Jadikan Aku Saluran Berkat (Bagian V)

Oleh: Ev. Suryanto

Ini adalah foto-foto dari Laut Mati. Indah bukan lautnya? Namun, di dalam Laut Mati ini tidak ada kehidupan di dalamnya. Laut ini dinamakan Laut Mati karena tidak ada bentuk kehidupan yang dapat bertahan dalam air garam ini. Laut Mati memiliki kandungan garam tertinggi dari seluruh laut di dunia. Sedemikian tingginya sehingga hampir semua makhluk hidup yang hidup di air tidak bisa hidup di dalamnya.

Anda tahu mengapa laut ini bisa mempunyai kandungan garam yang tinggi sekali sehingga tidak ada makhluk hidup yang bisa hidup di dalamnya? Itu karena Laut Mati ini merupakan titik terendah di permukaan bumi. Laut Mati ini berada di ketinggian 417,5 meter di bawah permukaan laut. Jadi Anda bayangkan ya, laut ini posisinya rendah sekali sehingga air yang masuk ke dalamnya tidak bisa mengalir lagi keluar.

Kalau begitu kenapa laut ini tidak penuh-penuh kalau misalnya semua air yang masuk ke dalamnya tidak bisa mengalir keluar? Itu karena iklim kering dan evaporasi yang sangat tinggi membuat air yang masuk itu menguap dan akhirnya yang tertinggal adalah mineral saja. Kita tentu ingat bukan pelajaran sekolah di mana orang itu mendapatkan garam dengan cara membuat air laut itu menguap sehingga yang tertinggal hanya garamnya saja? Itulah sebabnya kandungan garamnya tertinggi dibandingkan seluruh laut di dunia. Airnya menguap sehingga yang tertinggal hanya garam dan itu yang membuat kandungan garamnya tinggi sekali dan laut ini tidak bisa didiami oleh makhluk hidup.

Seperti yang saya sampaikan sebelumnya, sifat alami air itu mengalir ke tempat yang lebih rendah. Air tidak bisa mengalir ke tempat yang lebih tinggi, air selalu mengalir ke tempat yang lebih rendah. Akan tetapi, air yang mengalir ke tempat yang terlalu rendah akhirnya tidak bisa mengalir lagi ke tempat lain juga. Air tersebut terjebak di tempat yang terlalu rendah dan tidak bisa lagi dialirkan ke tempat lain.

Demikian juga halnya dengan berkat Tuhan. Berkat Tuhan tidak bisa mengalir ke tempat yang lebih tinggi, berkat Tuhan itu selalu mengalir ke tempat yang lebih rendah. Sebelumnya saya katakan bahwa kalau kita mau dipakai Tuhan untuk menjadi saluran berkat, kita tidak boleh meninggikan diri. Kita harus merendahkan diri kita di hadapan Tuhan dan sesama. Dengan cara itulah berkat Tuhan baru bisa mengalir ke orang lain dan kita bisa menjadi saluran berkat bagi orang lain. Namun sebaliknya, apabila berkat Tuhan itu mengalir ke tempat yang terlalu rendah, berkat itu tidak lagi bisa mengalir ke tempat lain. Maksudnya apa? Saya akan coba jelaskan.

Banyak anak Tuhan yang merasa hidupnya itu berat sekali. Dia merasa orang lain tidak bisa mengerti pergumulannya. Dia merasa hidupnya itu paling malang sedunia. Meminjam istilah orang Malang (tempat tinggal saya), hidupnya itu paling soro, paling sengsara. Saya pertama kali datang ke Malang sempat bingung. Saya sempat tinggal di asrama STT SAAT selama satu tahun pertama di Malang. Teman-teman saya itu paling sering pesan ayam goreng Nelongso. Pertamanya karena tidak mengerti, saya pikir Nelongso itu apa begitu. Saya kemudian baru tahu bahwa nelongso itu sama artinya dengan Malang. Aduh temanku, nasibmu nelongso banget atau nasibmu malang banget.

Orang yang merasa hidupnya paling malang sedunia tidak bisa dipakai Tuhan juga untuk menjadi saluran berkat. Seperti air Laut Mati tersebut, airnya tidak bisa mengalir lagi ke tempat lain karena air selalu mengalir ke tempat yang lebih rendah. Karena posisinya sudah sangat rendah bahkan tempat atau daratan paling rendah di bumi, air tersebut sudah tidak lagi mengalir ke tempat lain.

Berkat Tuhan juga demikian. Berkat itu tidak bisa mengalir ke orang lain, kita tidak bisa menjadi saluran berkat bagi orang lain apabila kita merasa diri kita itu rendah dan tidak berharga. Kita merasa hidup kita dan pergumulan kita adalah pergumulan yang paling berat dan orang lain tidak pernah mengalami seperti kita.

Firman Tuhan dalam 1 Korintus 10:13 berkata, “Pencobaan-pencobaan yang kamu alami ialah pencobaan-pencobaan biasa, yang tidak melebihi kekuatan manusia. Sebab Allah setia dan karena itu Ia tidak akan membiarkan kamu dicobai melampaui kekuatanmu. Pada waktu kamu dicobai Ia akan memberikan kepadamu jalan ke luar, sehingga kamu dapat menanggungnya.” Kita bukanlah orang yang paling malang sedunia. Masih banyak orang di luar sana yang hidupnya lebih malang, lebih susah dibandingkan dengan kita.

Kalau kita dan perhatian kita hanya terfokus kepada diri kita sendiri, maka kita tidak bisa melihat orang lain dan kebutuhan mereka. Pada akhirnya kita melewatkan kesempatan yang Tuhan berikan bagi kita untuk menjadi saluran berkat bagi orang lain, bagi orang-orang yang memerlukan kasih Tuhan.

Firman Tuhan juga katakan bahwa pencobaan-pencobaan yang kita alami itu adalah pencobaan biasa dan Tuhan akan memberikan jalan keluar bagi kita ketika kita dicobai. Tuhan mengizinkan kita mengalami pencobaan-pencobaan justru supaya kita menjadi saksi Tuhan bagaimana Tuhan menolong kita melaluinya. Banyak orang di luar sana yang tidak berpengharapan dan kesaksian kita melalui sharing pergumulan kita bisa menolong dan menguatkan orang lain. Kita bisa menjadi saluran berkat bagi orang lain dengan cara itu.

Previous
Previous

Pengorbanan Kristus

Next
Next

Kehidupan Setelah Kematian