Jadikan Aku Saluran Berkat (Bagian 2)

Oleh : Ev. Suryanto

Teman saya suatu kali menceritakan tentang pengalaman dia dengan mobilnya. Dia dan keluarganya baru saja melakukan perjalanan memakai mobil di malam hari. Mereka sampai di rumah larut malam sekali. Karena kecapekan, mereka langsung membereskan semua barang dan menaruh semuanya terlebih dahulu tanpa dirapikan. Mereka kemudian langsung istirahat dan tidur.

Keesokan paginya, teman saya itu kemudian langsung harus pergi ke kantor untuk bekerja. Dia langsung menuju mobilnya dan menghidupkannya. Sewaktu mencoba menghidupkannya, mobil tersebut ternyata tidak bisa dihidupkan. Akinya soak!

Setelah ditelusuri, ternyata karena buru-buru semalam, dia lupa mematikan lampu depan mobil tersebut. Semalaman lampu tersebut nyala dan menghabiskan daya aki mobilnya. Alhasil paginya mobil tersebut tidak bisa dihidupkan dan tidak bisa dipakai untuk ke kantor. AKI MOBIL TERSEBUT TIDAK BISA DIPAKAI KARENA DAYA YANG TERPAKAI LEBIH BANYAK DARIPADA DAYA YANG MASUK! Aki mobil tersebut dipakai terus untuk menyalakan lampu tetapi dalam kondisi mesin tidak menyala dan tidak di-charge sehingga akinya soak!

Seperti itu juga hidup kita. Kalau kita mau hidup kita menjadi berkat, kita harus menjaga "aki hidup" kita terus penuh dan di-charge ke Sang Sumber Hidup. Kita tidak bisa terus melayani dan bekerja bagi Tuhan bila kita sendiri tidak diisi penuh oleh Tuhan. Kalau kita melakukannya, maka cepat atau lambat "aki hidup" kita akan soak dan kita tidak bisa lagi berfungsi normal.

Kita terkoneksi dengan Sang Sumber Hidup itu apabila kita setiap hari menyediakan waktu pribadi yang berkualitas dengan Tuhan (quality time with God). Itu yang membuat kita bisa terus berfungsi dengan baik. Berfungsi sebagai saluran berkat Tuhan bagi orang lain. Bukankah Tuhan Yesus dalam Matius 4:4 berkata, "Ada tertulis: Manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah." Kita tidak hanya hidup dari makanan jasmani saja, tetapi dari makanan rohani yang berupa firman Tuhan.

Semoga renungan ini boleh menjadi pengingat bagi kita semua untuk senantiasa menjaga "aki hidup" kita masing-masing supaya bisa terus dipakai Tuhan untuk menjadi saluran berkat bagi orang lain. Amin.

Previous
Previous

Oposisi dari Yang Natural

Next
Next

Pelangi-Ku di Awan