Kasih Yang Mewujud

Oleh: Pdt. Arianto

1 Korintus 13

Kasih adalah kata yang sangat kita kenal dan mungkin sudah entah berapa ratus kali kita ucapkan kata kasih ini. Namun kata kasih ini menjadi sering  dipertanyakan baik oleh anak-anak Tuhan sendiri maupun orang lain: Apa itu kasih? Bagaimana mendapatkan dan menyatakan kasih? Mengapa kasih itu sangat penting bagi orang Kristen? Dari mana datangnya kasih orang Kristen? Kok orang Kristen tidak ada kasihnya?… dan masih banyak pertanyaan yang akan muncul sehubungan dengan kata kasih ini.

Mari kita lihat, baca dan renungkan 1 Korintus 13, Bagian Firman Tuhan ini  kalau kita lihat secara kelompok dan mendetail maka 1 Korintus 13 memberikan penjelasan yang kiranya dapat menolong kita untuk memahami “kasih” sebagai berikut:

A. Ayat 1-3: Bagian firman Tuhan ini memberikan penjelasan dan penekanan yang sangat penting, utama dan paling mendasar tentang kehidupan seorang Kristen (Pengikut Kristus).

Sekalipun aku dapat berkata-kata dengan semua bahasa manusia dan bahasa malaikat, …

Sekalipun aku mempunyai karunia untuk bernubuat dan aku mengetahui segala rahasia dan memiliki seluruh pengetahuan; dan

Sekalipun aku memiliki iman yang sempurna untuk memindahkan gunung,..

Sekalipun aku membagi-bagikan segala sesuatu yang ada padaku, bahkan menyerahkan tubuhku untuk dibakar…

semua yang ada dan yang dimiliki tidak akan berguna, tidak ada faedahnya, tidak ada bermakna dan tidak bernilai sama sekali kalau tidak ada kasih.

B. Ayat 4-7: Bagian ayat Firman Tuhan ini memperlihatkan Sifat kasih yang ada pada diri Yesus. Sifat kasih inilah yang harus tampak, terwujud di dalam dan melalui diri kita pribadi lepas pribadi dalam kehidupan kita setiap harinya. Sifat-sifat kasih yang digambarkan di dalam Firman Tuhan ini adalah:
-Kasih itu sabar
-Kasih itu murah hati
-Kasih tidak cemburu
-Kasih tidak memegahkan diri.
-Kasih tidak sombong
-Kasih tidak melakukan yang tidak sopan
-Kasih tidak mencari   keuntungan diri sendiri
-Kasih tidak pemarah dan
-Kasih tidak menyimpan kesalahan orang lain
-Kasih tidak bersukacita karena ketidakadilan, tetapi karena kebenaran
-Kasih menutupi segala sesuatu, percaya segala sesuatu, mengharapkan segala sesuatu, sabar menanggung segala sesuatu.

Puncak dari kasih Tuhan Yesus kepada kita adalah Dia mati di atas Kayu Salib. Yoh 15:13 Tidak ada kasih yang lebih besar dari pada kasih seorang yang memberikan nyawanya untuk sahabat-sahabatnya.

C. Ayat 8-10: Dunia (gereja) selalu mengajar dan membanggakan karunia-karunia tertentu (Bahasa Roh, Nubuat, kefasihan lidah, berkhotbah, dll.) Namun bukan itu yang Tuhan kehendaki untuk kita perjuangkan dan kejar, semuanya sementara, yang terpenting dan terutama adalah kasih. Tanpa kasih maka semuanya akan sia-sia dan tidak berarti apa-apa. Ingat kasih merupakan hal yang kekal dan sempurna.

D. Ayat 11-13: Paulus membandingkan kasih dengan karunia-karunia rohani. Namun kasih lebih besar ketimbang karunia-karunia rohani yang sifatnya hanya sementara. Karunia roh akan berhenti, tetapi kasih akan terus ada sampai pada kekekalan. Demikian juga Paulus juga membandingkan kasih dengan iman dan pengharapan karena iman dan pengharapan merupakan hal-hal yang penting dan esensial/mendasar bagi kekristenan. Inilah hal-hal yang tidak boleh tidak ada di dalam kekristenan. Kekristenan akan kehilangan jati dirinya dan bahkan musnah jika salah satunya diambil. Walaupun iman, pengharapan, dan kasih sangat berkaitan erat, ketiganya masih dapat dibedakan dari sisi kepentingan. Kasih tetap yang terbesar daripada esensi-esensi yang lain.

Tidak ada orang yang mengaku Kristen tetapi tidak punya iman. Semua orang yang mengakui dirinya Kristen dengan benar seharusnya memiliki iman kepada Yesus Kristus. Karena justru iman kepada Yesus Kristuslah yang menjadikan dia sebagai seorang Kristen sejati dan orang dapat merasakan kasih Tuhan di dalamnya

Kasih sesungguhnya merupakan wujud nyata, yang riel dari pertumbuhan dan perkembangan kerohanian seseorang  di dalam Tuhan dan sesama serta orang tersebut akan semakin dewasa di dalam Tuhan. Kasih akan terus kita alami; semua orang percaya akan hidup dalam wujud kasih yang disempurnakan.

Yang kita pelajari:

  1. Pakailah waktu dan kesempatan untuk terus belajar Firman Tuhan dan mengenal Pribadi Tuhan Yesus. Sehingga kita dapat mengerti, memahami dan menghidupi Firman Tuhan yang ada di dalam hidup kita (yang penuh dengan tantangan dan pergumulan ini)

  1. Kehadiran kita di tengah orang-orang, baik orang percaya maupun bukan, kita tetap memancarkan kasih Kristus. Karakter kita bukan menjadi penghalang kita untuk menyatakan kasih Kristus di dalam hidup kita. Karakter kita terus diperbaharui hari lepas hari dengan kasih Kristus.

  1. Hidup berkomunitas pasti ada masalah hingga menimbulkan cekcok dan perselisihan karena manusia memiliki banyak kemauan, kelemahan dan ego. Maka pihak yang bermasalah/bertengkar harus dipertemukan, membuka diri, saling mengakui dan memaafkan. Memang lidah tidak bertulang tetapi lidah dapat dan harus dikendalikan oleh kasih.

  1. Kita harus ingat bahwa kasih adalah pola kehidupan surgawi. Pola inilah yang harus kita terus bangun dan kembangkan. Karena di hadapan Tuhan tidak ada yang tersembunyi, semuanya disingkapkan dan kita akan melihat secara terang benderang (bukan gambaran yang samar-samar (ayat 12)).

Previous
Previous

Keluarga Ruben - Bagian II

Next
Next

Keluarga Ruben - Bagian I