Mengapa Kamu Begitu Tidak Percaya?

Oleh : Hani Rohayani

Peristiwa Tuhan Yesus meredakan angin ribut dicatat di 3 Injil sinoptik (Mat. 8:23-27; Mrk. 4:35-41 dan Luk. 8:22-25) hal ini sedang menunjukkan bahwa peristiwa tersebut adalah peristiwa penting dan mendapat perhatian yang besar dari para rasul dan para penulis kitab Injil.

Bagaimana tidak, pada saat itu, kondisi di danau Galilea yang juga dikenal dengan sebutan danau Tiberias, benar-benar menakutkan bagi para murid. Sekalipun mereka kebanyakan memiliki latar belakang sebagai nelayan, mereka benar-benar merasa takut dengan kejadian yang mereka sedang alami. Itu sebabnya mereka mengatakan, “Tuhan tolonglah, kita binasa!” (Mat. 8:25), “Guru, engkau tidak peduli kalau kita binasa?” (Mrk. 4:38) dan “Guru, Guru, kita binasa!” (Luk. 8:24). Ketiga murid menggambarkan dengan menggunakan kata yang sama, yakni “binasa”. Kata binasa ini berkesan lebih kuat dari kata “mati” yang menunjukkan bahwa ombak yang mereka hadapi sangat besar dan mereka juga sangat ketakutan.

Hal ini sangat bertolak belakang dengan sikap Tuhan Yesus yang bahkan sedang tidur di tengah-tengah badai yang menerjang mereka dengan hebat. Seolah-olah Tuhan Yesus tidak terganggu sedikitpun dengan badai yang sedang terjadi. Dia tetap bisa dengan nyaman menikmati tidur dengan nyenyak, sampai harus dibangunkan oleh para murid yang sedang ketakutan.

Bagaimana mungkin, mereka berada di perahu yang sama, dan mengalami kondisi yang sama yakni sama-sama diterjang oleh badai sampai-sampai hampir tenggelam, namun memiliki respon yang berbeda dan bahkan bertolak belakang? Tuhan Yesus bisa santai dan tertidur dengan nyenyak sedangkan para murid ketakutan setengah mati.

Jika melihat Mrk. 4:35 dan Luk. 8:22, Tuhan Yesus memberikan perintah yang sangat jelas, “Marilah kita bertolak ke seberang”. Perintah itu sangat jelas. Mereka diperintahkan untuk menyeberang ke seberang danau. Dari perintah ini sebenarnya kita dapat melihat, bahwa Tuhan Yesus akan menjamin bahwa mereka semua pasti akan sampai ke seberang danau. Tuhan Yesus tidak menjanjikan bahwa di tengah danau akan selalu tenang dan tidak ada ombak, tetapi Dia menjanjikan bahwa mereka pasti akan sampai ke seberang bersama dengan Tuhan.

Namun karena badai yang sangat besar yang menghantam perahu mereka sehingga mereka ketakutan. Mereka tidak lagi ingat dan menyadari bahwa mereka sedang berjalan bersama dengan Tuhan Yesus.  Itu sebabnya Tuhan Yesus mengecam ketidakpercayaan mereka. “Mengapa kamu takut, kamu yang kurang percaya?” (Mat. 8:26).

Bagaimana dengan kita? Bukankah kita acapkali berlaku sama seperti para murid? Ketika kita menghadapi masalah dan pergumulan? Kita sering panik dan mencari siapa yang salah? Yang menjadi penyebab masalah yang sedang kita hadapi? Atau kita merasa putus asa dan merasa bahwa seolah-olah langit runtuh dan tidak adalah harapan buat kita? “kita binasa!” itulah yang kita katakan kepada diri sendiri dan juga Tuhan.

Ketika Tuhan Yesus beserta dengan kita, seharusnya penyertaan-Nya itu cukup bagi kita. Ia adalah Allah yang berkuasa, yang juga adalah gembala kita, tentu Ia akan menyertai kita kemanapun Ia memerintahkan kita melangkah. Ia memang tidak menjamin bahwa tidak ada ombak di tengah perjalanan kita, namun Ia berjanji akan terus menyertai kita sehingga kita bisa meletakkan kepala kita dengan tenang dan nyaman sebagai ganti ketakutan dan kekuatiran kita.

Previous
Previous

Ketidakpercayaan Kita

Next
Next

Pengharapan dan Penghiburan Orang Percaya