Melangkah bersama Terang-Nya

Oleh: Pdt. Selamet

Refleksi Natal dan Tahun Baru.
Matius 2:1-12.

Narasi Matius 2 yang berbicara tentang perjalanan orang Majus untuk mencari bayi yang lahir di Betlehem adalah salah satu kisah intervensi ilahi kepada manusia agar manusia menemukan Juru selamat yang lahir.
Atas petunjuk sebuah bintang mereka berjalan kurang lebih dua tahun dan akhirnya mereka menemukan Juru selamat yang lahir dan sudah ada di kota Betlehem. Jika dibandingkan dengan imam kepala dan ahli Taurat (ayat 4), sesungguhnya petunjuk yang mereka miliki jauh lebih lengkap daripada sebuah bintang. Namun mengapa justru orang Majus yang menemukan Kristus bukan mereka? Ini adalah pertanyaan pertama.

Hal kedua yang menarik dari kisah ini adalah persiapan benda-benda yang dibawa oleh orang Majus ketika berjumpa dengan Yesus, yaitu: emas, kemenyan dan mur.
Yang mana Emas melambangkan mulia.
Kemenyan menggambarkan tugas (biasa dipakai oleh Imam).
Mur adalah wewangian yang dipakai untuk orang mati.
Tampaknya setiap persembahan yang diberikan sangat berarti
Mereka melihat Yesus sebagai raja, imam sekaligus yang akan mati bagi umat manusia.
Pertanyaan kedua yang patut di renungkan dari mana pengetahuan seperti ini di miliki oleh orang Majus.

Ketika mereka memilih berjalan memutar setelah berjumpa dengan Yesus, atas petunjuk dalam mimpi, bukankah luar biasa? Hanya dengan bintang dan mimpi mereka telah meninggalkan kampung halamannya dan memberi yang terbaik kepada Yesus.

Hari ini kita sudah memiliki Penyataan Umum dan Khusus. Terang yang ajaib sudah datang dan telah menerangi hidup kita. Terang yang ajaib itu juga Immanuel. Harusnya persembahan dan ketaatan kita kepada Yesus Kristus melebih orang Majus. Jika hal ini tidak terjadi maka kemungkinan kita adalah golongan Imam kepala dan ahli Taurat yang buta mata, buta hati.

Kiranya terang yang ajaib bukan saja memimpin kita di tahun yang baru, namun memampukan kita mewujudkan penyembahan betul yang berkenan kepada Tuhan Yesus (Ayat 10-11).

Amin.

Previous
Previous

Bersyukurlah

Next
Next

Keluarga Yusuf - Bagian II