Allah itu Baik

Oleh : Hani Rohayani

NAHUM 1:7-8a - "TUHAN itu baik; Ia adalah tempat pengungsian pada waktu kesusahan; Ia mengenal orang-orang yang berlindung kepada-Nya dan menyeberangkan mereka pada waktu banjir..."

Sore itu, sepulang dari kampus di Tawangmangu – Jawa Tengah, saya bergegas menuju terminal bis untuk pulang ke Yogyakarta. Di tengah perjalanan dengan bis menuju stasiun kereta, hujan turun lebat sekali. “Semoga kalau dekat stasiun kereta api, hujan sudah reda” doaku dalam hati karena dari jalan raya ke dalam stasiun cukup jauh. Tetapi kenyataan berkata lain, sesampainya di dekat stasiun,  hujan masih lebat, jalan masuk ke stasiun pun penuh genangan air hujan semata kaki. Di tengah situasi itu saya berpikir harus bagaimana ini? Tetapi di hati kecil saya seperti ada suara namun terdengar halus sekali : “Tenang, pasti semua baik-baik saja, pasti ada jalan keluar”. Saya berpikir oke, sepertinya Tuhan akan menghentikan hujan, tapi hujan bertambah deras, sementara waktu juga terus berjalan. Saya mulai mencari ojek mobil di aplikasi untuk menolong masuk ke stasiun, namun setelah menunggu cukup lama, tidak kunjung ada ‘driver’ yang mengambil pesanan saya di aplikasi.

Kembali saya tertunduk dan berdoa dalam hati, meminta pertolongan Tuhan, karena jika terlambat maka saya tidak akan mendapatkan KRL (MTR atau MRT) lagi karena ini jadual KRL yang terakhir. Kalau ke terminal bis, saya harus naik angkutan umum kurang lebih 1 jam perjalanan, baru naik bis luar kota. Pasti saya sampai rumah akan sangat malam. Tiba-tiba aplikasi di HP ada notifikasi bahwa ada kendaraan yang bersedia mengambil pesanan saya. Setelah mobil mendekat, dan saya akan naik, ternyata di dalam mobil sudah ada 2 orang penumpang lain, yang kemudian saya tahu bahwa mereka juga sama-sama ke stasiun. Saya heran sekali, biasanya kalau sudah ada penumpang, tidak seharusnya driver menjemput penumpang baru. Selain itu, orang yang di dalam mobil, kok bisa sama-sama ke stasiun malah juga sama-sama akan ke Yogyakarta. Saya tepis semua pertanyaan dalam hati, sebagai gantinya saya memanjatkan ucapan syukur, Tuhan Yesus sungguh baik dalam segala perkara.

Kembali kepada Nahum 1:7-8a, ayat-ayat ini sedang memberikan harapan bagi orang percaya dan menawarkan penghiburan serta kekuatan pada saat mengalami kesulitan dan keterpurukan.

Ayat 7, "TUHAN itu baik, sebagai kubu pada waktu kesesakan, dan mengenal orang-orang yang berlindung pada-Nya." Hal ini mengungkapkan karakteristik Tuhan yang baik dan setia dalam menguatkan dan melindungi orang yang percaya pada-Nya. Meskipun kita hidup di dunia yang penuh dengan kesesakan dan penderitaan, Tuhan Allah selalu ada untuk memberikan perlindungan dan kekuatan. Dia selalu menjadi tempat berlindung bagi orang-orang yang mempercayai-Nya dan memohon pertolongan-Nya.

Kata-kata "TUHAN itu baik" menunjukkan bahwa Allah itu penuh kasih dan kasih sayang. Dia selalu siap membantu orang yang membutuhkan pertolongan-Nya. Sebagai kubu pada waktu kesesakan, Dia menjadi tempat berlindung bagi kita, menjaga dan melindungi kita dari bahaya. Dalam dunia yang penuh dengan kecemasan, ketakutan dan ketidakpastian, Allah adalah kubu yang kokoh dan aman bagi kita.

Ayat 8a, “dan menyeberangkan mereka pada waktu banjir...", sedang menggambarkan bahwa pertolongan Allah datang pada saat yang tepat. Kata ‘banjir’ sedang menunjuk kepada sebuah kondisi yang sangat genting dan membutuhkan pertolongan karena sedang ada situasi yang merusak dan menghancurkan. Dalam kondisi seperti itu, Allah datang sebagai penolong dan memberikan pertolongan dengan membawa kita melewati masa-masa sulit.

Renungan dari Nahum 1:7-8a mengajarkan kita untuk mempercayai Allah dalam setiap situasi hidup kita. Ketika kita menghadapi kesesakan dan penderitaan, Tuhan Allah selalu siap untuk menjadi tempat kita berlindung. Dia akan memberikan kekuatan dan perlindungan bagi kita, bahkan Ia memberikan pertolongan tepat pada waktu-Nya. Ia tidak pernah terlambat dalam menolong kita. Sudah seharusnya kita senantiasa mengandalkan Tuhan dan berdoa kepada-Nya dalam setiap situasi hidup kita, baik dalam kegembiraan maupun kesedihan.

Previous
Previous

Tujuan Utama Sang Hamba

Next
Next

Bucin¹ Diri?