Keluarga Rut

Oleh : Pdt. Djohan Kusnadi

Bagian Ke-2

Kesuksesan Rut tidak terjadi secara instant namun melalui proses tahapan yaitu:

Rut memulai karirnya dengan bekerja memungut jelai di ladang milik Boas "Biarkanlah aku pergi ke ladang memungut bulir-bulir jelai  di belakang orang  yang murah hati  kepadaku" (Rut 2:2). Ini tentu tidaklah semudah yang kita kira.  Oleh karena waktu seseorang mencoba memungut bulir-bulir jelai di belakang para penyabit berarti saat itu juga ia memproklamasikan bahwa dirinya beserta dengan keluarganya adalah orang miskin (melarat).  Itu berarti status dirinya adalah orang miskin dan tentu membuat dirinya kurang terpandang, bisa diperlakukan secara kasar atau tidak sopan, oleh sebab hidupnya dianggap sebagai parasit/ sampah masyarakat. Namun Rut mau melakukan hal yang hina itu karena ia rendah hati.  Hanya orang yang rendah hati yang bisa melakukan pekerjaan memungut jelai.

Rahasia kesuksesan seseorang seringkali dimulai ketika seseorang mau belajar rendah hati, memulai karir hidupnya mulai dari nol. Dari tempat yang terendah itulah ia membangun karir hidupnya. Ia tidak pernah merasa malu memperlihatkan dirinya yang bekerja dengan pekerjaan yang sangat hina di depan teman-temannya karena baginya itu hanyalah langkah awal untuk melangkah ke langkah yang lebih tinggi.   Ia tidak akan berhenti pada langkah awal dan akan terus berjuang melangkah ke tempat yang lebih tinggi.  Beranikah Anda mencoba menata karir Anda seperti Rut?

Rut 2:7: Begitulah ia datang dan terus sibuk dari pagi sampai sekarang dan seketikapun ia tidak berhenti.  Rut adalah seorang pekerja keras. Ia tidak suka bermalas-malasan atau mencuri waktu sewaktu bekerja.  Ia sangat serius dalam bekerja dan selalu mengakhiri setiap pekerjaannya dengan baik dan tuntas. Tuhan berkenan dengan orang yang suka bekerja keras dan senantiasa memberkati orang-orang seperti itu.  Ia melakukan pekerjaannya sebaik mungkin seperti untuk Tuhan.  Ia tahu mata Tuhan melihat yang ia kerjakan apakah ia tekun, serius atau bermain-main dan bermalas- malasan. Alkitab banyak mencatat berkat Tuhan mengalir dengan luar biasa bagi setiap orang yang tekun bekerja keras dan melihat pekerjaan itu sebagai kesaksian hidupnya bagi orang banyak sehingga ia berjuang anam Tuhan dipermuliakan dengan hasil kerja kerasnya.

Rut 2:10: Lalu sujudlah Rut menyembah dengan mukanya sampai ke tanah  dan berkata kepadanya: "Mengapakah aku mendapat belas kasihan dari padamu, sehingga tuan memperhatikan aku,   padahal aku ini seorang asing? Di sini terlihat jelas bahwa Rut sungguh seorang yang tahu berterima kasih. Rasa terima kasih ia ungkapkan dengan sujud menyembah sebagai pertanda bahwa ia takluk, merendahkan diri, dan mengucapkan terima kasih. Rut tahu jelas cara mewujudkan rasa terima kasihnya kepada orang yang pernah menolongnya.  Ia tidak seperti “kacang yang lupa kulitnya”. 

Mengapa ada orang yang mudah berterima kasih namun ada juga yang tidak pernah berterima kasih atau mensyukuri segala kebaikan orang lain?  Sebab utamanya hanya satu yaitu hati yang baik. Hanya orang berhati baik yang bisa melakukannya. Hati ini akan senantiasa menjadi baik bila kita sungguh-sungguh menjaganya. 

Hati yang baik itu teruji ketika seorang naik pangkat ke posisi yang tinggi.  Di situlah kualitas hati diuji, apakah tetap baik atau menjadi jahat.  Sewaktu seseorang mulai memiliki posisi, makin terkenal, banyak uang, apakah ia masih tetap baik atau sudah berubah menjadi jahat. Jahat di sini yaitu berubah menjadi sombong, suka memberontak, main hakim sendiri, tidak peduli kesusahan atau penderitaan orang. Untuk itu pesan penulis Amsal: jagalah hatimu dengan segala kewaspadaan, karena dari situlah terpancar kehidupan (Amsal 4:23).

Rut 2:12: TUHAN kiranya membalas perbuatanmu itu, dan kepadamu kiranya dikaruniakan upahmu sepenuhnya oleh TUHAN, Allah Israel, yang di bawah sayap-Nya engkau datang berlindung. Hal berikut: Rut berlindung hanya kepada Tuhan. Rut tidak bergantung kepada orang tuanya atau bangsanya.  Ia lebih memilih berlindung kepada Tuhan Allah yang disembah ibu mertuanya. Bagaimana dengan Anda? Kepada siapa Anda bergantung dan apa yang menjadi tumpuan harapan Anda? Sewaktu kita bekerja, mau berumah tangga, melewati badai hidup hingga menjelang ajal yang segera akan tiba.  Apa yang menjadi tempat perlindungan kita?

Ibu kami memberi kesaksian bagaimana ia memulai karir dari ibu rumah tangga menjadi seorang wanita pengusaha meneruskan usaha dagang ayah kami.  Ia hanya bersandar kepada Tuhan Yesus.  Sewaktu ia membuka toko ia berkata: di dalam nama Tuhan Yesus, saya mulai usaha saya hari ini dan setelah toko ditutup ia bersyukur dan berterima kasih di dalam nama Tuhan Yesus.  Itu yang dilakukan setiap harinya.  Akhirnya, di tangan ibu kamilah toko kami bisa mengekspor barang hingga ke Papua Nugini. Ratusan lusin Album ia ekspor dari rumah kami dan orang tidak tahu karena toko berjalan seperti biasanya.  Di tangan ibulah kami bisa membeli toko itu yang selama ini kami kontrak, bahkan toko menjadi sangat maju.  Padahal, ibu hanya tamat SD, tidak pernah berdagang, seorang Ibu rumah tangga.  Bahkan dengan uang toko dan penjualan itu kami sekeluarga bisa berimigrasi ke Amerika dan bisa membeli rumah juga mobil.  

Banyak orang terheran-heran karena di tangan ayah kami toko itu tidak semaju sekarang.  Kuncinya hanya satu yaitu ia bergantung kepada Tuhan Allah sepenuhnya. Bagaimana dengan Anda? Maukah Anda belajar bergantung kepada Tuhan Allah walau kita memiliki banyak hal yang bisa diandalkan.  Namun kita berkata Engkau Tuhan lebih hebat, lebih dahsyat, lebih dari semua yang aku miliki.

Rut 2:18-20: Diangkatnyalah itu, lalu masuklah ia ke kota. Ketika mertuanya melihat apa yang dipungutnya itu, dan ketika dikeluarkannya dan diberikannya kepada mertuanya sisa  yang ada setelah kenyang itu, maka berkatalah mertuanya kepadanya: "Di mana engkau memungut dan di mana engkau bekerja hari ini? Diberkatilah kiranya orang yang telah memperhatikan engkau itu!" Lalu diceritakannyalah kepada mertuanya itu pada siapa ia bekerja, katanya: "Nama orang pada siapa aku bekerja hari ini ialah Boas." Sesudah itu berkatalah Naomi kepada menantunya: "Diberkatilah kiranya orang itu  oleh TUHAN yang rela mengaruniakan kasih setia-Nya.

Pada bagian terkahir ini kita melihat relasi yang sangat dekat dan intim antara ibu mertua dengan menantu perempuan.  Bukankah sudah banyak kabar miring tentang betapa jahatnya mertua perempuan kepada menantunya atau sebaliknya betapa teganya menantu perempuan terhadap mertua perempuannya. Namun itu tidak terjadi dalam relasi Naomi dengan Rut.  Mereka merupakan satu tim yang solid.  Saling membantu, saling memperlengkapi dan saling mengasihi. 

Ini semua adalah dasar utama dari sebuah keluarga yang harmonis yaitu adanya relasi yang saling menopang, saling mengasihi dan saling menghormati.  Bila dasar ini sudah ada maka Tuhan akan tambahkan dengan kebutuhan ekonomi yang memadai bahkan sampai berkelimpahan.  Tidak cukup sampai di situ, kesehatian dan kesatuan hati juga menghasilkan keturunan-keturunan yang perkasa di muka bumi ini.  Dari raja Daud kerajaan Israel dan Yehuda berjaya dan bahkan Tuhan Yesus lahir dari keturunan raja Daud.

Mengapa hal yang dahsyat itu bisa terjadi? Oleh karena Naomi mengalami banyak sekali pukulan demi pukulan dalam hidupnya dan tidak menyebabkan hidupnya hancur namun justru membentuk karakter dan hatinya menjadi baik. Bagi Naomi tidak ada lagi yang bisa diandalkan selain Tuhan Allah dan menantunya yang begitu setia kepadanya.  Bagi Rut karena ia melihat figur teladan dari mertuanya yang tetap beriman dan setia kepada Tuhan Allah dalam melewati semua badai hidup yang terjadi.  Hasilnya mereka menjadi kekuatan yang menurunkan berkat Tuhan yang mengalir dengan luar biasa dahsyatnya. Fondasi yang membangun keintiman relasi mertua dengan menantu adalah:

Saling mempercayai dan mengasihi satu dengan lain.  Ini terjadi Ketika Rut memilih untuk meninggalkan orang tuanya dan lebih memilih ikut dengan mertuanya untuk pergi ke negeri yang sangat asing bagi Rut. Namun Rut sangat percaya dan sangat mengasihi Naomi sehingga ia memilih ikut Naomi.

Rut mau menaati setiap petunjuk atau suruhan yang diberikan mertuanya. Ketaatan itu terjadi ketika Rut melihat kekuatan iman Naomi menembus badai penderitaan yang menerjang bahtera hidupnya. Ini diawali dengan hati yang mau mendengarkan segala nasehat atau petunjuk yang diberikan dan setelah itu mengerjakan segala petunjuk-petunjuk yang diberikan.

Rut memperhatikan kebutuhan mertuanya.  Setelah kenyang, Rut mau membawa pulang makanan yang diberikan calon suaminya bagi mertunya.  Ia sangat memperhatikan segala kebutuhan mertuanya sehingga mertuanyapun pasti bertambah sayang dan semakin mendoakan untuk kebahagiaan menantunya ini.

Dalam strategi Naomi, maka Rut melakukan segala siasat dan petunjuk mertuanya sehingga Rut akhirnya bisa menikah dengan Boas, sang tuan tanah yang sangat kaya raya itu. Memang Boas bukanlah seorang yang masih muda, dan kemungkinan ia tidaklah setampan dengan pemuda-pemuda lain yang tampan dan juga kaya raya (Rut 3:10). Namun karena itu adalah petunjuk mertuanya, Rutpun mau taat. Hasilnya, Rut berhasil mengubah nasibnya dari sangat rendah menjadi istri saudagar yang kaya raya itu. Rut seorang wanita Moab namun berhasil terpilih menjadi umat pilihan Allah dan bahkan dari Rutlah lahir Obed, ayah dari Isai dan Isai adalah ayah dari Raja Daud.  Dengan kata lain, Rut masuk dalam silsilah raja Daud dan otomatis dalam silsilah Tuhan Yesus. Seorang perempuan kafir namun bisa terpilih menjadi nenek moyang raja Daud dan tercantum dalam silsilah Tuhan Yesus. 

Penderitaan penderitaan yang dialami oleh Naomi dan Rut dipulihkan dalam berkat atas rumah tangga, berkat keturunan, berkat usaha bahkan berkat dalam silsilah orang-orang penting dalam kerajaan Israel. Rut tidak pernah berhayal menikah dengan pemuda- pemuda muda dan kaya, ia mau menuruti nasehat mertuanya untuk memilih Boas sebagai suaminya yang baru.

Relasi yang intim inilah yang akhirnya menghantar Rut memetik hasil yang luar biasa. Siapkah Anda tetap menjaga relasi Anda dengan anggota keluarga Anda sewaktu Tuhan mengijinkan penderitaan datang menyerang kehidupan Anda? Karena kita tahu, akhirnya pasti diganti dengan kemuliaan yang melebihi segala penderitaan yang datang.

Previous
Previous

Anda Bukan Milik Anda Sendiri

Next
Next

Orang Kristen Tidak Tahan Proses