Tuhan Tidak Lupa

Oleh : Ev. Suryanto

Beberapa waktu yang lalu, ketika bersaat teduh, saya mendapatkan pemahaman baru yang menguatkan saya kembali. Saya sedang membaca bagian kitab 1 Raja-raja dalam saat teduh saya. Saya mendapati bahwa di bagian ini ada sebuah pernyataan yang diulang-ulang dan pernyataan tersebut diucapkan oleh Tuhan sendiri.

1 Raja-raja 14:8
Aku telah mengoyakkan kerajaan dari keluarga Daud dan memberikan kepadamu, tetapi engkau tidak seperti hamba-Ku Daud yang tetap menaati segala perintah-Ku dan mengikuti Aku dengan segenap hatinya dan hanya melakukan apa yang benar di mata-Ku.

Pernyataan "engkau tidak seperti hamba-Ku Daud" itu berulang kali Tuhan katakan kepada raja-raja yang menjadi penerus Daud. Tampaknya Daud hidupnya memang berkenan di hati Tuhan sehingga Tuhan sampai mengatakan hal itu berulang kali. Bahkan, sekalipun Daud juga banyak melakukan kesalahan seperti berzina, membunuh, dan hal-hal yang lainnya, Tuhan mengatakan di ayat ini bahwa Daud "hanya melakukan apa yang benar di mata-Ku."

Hidup Daud tidak lepas dari banyak kesalahan, namun semua kesalahan itu sepertinya "tidak diingat" oleh Tuhan. Tuhan hanya mengingat bahwa Daud hidup benar di hadapan-Nya dan Dia berkenan kepada Daud.

Namun yang menarik, ada satu kalimat lain yang juga diulang di dalam bagian kitab ini. Di dalam 1 Raja-raja 12:16 dikatakan, "Setelah seluruh Israel melihat bahwa raja tidak mendengarkan permintaan mereka, maka rakyat menjawab raja: 'Bagian apakah kita dapat dari pada Daud? Kita tidak memperoleh warisan dari anak Isai itu! Ke kemahmu, hai orang Israel! Uruslah sekarang rumahmu sendiri, hai Daud!' Maka pergilah orang Israel ke kemahnya."

Di bagian sebelumnya ada kalimat yang sama, di 2 Samuel 20:1, di situ dikatakan, "Kebetulan ada di sana seorang dursila bernama Seba bin Bikri, orang Benyamin. Ia meniup sangkakala serta berkata: 'Kita tidak memperoleh bagian dari pada Daud. Kita tidak memperoleh warisan dari anak Isai itu. Masing-masing ke kemahnya, hai orang Israel!'"

Jujur saya belum tahu dari mana kalimat itu berasal dan mengapa orang Israel mengucapkan kalimat seperti itu. Akan tetapi, kalimat itu menimbulkan tanda tanya besar di hati saya. Apakah benar bangsa Israel tidak mendapat bagian apa-apa dari Daud? Apakah benar mereka tidak memperoleh warisan dari Daud?

Daud mempersiapkan banyak hal untuk bangsa Israel, dari persiapan bahan untuk Bait Allah sampai dengan penatalayannya. Dia juga yang sudah mengalahkan semua musuh Israel sehingga sewaktu Salomo mewarisi tahtanya, Israel sudah mengalami keamanan yang baik sekali. Jadi sebenarnya banyak hal yang sudah dikerjakan Daud yang "dinikmati" oleh bangsa Israel dan apa yang mereka katakan itu tidak benar.

Bukankah dalam kehidupan kita sehari-hari kita juga mengalami hal yang seperti itu? Orang-orang dengan mudahnya melupakan apa yang sudah kita buat. Mereka dengan mudah melupakan segala "jasa" kita. Ini semua tidak bisa dihindari di dalam hidup kita, bahkan terjadi juga dalam hal melayani. Orang dengan gampang melupakan apa yang kita lakukan dalam hal melayani.

Namun, firman Tuhan di Ibrani 6:10 berkata, "Sebab Allah bukan tidak adil, sehingga Ia lupa akan pekerjaanmu dan kasihmu yang kamu tunjukkan terhadap nama-Nya oleh pelayanan kamu kepada orang-orang kudus, yang masih kamu lakukan sampai sekarang." Sekalipun orang lain melupakan kita, Tuhan tidak pernah melupakan kita. Dia tidak pernah melupakan segala pekerjaan dan kasih yang kita tunjukkan terhadap nama-Nya. Dia tidak pernah melupakan pelayanan yang masih terus kita lakukan sampai sekarang.

Mari terus lakukan apa yang Tuhan minta atau suruh lakukan. Meskipun mungkin orang lain tidak terlalu memperhatikan apa yang kita kerjakan itu, bahkan mungkin mereka melupakan apa yang kita kerjakan itu. Percayalah Tuhan tidak melupakan itu semua. Firman Tuhan dalam 1 Korintus 15:58 berkata, "Karena itu, saudara-saudaraku yang kekasih, berdirilah teguh, jangan goyah, dan giatlah selalu dalam pekerjaan Tuhan! Sebab kamu tahu, bahwa dalam persekutuan dengan Tuhan jerih payahmu tidak sia-sia." Jerih payah kita di dalam persekutuan dengan Tuhan tidak pernah sia-sia. Amin!

Previous
Previous

Pernahkah Anda "Galau" dan Gelisah ?

Next
Next

Doa-Pergumulan di "Tempat Tersembunyi"