Hadiah Terindah

Oleh : Pdt. Selamet Yahya Hakim

Nats : Yohanes 3:16

Pendahuluan :
Apa yang terbayang dalam benak Saudara ketika bicara tentang hadiah yang terindah? Saya yakin jawaban kita bisa berbeda-beda. Namun Saudara bisa sepakat dengan Saya jika kita menggunakan tiga ukuran, yaitu:

1.     Siapa yang memberi?

2.     Apa yang diberi?

3.     Apa tujuan pemberian itu?

Hari ini Saya mengajak Saudara untuk melihat Natal sebagai Hadiah Terindah dari Allah kepada kita dengan menggunakan 3 ukuran tersebut. “Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini,  sehingga Ia telah mengaruniakan anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.

 1.   Siapa yang memberi dan siapa yang menerima?

Ini bicara tentang relasi pemberi dan penerima. Yohanes mengatakan pemberi adalah Allah dan penerima adalah dunia ini (mewakili semua manusia). Bagaimana relasi antara Allah dan manusia? Jika kita melihat Allah adalah kudus, sedangkan manusia berdosa, maka relasinya terputus. Jurang pemisah yang tidak terseberangi.

Yesaya 59:2 menjelaskan : “.. tetapi yang merupakan pemisah antara kamu dengan Allahmu ialah segala kejahatanmu. Dan yang membuat Dia menyembunyikan diri terhadap kamu sehingga Ia tidak mendengar ialah segala dosamu.” Dosa bukan membuat jurang pemisah, namun dosa adalah pengkhianatan terhadap Allah yang penuh kasih. Alkitab mengatakan bahwa inilah relasi antara Allah dan manusia, relasi yang tidak seimbang. Dalam ketidakseimbangan ini Allah menyatakan kasih-Nya dengan memberi. Bukankah ini luar biasa? Bayangkan kalau ada orang yang pernah Saudara tipu, jahati, dan sakiti namun ia memberimu hadiah, apa yang Saudara katakan?

2.   Isi hadiah.

Kandungan cinta dan hati dan kantong diukur dari wujud atau isi dari hadiah, karena itu ukuran hadiah bukan saja kuantitas melainkan juga kualitas. Yohanes mengatakan bahwa Allah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal. Anak adalah milik yang paling berharga (inilah anak yang kukasihi - Matius 3: 17). Jumlahnya satu, satu-satunya. Cara menyerahkannya lewat lahir di Betlehem dan mati di Yerusalem, dari palungan ke salib. Bukankah ini luar biasa?

3.   Tujuan penyerahan (urgensi).

Supaya manusia tidak binasa. Penyerahan yang tidak membawa keuntungan bagi si pemberi. Ini berbeda dengan dunia sekarang, dimana aku memberi supaya kamu jadi pengikutku, mendukungku, atau taat perintahku. Tidak ada catatan demikian dari Alkitab, murni untuk menebus manusia, dengan kata lain tidak ada manipulasi atas tindakan pemberian Allah kepada manusia (Mark.10:45). Manusia bukan saja tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal. Hidup kekal adalah suatu kehidupan bersama dengan Bapa di sorga di dalam Tuhan Yesus.

Dengan tiga ukuran tersebut: relasi, isi, dan urgensi, maka Saya ingin katakan bahwa dibalik natal ada sebuah hadiah terindah yang Allah ingin berikan kepada kita. Pertanyaannya, maukah Saudara mengulurkan tangan sambil bersujud untuk menerima-Nya dan berkata terimakasih Bapa, karena Engkau sudah memberikan Tuhan Yesus bagiku.

Previous
Previous

Dikaruniai Pertobatan

Next
Next

Oposisi dari Yang Natural