Mendampingimu adalah Anugerah Tuhan buat saya

Oleh: Pdt. Ariel Arianto

Mendampingimu adalah Anugerah TUHAN buat saya

Mendampingi istri (orang yang kita kasihi) dalam menghadapi  kanker dan menjalani  perawatan cancer adalah sebuah Anugerah khusus yang Tuhan berikan kepada saya. Pemikiran dan pendapat seperti ini memang tidak mudah untuk saya mengerti, pahami dan terima. Pemahaman ini bertolak belakang dengan pemahaman umum dan bahkan juga dalam kehidupan umat TUHAN.

Sejak awal istri terdiagnosa cancer stadium akhir, saya harus menghadapi suatu pergumulan  yang sangat sulit dan sungguh-sungguh berat, yang memang tidak pernah terpikirkan oleh siapapun sebelumnya. Pikiran yang liar, yang sangat menakutkan dan yang sangat mempengaruhi kehidupan kami terus bergejolak, namun dalam kondisi seperti ini saya mau terus belajar mengerti dan memahami... apa yang menjadi rencana TUHAN  di dalamnya ?.  “Sesuatu yang sangat menakutkan itu’, "Sesuatu yang gelap pekat", "Sesuatu yang membuat saya tidak berdaya"... Dalam ketidakmengertian ini saya bertanya kepada TUHAN, “TUHAN, ada rencana apa yang Engkau berikan khusus buat saya ? “  Di dalam ketidakmengertian dan keterbatasan saya, saya bertanya dan bertanya kepada TUHAN ? (I’m asking God).

Sebagai seorang pendamping kanker (Cancer Caregiver) di dalam proses pendampingan dan pelayanan, saya bergumul, merasakan, melihat kasih dan kebaikan serta kemurahan hati TUHAN kepada saya. Jalan yang saya jalani adalah jalan sangat terjal mendakit dan jalan turun yang sangat curam serta yang sangat menakutkan ini. Saya hadapi dan jalani perjalanan yang sangat gelap ini, selangkah demi selangkah sajya jalani dan ada tangan TUHAN yang memegang tangan saya, sehingga saya mampu menjalani dalam mendampingi dan melayani istri di dalam setiap proses prngobatan yang ada (Pemeriksaan, Biopsi, Operasi,… dan radioterapi).

Perjalanan pendampingan ini masih terus berjalan, perjalanan ini masih penuh dengan pergumulan, perjalanan ini masih penuh dengan krikil-krikil tajam, jalan yang terjal dan curam siap menghadang perjalanan hidup kami. Hanya di dalam kekuatan, anugerah dan ... belas kasihanNya... saya terus melangkah dan berjalanan hingga saat ini. Hanya dekat Allah saja aku tenang dari padanyalah keselamatanku, Hanya Dia gunung batuku dan kota bentengku. Kami masih terus melangkah di dalam lingkaran anugerah dan kasih karunia TUHAN, yang sangat mengasihi kami.

Previous
Previous

Keluarga Adam, Bagian II

Next
Next

Keluarga Adam, Bagian I