Visionary Disciples (Murid yang Bervisi) - Bagian I

Oleh: Pdt. Gideon Ang

Nats: Lukas 14:25-35
Mengenal Kristus, mengikuti-Nya

Murid yang bervisi dalam perjalanannya, ada 2 prinsip:
1. Murid Kristus (The Disciples of Christ)
Seorang teolog Jerman, Dietrich Bonhoeffer yang menulis buku tentang The Cost of Discipleship (harga pemuridan) berkata bahwa: “The Christianity without the discipleship is always Christianity without Christ.” Kekristenan tanpa pemuridan selalu akan menjadi kekristenan tanpa Kristus.

Murid Kristus:
a. Who is the master? Christ.
In Christianity, before being The Master, Christ must be The Saviour in your life.
Dalam kekristenan, sebelum menjadi Tuan dalam hidup kita, Kristus terlebih dahulu menjadi Juru Selamat dalam hidup kita. Tuhan Yesus berkata: “Kasihilah musuhmu. Kasihilah Tuhan Allahmu dengan segenap hatimu, dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu dan dengan segenap kekuatanmu dan kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri.”

Firman Tuhan bisa kita lakukan, kalau kita sudah diselamatkan oleh Yesus Kristus, Yesus menjadi Juru Selamat. Jadi kita menerima Tuhan Yesus, dilahirbarukan, barulah kita bisa jadi murid-Nya dan dia jadi Guru kita.
Mengapa? Karena kita adalah orang yang berdosa.
Setelah kita diselamatkan, diberikan mata rohani yang tidak pernah padam, untuk mengingatkan kita untuk tidak berbuat dosa

Without being the Saviour, Christ cannot be The Master in your life.
Kalau Tuhan sungguh-sungguh Juru Selamat kita, barulah kita bisa menjadikan Tuhan menjadi Tuan dalam hidup kita.

b. Who is the disciple? The Person.
- The personal hearers of our Jesus Christ – pendengar Yesus Kristus.
Ini pertama-tama diterapkan kepada ke-12 murid Yesus.
- The followers of Christ, yang mengikuti Kristus, di luar ke-12 murid. Yang mengikuti Dia dan mengikuti ajaran-Nya.
- The imitation of Christ, Christ-like – makin menyerupai Kristus.

2. Mengikut Yesus = mengikuti Yesus secara keseluruhan dalam hidup kita, karena Dia adalah Tuhan dan Juru Selamat kita.
The requirement/qualification (Kualifikasi/syarat):
1. Personal Relation (Relasi Personal)
Mengasihi Tuhan lebih dari mengasihi keluarga kita, artinya Tuhan di atas segalanya. Tidak berarti bahwa kita membenci keluarga kita. Ketika berhadapan dengan situasi harus memilih pelayanan dan keluarga, mana yang lebih dahulu harus jadi prioritas? Tetap Tuhan. Nomor satu tetap Tuhan. Kalau kita menempatkan kasih pada Tuhan lebih utama, maka kita pasti akan mengasihi keluarga. Setelah percaya Tuhan, kita seharusnya makin mengasihi keluarga. Dengan prinsip Tuhan, kita mengasihi keluarga. C. S. Lewis berkata: “Kalau engkau mengasihi keluarga lebih dari Tuhan, akhirnya kita tidak akan mengasihi keluarga.”

2. Personal Goals and Desires (Tujuan dan Hasrat Personal)
Ayat 27, barang siapa tidak memikul salibnya dan mengikut Aku, ia tidak dapat menjadi murid-Ku. Lakukan kehendak Tuhan lebih utama daripada kehendak diri sendiri, kalau sudah lahir baru. Lahir baru berarti menerima hidup Allah Bapa di dalam Yesus Kristus, melalui iman karena pekerjaan Roh Kudus, pada saat firman Tuhan diberitakan, menerima hidup rohani. Ketika kita mau melakukan yang baik, tidak bisa karena ada sinful nature. Tetapi ketika sudah lahir baru, kita baru mulai bisa melakukan yang baik.

2 Petrus 1:3-4
Karena kuasa ilahi-Nya telah menganugerahkan kepada kita segala sesuatu yang berguna untuk hidup yang saleh oleh pengenalan kita akan Dia, yang telah memanggil kita oleh kuasa-Nya yang mulia dan ajaib.
Dengan jalan itu Ia telah menganugerahkan kepada kita janji-janji yang berharga dan yang sangat besar, supaya olehnya kamu boleh mengambil bagian dalam kodrat ilahi, dan luput dari hawa nafsu duniawi yang membinasakan dunia.

Kodrat ilahi artinya bisa mencintai yang Tuhan cintai, bisa membenci yang Tuhan benci. Orang Kristen bukan pura-pura (pencitraan) tapi asli. Kalau asli, di mana saja pun Tuhan selalu menyertai.

3. Personal Possession (Milik Personal)
Ayat 33, Demikian pulalah tiap-tiap orang di antara kamu, yang tidak melepaskan dirinya dari segala miliknya, tidak dapat menjadi murid-Ku.

John Sung, memiliki 3 gelar doktor dalam bidang Kimia, Fisika, dan Filsafat. Dia diundang Peking University, tetapi di sisi lain dia merasakan mendapatkan panggilan dari Tuhan. Di atas kapal dalam perjalanan pulang, dia berdoa dan akhirnya dia membuang ijazahnya ke laut. Sekalipun demikian, Peking University tetap mengundang dia. Tetapi akhirnya dia mengabdikan diri jadi hamba Tuhan.

Previous
Previous

DIA Tidak Membiarkan

Next
Next

Misi Lintas Budaya