Terang Tuhan (Bagian III)

Oleh : Ev. Suryanto

Bagian II

Yohanes 15:9-11,
"Seperti Bapa telah mengasihi Aku, demikianlah juga Aku telah mengasihi kamu; tinggallah di dalam kasih-Ku itu. Jikalau kamu menuruti perintah-Ku, kamu akan tinggal di dalam kasih-Ku, seperti Aku menuruti perintah Bapa-Ku dan tinggal di dalam kasih-Nya. Semuanya itu Kukatakan kepadamu, supaya sukacita-Ku ada di dalam kamu dan sukacitamu menjadi penuh.”

Saya aslinya berasal dari Palembang. Di Palembang, rumah orang tua saya itu berada di dalam sebuah gang dan di depan gang tersebut ada sebuah masjid besar. Biasanya di bulan puasa mereka sering memutarkan khotbah-khotbah menjelang buka puasa. Waktu dulu itu mereka suka memutarkan khotbah dari Kyai Zainudin M.Z. Satu hari saya sempat mendengarkan apa yang dia sampaikan. Dia berkata bulan puasa itu seperti pertandingan sepakbola Piala Dunia. Di awal, di babak penyisihan, pesertanya banyak. Kemudian setelah babak penyisihan, sebagian peserta gugur dan tidak bisa melanjutkan lagi. Kemudian masuk babak perdelapan sebagian lagi gugur, perempat final sebagian lagi, semifinal tinggal empat kesebelasan dan final hanya ada dua kesebelasan. Dia berkata bahwa di awal puasa, masjid itu ramai yang ikut salat Tarawih. Namun, memasuki minggu kedua, ketiga, dan keempat semakin sedikit yang ikut. Pada penghujung bulan puasa, biasanya hanya tinggal segelintir orang saja.

Saya berpikir mengikut Tuhan itu seperti itu juga. Di awal mungkin banyak yang mengikut Tuhan, lambat laun akan semakin berkurang. Kita juga bisa melihat ada orang-orang yang dahulu rajin beribadah dan melayani Tuhan, namun sekarang sudah tidak melayani Tuhan, bahkan sudah tidak beribadah lagi. Di satu sisi, memang waktulah yang akan membuktikan apakah kita sungguh-sungguh dan serius mengikut Tuhan. Pencobaan dan ujian akan menyaring semua orang yang mengaku sebagai pengikut Kristus. Yesus juga sadar akan hal itu. Yohanes 6:66 berkata, “Mulai dari waktu itu banyak murid-murid-Nya mengundurkan diri dan tidak lagi mengikut Dia.” Di dalam Yohanes 6:67 dicatat, “Maka kata Yesus kepada kedua belas murid-Nya: ‘Apakah kamu tidak mau pergi juga?’” Akan ada orang yang mengundurkan diri dan tidak lagi mengikut Yesus. Di sisi yang lain, Tuhan Yesus berkata dalam Yohanes 6:65, “Sebab itu telah Kukatakan kepadamu: Tidak ada seorang pun dapat datang kepada-Ku, kalau Bapa tidak mengaruniakannya kepadanya.” Kalau kita saat ini bisa menjadi pengikut Yesus dan setia kepada-Nya, itu karena Tuhan yang mengaruniakan atau yang memberi anugerah kepada kita. Itu semata-mata karena anugerah Tuhan yang membuat kita bisa tetap setia mengikut Yesus. Sekarang pertanyaannya adalah apakah yang bisa membuat kita tetap setia mengikut Yesus sehingga kita tidak seperti yang Yohanes 6:66 tadi, mengundurkan diri dan tidak lagi mengikut Dia?

Ayat yang kita baca di awal tadi mengatakan bahwa yang bisa membuat kita tetap setia mengikut Yesus adalah sukacita dari Tuhan. Sukacita atau joy dalam bahasa Inggrisnya itu berbeda dengan fun atau kesenangan atau kegembiraan. Kalau kegembiraan itu adalah kesenangan yang timbul karena dipicu oleh sesuatu yang terjadi di luar diri kita, misalnya: kita dapat promosi, untung besar, baru beli rumah atau dapat mobil baru. Hal-hal itu memang bisa mendatangkan kegembiraan bagi kita, tetapi sifatnya hanya sementara. Sukacita sebaliknya adalah kegembiraan yang mendalam, yang muncul dari dalam hati kita dan terpancar keluar dalam ekspresi wajah, sikap dan perilaku kita. Saya hampir setiap kali ketika mendoakan orang lain selalu mendoakan kiranya Tuhan memberikan dua hal kepada orang yang saya doakan, yaitu damai sejahtera dan sukacita. Mengapa demikian? Karena damai sejahtera dari Tuhan membuat kita bisa menanggung segala sesuatu, sedangkan sukacita membuat kita bisa terus berjalan mengikut Yesus.

Bagaimana kita bisa mendapatkan sukacita yang bisa membuat kita terus berjalan dengan setia mengikut Yesus? Firman Tuhan hari ini mengatakan kita memperoleh sukacita dari Tuhan ketika “kita tinggal di dalam kasih-Nya dan menuruti perintah-Nya, maka sukacita Kristus akan ada di dalam kita dan sukacita kita akan penuh.” Jadi sumber sukacita itu ada dua, yaitu tinggal di dalam kasih Tuhan dan menuruti perintah Tuhan. Sumber sukacita kita yang pertama adalah dalam hubungan pribadi kita dengan Allah yang penuh kasih. Kita perlu membangun hubungan pribadi dengan Allah setiap harinya. Kita bisa membangun hubungan pribadi yang baik dengan Allah yang penuh kasih itu dengan bersaat teduh setiap harinya. Sebelum kita melakukan segala aktivitas kita, kita datang mencari wajah dan perkenanan Tuhan. Ketika kita mempunyai hubungan pribadi yang baik dengan Allah yang penuh kasih itu, maka sukacita Tuhan juga akan memenuhi hati kita.

Yang kedua, sukacita kita juga akan penuh ketika kita melakukan firman-Nya. Apakah Anda pernah mengalami sukacita ketika melakukan Firman Tuhan? Saya mengingat ketika saya melakukan Firman Tuhan untuk mengasihi orang lain dengan cara menanyakan kabar dan mendoakan mereka, ketika mereka merasa terharu karena diperhatikan dan mengucapkan terima kasih, hati saya ikut bersukacita bersama dengan mereka. Ketika kita membantu saudara seiman kita yang membutuhkan pertolongan di masa sulit seperti sekarang ini, ketika mereka berulang-ulang mengucapkan terima kasih, bukankah hati kita juga ikut merasakan sukacitanya? Lakukanlah firman Tuhan dan ketika kita melakukannya, sukacita dari Tuhan akan memenuhi hati kita. Dengan sukacita yang penuh dalam hati kita, itu membuat kita bisa menghadapi dan menjalani hidup mengikut Tuhan dengan ringan dan tenang. Kondisi bisa dan akan terus berubah seiring dengan dinamika hidup dan persoalannya, tetapi kita akan tetap setia mengikut Yesus sampai kesudahan, sampai babak final hidup kita. Sukacita dari Tuhan akan membuat kita tetap setia mengiring Yesus.

Fokus:
Untuk menjaga Terang Tuhan dalam hidup ini, kita perlu satu hal, yaitu: sukacita dari Tuhan. Sukacita itu yang akan membuat kita tetap setia mengikut Yesus sampai akhir. Sukacita itu didapat dari hidup tinggal dalam kasih Tuhan, dengan menjaga hubungan pribadi kita dengan Tuhan. Sukacita itu didapat dari melakukan firman Tuhan. Sukacita dari Tuhan kita dapatkan dengan melakukan disiplin rohani, menyisihkan waktu untuk bersaat teduh setiap harinya. Sukacita dari Tuhan kita dapatkan dengan melakukan apa yang kita baca dari firman Tuhan dalam saat teduh kita itu.

Doa:

Tuhan kami ingin mengikut Engkau sampai akhir hidup kami. Terima kasih untuk kebenaran firman Tuhan hari ini yang boleh mengingatkan kami bahwa yang bisa membuat kami setia mengikut Engkau sampai akhir adalah sukacita yang dari pada-Mu ya Tuhan. Tolonglah agar kami bisa terus memiliki hubungan pribadi dengan Tuhan. Tolonglah kami untuk melakukan apa yang firman-Mu katakan. Biarlah sukacita-Mu senantiasa memenuhi hidup kami. Amin!

Previous
Previous

Lihat Sekelilingmu!

Next
Next

Apakah Tuhan Mendengar Doa Kita? (Bagian 1)