Pertemuan dengan Tuhan - Bagian II

Oleh: Pdt. Selamet

Kejadian 21:8-21

Salah saya apa Tuhan?

Masalah kehidupan adalah sesuatu yang nyata, seperti gelombang air laut di tepi pantai, lebih-lebih pada zaman sekarang, virus Corona saja telah bermutasi dengan berbagai varian yang menyebabkan bukan saja kesulitan tetapi juga kematian. Dalam kondisi kita mendapatkan masalah pada umumnya berusaha untuk keluar dari masalah tersebut, namun tidak sedikit yang berseru : salah saya apa Tuhan?

Perikop bacaan yang ditulis di atas (Kejadian 21:9-21) adalah sepenggal cerita tentang Hagar. Perikop ini adalah kelanjutan dari cerita dari pasal 16:1-16.

Setelah Hagar menuruti petunjuk dari malaikat Tuhan, ia kembali ke majikannya Sarai. Kehidupannya membaik, bahkan sudah di hitung sebagai bagian dari keluarga Abraham. Kejadian 17:23, Ismail disebut anak Abraham, dan diikut sertakan dalam perjanjian dengan Tuhan dengan menerima tanda sunat.

Memasuki pasal 21, keadaan berubah, Sarai (Sara) melahirkan anak, yang diberi nama Ishak, dan kelahiran anak ini membuat kehidupan Hagar mulai berubah. Memang Allah telah berjanji bahwa Ishak adalah anak perjanjian, tidak ada seorang pun yang bisa membatalkan perjanjian ini, namun sebagai manusia Sarah memiliki kekhawatiran terhadap Ismail. Oleh karena itu ia meminta Abraham untuk mengusir Hagar dan Ismail (Kejadian 21: 10), Singkat cerita desakan Sarah membuat Abraham mengambil keputusan, dan kalau kita lihat keputusan yang diambil oleh Abraham bukan saja bisa mengusir mereka, namun juga bisa mengakibatkan kematian Hagar dan Ismail.

Ayat 14, Bekal yang diberikan ke Hagar hanya sekirbat air dan roti, lalu semua beban ini ditaruh di atas bahu Hagar. Tidak ada yang bisa dilakukan oleh Hagar selain menerima nasib ini. Lalu ia melangkah meninggalkan rumah Abraham dan masuk ke padang gurun Barsyeba. Bukankah hidup ini kejam ! Salah saya apa Tuhan ?

 Hagar menjadi putus asa, air habis , makanan habis, sementara itu ia berada di tengah padang gurun. Kematian adalah sesuatu yang dikehendakinya, karena Hagar berpikir bahwa lewat kematian maka penderitaannya berakhir. Jika kita kembali ke cerita pertama, bahwa Hagar lupa satu hal, yaitu: Engkaulah El Roi, ( Kejadian 16: 13).

El Roi adalah nama yang disebut Hagar ketika ia merasakan dan mengalami perjumpaan pribadi dengan Tuhan, El Roi artinya “ Allah yang melihat “.

Masihkah Allah melihat Hagar dan Ismail? Jawabannya Ya dan Pasti. Allah bukan saja melihat mereka , tetapi Allah yang sama juga melihat kita semua.

Ayat 17-19 adalah jawaban Tuhan atas penderitaan Hagar dan Ismail, yaitu:

  1. Allah mendengar suara anak itu (Ismail)

  2. Apakah yang engkau susahkan Hagar? suatu pertanyaan yang menunjukkan kepedulian Allah. Mengapa engkau tidak datang kepada-Ku

  3. Bangunlah, angkatlah dan bimbinglah anak itu. Suatu petunjuk yang diberikan Allah kepada Hagar.

  4. Sebab Aku akan membuat dia menjadi bangsa yang besar. Allah mengulang janji-Nya.

  5. Lalu Allah membuka mata Hagar. Pada poin ke 5, di sini letak persoalan yang dialami oleh Hagar, bahwa ia tidak melihat Allah. Padahal ia menyebut Allah dengan sebutan El ROI.

Bukankah banyaknya persoalan yang terjadi pada hari karena kita tidak melihat Allah. Sebab jika kita melihat Dia, maka adakah persoalan yang terlalu besar?

Sebagai penutup, sebelum kita bertanya salah saya apa Tuhan, alangkah indahnya jika kita berdoa dan memohon Tuhan membuka mata kita melihat Tuhan ada bersama kita dalam persoalan yang kita hadapi. Sehingga kita semua bisa berkata: “Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku.”

 

 

Previous
Previous

Kasih Yang Dahsyat

Next
Next

Mata Adalah Pelita Tubuh