Keluarga Yakub - Bagian II

Oleh: Pdt. Djohan Kusnadi

Sayang sekali Yakub yang luar biasa ternyata Yakub yang memiliki berbagai kelemahan dan kekurangan dalam kehidupan rumah tangganya.

Satu, Yakub tidak bersikap tegas dalam menentukan sikap.  Ini terbukti sewaktu ia ditipu oleh pamannya yang kini menjadi mertuanya yaitu Laban.  Setelah bekerja tujuh tahun dan ia segera menikah dengan Rahel Wanita pilihannya namun yang diberikan bukan Rahel melainkan Lea yaitu kakak perempuan Rahel.  Sungguh aneh di malam pertama Yakub tidak mengenal bahwa itu adalah Lea setelah pagi baru sadar. Mungkin waktu malam hari suasana begitu gelap dan Lea tidak pernah bersuara sepanjang malam hingga pagi. Akibatnya Yakub tidak tahu bahwa itu bukan wanita pilihannya. Rahel pun kelihatannya pasrah tidak berdaya ketika di malam pertama pernikahan suaminya bukan dirinya yang diberikan.  Tidak jelas apakah Rahel merelakan keputusan mutlak sang ayah karena tradisi atau karena ada banyak penghalang sehingga ia tidak bisa berbuat apa pun ketika justru kakaknya yang diberikan oleh sang ayah. Seharusnya Yakub bersikap tegas dengan tetap memilih Rahel sebagai istri yang sah dan satu-satunya walau ia harus bekerja tujuh tahun lagi. Mungkin Yakub pasrah dengan tuntutan budaya di mana setelah dinikahi dan ditiduri maka itu resmi menjadi milik Yakub dan tidak bisa dikembalikan atau ditukar.  Yakub juga tidak tegas ketika para istri menyerahkan para pembantunya untuk melahirkan anak-anak bagi Yakub.  Mungkin demi untuk menjaga kedamaian dan ketenteraman rumah tangga maka diturutinyalah keinginan para istri dan tentu ada kenikmatan lain menikmati wanita lain walau hanya pembantu sang istri.

Sepanjang sejarah nenek moyang selain Abraham sang kakek yang beristri tiga maka Yakub melebihi yang lain karena ia beristri empat. Ini lebih banyak dari kakak kembarnya yang beristri tiga.  Padahal sang ayah hanya beristri satu dan itu rupanya tidak menjadi pola dan patokan ukuran.  Banyak para suami sebetulnya mempunyai insting untuk berpoligami namun karena tuntutan budaya, agama dan teristimewa dari istri maka niat itu harus ditekan dan dikuburkan.  Namun bila ada kesempatan suami suka untuk menyalurkan insting tersebut walau wanita itu tidak mungkin menjadi istrinya. Sedikit banyak mereka menjadi wanita idaman lain atau teman tapi mesra.  Caranya sangat terselubung dan tertutup rapat bahkan bagi yang pintar, suami ini bisa melakukannya tanpa terdeteksi oleh siapa pun.  Hal inilah yang disebutkan Alkitab sebagai bentuk percabulan, kenajisan, hawa nafsu dan nafsu jahat.

Ada yang melakukan secara real dengan wanita sungguhan dan di tempat yang sangat rahasia sehingga tidak bisa ketahuan baik oleh sang istri atau sang wanita yang dikencaninya. Ada juga yang melakukan secara aman dan tidak mengorbankan perasaan atau harga diri siapa pun yaitu dengan mengonsumsi video porno, atau situs porno yang aman dari lacakan. Ia bisa terpuaskan dan tidak ada orang yang tahu selain Tuhan dan iblis sang pendakwa.

Cara mengatasi insting seperti ini adalah dengan mengendalikan insting tersebut yaitu memberi makan jiwa dan rohani yang sehat setiap harinya.  Hasilnya semakin banyak mengonsumsi makanan yang ‘sehat’ tersebut akan membentuk kerohanian dan kejiwaan yang sehat dan kuat sehingga ada rasa keengganan untuk mau melihat dan mencoba.

Kedua adalah melalui Darah Kristus Yesus yang kita mohonkan setiap saat datang pencobaan untuk menguduskan dan menyucikan hidup kita setiap kali cobaan itu datang menyerang. Ucapkan: darah Yesus Kristus sucikan daku dan bebaskan daku.   Setelah itu bertindaklah secara tegas melawan segala pencobaan.

Ketiga selalu mengingat Firman: jagalah hatimu dengan segala kewaspadaan karena dari situlah terpancar kehidupan (Ams 4:23).  Hati ini harus dijaga agar tidak menyimpang, tidak liar setiap saat setiap waktu supaya kita merasakan hidup yang begitu indah penuh segala kemuliaan Tuhan.

Dua, Yakub kurang berhasil mengendalikan anak-anaknya

Kejadian 34 mengisahkan peristiwa yang begitu mengerikan yang dilakukan oleh anak-anak Yakub khususnya Simeon dan Lewi.  Mereka dengan bengis membunuh seluruh laki-laki penduduk Hewi.  Perbuatan genosida ini dilakukan karena tidak terima saudara perempuan mereka diperlakukan seperti perempuan sundal/ pelacur. Selain membunuh para pria yang sedang kesakitan karena habis disunat, mereka juga menjarah seisi negeri termasuk para Wanita dan anak-anak dan seisi rumah mereka. Semua dilakukan dengan cara menipu agar para pria semua harus disunat demi untuk kesatuan dan kesamaan keturunan Yakub dengan suku Hewi.

Yakub kelihatannya tidak berhasil mengajar dan membentuk karakter anak-anaknya. Mungkin karena kerasnya hidup dan banyaknya anak-anak yang berasal dari Ibu yang berlainan menjadikan anak-anak terpaksa mencari dan membentuk karakter mereka masing-masing.  Ditambah lagi dengan Yakub, sebagai sang ayah yang begitu sibuk dengan pekerjaannya, mengalami banyak tekanan dan tipuan dari pamannya sendiri. Belum lagi ketakutan Yakub terhadap sang kakak yang pernah memberi ancaman akan membunuhnya setelah kematian Ishak, ayah mereka. Semua itu membuat Yakub tidak fokus dalam memperhatikan perkembangan jiwa dan rohani sang anak.  Yakub justru lebih tahu banyak tentang dunia binatang dibandingkan dengan mengenal sifat anak-anak mereka. Yakub pun tidak mengambil tindakan apa-apa ketika Ruben sebagai anak tertua tidur bersama dengan Bilha yang adalah salah satu dari istri Yakub.  Yakub lebih fokus akan ketangkasan, kemahiran, dan ketrampilan anak-anaknya mengurusi ternak-ternak dan berdagang hasil ternak. Mereka kurang diajar untuk berbelas kasihan, mengampuni, maupun mengasihi musuh. Tidak ada tindakan rohani yang konkret ataupun catatan unsur-unsur rohani dalam kehidupan anak-anak Yakub sepanjang hidup mereka. Tidak ada catatan mereka mencari Allah atau mempersembahkan korban bakaran seperti Kain dan Habil.

Ini sepertinya mengulang kesalahan Adam, kakek leluhurnya.  Begitu sibuk dengan pekerjaan dan segala pergumulan sehingga kurang memperhatikan perkembangan anak-anaknya.  Belum lagi banyaknya jumlah anak berasal dari empat istri yang saling berebut perhatian dan kasih sayang suami.

Salah besar konsep yang mengatakan banyak anak adalah banyak rezeki.  Karena tanpa perhatian dan kurangnya didikan berakibat banyaknya anak berarti banyaknya bencana dan kehancuran yang terjadi. Yang terpenting adalah kualitas yang didahulukan baru jumlah anak sesuai dengan kesanggupan tiap rumah tangga.  Bila ada yang sanggup dua demi untuk menjaga kualitas tentu ini sangat bijaksana.  Namun bila ingin lebih banyak dan memang punya banyak waktu dan kesempatan untuk mendidik anak tentulah hasilnya akan lebih banyak berkat dan rezeki. Jangan lupakan perhatian, kasih sayang yang adil dan cukup, serta didikan yang menunjang hidup kerohanian, karakter dan pengetahuan.

Alkitab ada mencatat beberapa kelebihan dari anak-anak Yakub. Mereka tergolong jujur terbukti ketika uang mereka dikembalikan oleh Yusuf sebagai penguasa di Mesir, mereka gemetar ketakutan dan merasakan hal itu sebagai hukuman bukan sebagai berkat.

Mereka juga menyebut nama Tuhan Allah yang sedang menghukum mereka karena kejahatan mereka dulu terhadap Yusuf (Kej 42:27-28).

Mereka percaya akan hukum tabur tuai dan sekarang itu terjadi akibat kesalahan dan dosa mereka kepada Yusuf.

Mereka tergolong sangat mengasihi ayah mereka dan saling menopang satu dengan lainnya. Hal ini terlihat Ketika Ruben pertama kali tampil sebagai jaminan untuk keselamatan Benyamin yang hendak dibawa ke Mesir, Ruben mempertaruhkan ke dua anak kandungnya sebagai jaminan kepada Yakub.  Namun Yehuda mempertaruhkan dirinya sendiri demi untuk keselamatan Benyamin.  Dan itu terbukti Ketika Benyamin ditahan akibat dituduh mencuri cawan perak Yusuf, maka Yehuda tampil mempertaruhkan hidupnya demi untuk keselamatan hidup sang ayah yang sudah tua renta dan juga keselamatan Benyamin.

Tiga, pilih kasih terhadap anak.  Yakub sangat mengasihi Yusuf anak bungsunya (Benyamin saat itu belum lahir) yang lahir dari perempuan yang dicintai. Karena Yakub begitu cinta sama Rahel maka otomatis anaknya menjadi anak kesayangan Yakub.  Beda memberi kasih sayang itu begitu mencolok sehingga Yusuf si bungsu selalu mendapat prioritas dan segala sesuatu yang paling bagus dan paling indah.  Kelihatannya Yusuf mau dijadikan “pewaris kerajaan” Yakub. Belum lagi ditambah sikap Yusuf yang begitu luar biasa dalam kesucian, tidak toleransi terhadap dosa bahkan melaporkan kepada sang ayah segala bentuk dosa yang dilakukan kakak-kakaknya termasuk dosa Ruben yang begitu berani meniduri Bilha salah satu istri ayahnya. Semua keburukan kakak- kakak Yusuf diketahui Yakub karena Yusuf sang pelapor. Yusuf pun memiliki hati yang begitu mengasihi dan membela kakak-kakaknya termasuk dalam bersusah payah dan penuh risiko mengantar makanan dan minuman kepada kakak-kakak sampai ia berhasil bertemu dengan kakak-kakaknya.

Sepertinya Yakub tidak salah pilih terhadap Yusuf namun sikapnya yang terlalu menyayangi Yusuf kelewat batas menimbulkan sakit hati dan kebencian, iri hati kakak-kakaknya.  Akibatnya mereka berniat jahat untuk menyingkirkan Yusuf apa pun caranya agar kasih sayang sang ayah bisa terbagi secara adil dan merata.

Jenis kesalahan ini sepertinya terus terulang mulai dari Adam yang lebih mengasihi Kain dari Habil, lalu Ishak yang lebih mengasihi Esau dari Yakub sedangkan sang Mama lebih menyukai Yakub lebih dari Esau.  Dan sekarang Yakub melakukan kesalahan yang sama yaitu lebih mengasihi Yusuf dari kesepuluh anak-anak yang lain.

Tidak dipungkiri ada anak yang bisa mengambil hati orang tua sehingga tanpa sengaja atau akhirnya disengaja, orang tua akhirnya lebih berpihak kepada anak favorit dari yang lain.  Akibatnya selalu sama yaitu timbulnya rasa tidak puas, rasa marah, sakit hati, kepahitan, kebencian, dan tindakan balas dendam yang membahayakan dari pihak-pihak yang sangat dirugikan. Akibatnya rumah tangga menjadi tidak harmonis, dan penuh dengan linangan air mata. Jangan ulangi kesalahan ini demi untuk keluarga yang utuh dan harmonis.

Previous
Previous

Mengenal Allah

Next
Next

Pertempuran antara Dua Kerajaan