Tuhan di Matius 25:21 tadi mengatakan satu kebenaran, kita harus menjadi hamba yang baik dan juga hamba yang setia. Kedua hal tersebut diperlukan! Kita tidak boleh sekedar setia atau loyal dalam pekerjaan kita, tetapi juga harus baik kualitas pekerjaannya. Kita tidak boleh hanya baik kualitas pekerjaannya tetapi tidak mempunyai kesetiaan atau loyalitas dalam pekerjaan kita.

Kita yang setia dalam pekerjaan atau pelayanan kita yang saat ini mungkin terlihat kecil, sepele, atau tidak berarti, Tuhan akan memberikan tanggung jawab yang lebih besar lagi karena kita, pekerjaan atau pelayanan kita dianggap baik oleh Tuhan.

Tuhan memberkati kita semua, Amin!

Previous
Previous

Pengudusan: Sisi Kematian

Next
Next

Ketaatan Orang Percaya