Memahami Anugerah dan Kuk dalam Pemuridan

Oleh : Pdt. Selamet Y. Hakim

Anugerah dan Salib (kuk) adalah dua hal yang tidak dapat dipisahkan dalam prinsip pemuridan anak Tuhan. Dalam Matius 11:28-30, Tuhan Yesus memanggil setiap orang untuk datang kepada-Nya, panggilan ini adalah panggilan anugerah. Dikatakan anugerah karena lewat pengorbanan-Nya di atas kayu salib, telah membuka jalan bagi setiap orang untuk datang kepada-Nya.

Namun setelah kita datang kepada-Nya, ayat selanjutnya mengatakan: Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku. Kuk adalah kayu yang ditaruh di tengkuk kerbau untuk membajak. Kuk ini adalah alat mengekang kerbau supaya tidak lari dan terus menyelesaikan tugasnya membajak sawah dan ladang. Ketika Yesus berkata marilah kepadaku lalu Dia meminta kita memikul kuk-Nya, seolah olah panggilan Yesus adalah panggilan untuk sebuah beban yang baru. Benarkah bahwa Kuk adalah beban yang baru bagi anak Tuhan?

Sebelum para murid-Nya beratnya, ayat 30: Yesus langsung berkata: Kuk yang kupasang itu enak dan beban-Ku pun ringan.. Dalam praktiknya bagaimana kita memahami dan menikmati kuk Nya Tuhan Yesus?
1. Kuk Tuhan Yesus bukan kuk perhambaan, tetapi Kuk kemenangan
2, Kuk Tuhan Yesus bukan kuk penderitaan, tetapi kuk kesukacitaan
3. Kuk Tuhan Yesus bukan kuk pencobaan, tetapi kuk kebersamaan.

1. Kuk Tuhan Yesus bukan kuk perhambaan tetapi kuk kemenangan.

Perhatikan ayat 28, di mana Yesus berkata, marilah kepada-Ku semua yang letih lesu dan berbeban berat. Siapa mereka? Apa yang membuat mereka dalam kondisi demikian? Ada dua hal: karena beban rohani dan beban jasmani. Beban rohani maksudnya, sejak bangsa Israel pulang dari pembuangan, mereka sangat bertekad untuk hidup menurut Taurat Tuhan. Karena mereka memahami bahwa kesusahan ( beban Jasmani ) yang mereka alami oleh karena mereka tidak hidup menurut hukum Tuhan. Namun hukum Tuhan yang di maksud bukanlah hukum Tuhan yang sederhana ( seperti Taurat), namun Hukum Tuhan yang sudah di tafsir dan di kembangkan menjadi semacam aturan yang disebutkan dengan Talmud. Aturan-aturan tersebut menjadi norma dalam masyarakat pada zaman itu, yang makin lama menjadi aturan yang memberatkan dan di manipulasikan dalam pelaksanaannya. Tidak heran jika Yesus berkata bahwa mereka letih, lesu dan berbeban berat.

Berbeda dengan kuk yang ditawarkan oleh Yesus, di mana kuk Yesus adalah kuk yang membawa kita mengalami kemenangan (1Kor 15: 55-57). Yesus bukan menawarkan kuk untuk mencapai kesempurnaan rohani, tetapi ia menawarkan kuk yang di dalamnya kita mengalami kesempurnaan /kemenangan.

Kesaksian yang paling indah adalah kisah hidup rasul Paulus dalam roma 7:18-25. Di mana ia pernah merasakan beratnya perjuangan untuk mencapai kesempurnaan Rohani, yang mana pada akhirnya ia menemukan bahwa dalam Yesus, ia mendapatkan kemenangan.

Bagaimana kemenangan itu di berikan oleh Yesus? Pada saat ia memenuhi tuntutan Taurat dengan mati di atas kayu salib bagi kita orang berdosa. Dan kuk yang ia tawarkan adalah semacam alat/wadah yang mana di dalamnya berisi kemenangan. Pada saat kita memikul nya, maka pada saat yang sama sesungguhnya kita sedang mengalami kemenangan bersama Yesus.

2. Kuk yang Yesus tawarkan adalah Kuk kebersamaan.
Jika kita pergi sawah atau ladang, kita bisa melihat kuk tunggal juga kuk ganda. Kuk tunggal adalah kuk untuk seekor sapi/kerbau, namun kuk ganda adalah kuk untuk dua ekor sapi/kerbau.

Kuk yang ditawarkan oleh Yesus adalah kuk ganda, di mana satu kuk untuk dirinya, satu lagi untuk diri kita. Maksudnya, Yesus mengajak kita untuk memikul bersama beban tersebut. Roma 8:28 adalah gambaran bagaimana kuk ganda tersebut bekerja, di mana di katakana oleh Rasul Paulus, Allah turut bekerja. Bekerja dengan siapa? Yaitu dengan orang percaya. Di mana Dia bekerja bersama kita. Efesus 2:10: kita adalah rekan kerja Allah. Maka tidak heran jika dalam Filipi 4:13, dikatakan segala perkara dapat aku tanggung di dalam Dia yang memberikan kekuatan kepadaku.

Bukti nyata bahwa Yesus memikul kuk bersama orang percaya adalah dalam peristiwa Kisah Para Rasul 9:4, di mana Yesus bertanya kepada Saulus, mengapa engkau menganiaya Aku. Pertanyaan ini memberikan pengertian kepada kita bahwa setiap orang percaya ada berjalan bersama Yesus. Dia bersama kita memikul kuk. Itulah sebabnya di awal dikatakan bahwa Kuk Yesus adalah Kuk ganda.

3. Jangan mengeluh dengan kuk, tetapi bersukacitalah untuk penuaian.
Para petani mengerjakan sawah/ladang dengan bantuan sapi dan kerbau. Mereka memasang kuk supaya sawah dan ladang bisa dibajak dan menjadi lahan yang subur buat tanaman. Mereka rela menghabiskan biaya untuk membeli sapi dan membuat kuknya, karena mereka tahu, bahwa panen yang melimpah akan mendatangkan keuntungan berlibat kali ganda. Sayangnya sapi dan kerbaunya tidak menikmati hasil panennya, tetap rumput menjadi makanannya.

Berbeda dengan orang percaya yang memikul Kuk, Tuhan Yesus berkata dalam Markus 10:28-30, berkata bahwa setiap orang yang karena Aku dan karena Injil meninggalkan rumahnya, saudaranya,….. akan menerima kembali seratus kali lipat,….Apa yang ingin Yesus katakan, bahwa Kuk yang engkau pikul tidak akan kembali dengan sia-sia. Semakin engkau setia dan terus bertahan, maka semakin besar upahmu di surga.

Mazmur 126:5, Orang-orang yang menabur dengan mencucurkan air mata, akan menuai dengan bersorak-sorai. 1 Kor 15:58, jerih lelahmu dalam mengikut Tuhan tidak akan sia-sia. Oleh karena itu jangan mengeluh soal kuknya, tetapi bersukacitalah untuk panen yang akan engkau dapatkan.

Sebagai penutup, saya mengutip ucapan Bonhoeffer: Mengikuti Yesus adalah Costly Grace, disebut Costly karena kita harus memikul kuk, namun disebut sebagai anugerah, karena Yesus berkata Kuk yang kupasang itu enak dan beban-Ku pun ringan.

Previous
Previous

Menghadapi Penderitaan dalam Terang Firman Tuhan

Next
Next

Mukjizat Penangkapan Ikan serta Arti Di Baliknya