Kehormatan Prajurit

Oleh : Pdt. Edwin G. Yen

Kehormatan seorang prajurit sejati adalah menyelesaikan perintah komandannya. Prajurit dipilih dari orang-orang pilihan, dilatih dengan keras dan diutus untuk menjalankan perintah. Komandannya adalah fokus perhatian dari sang prajurit. Dalam strategi perang, komandan adalah pusat dari seluruh strategi dalam memenangkan peperangan. Semua pasukan tunduk, taat dan setia dalam menjalankan seluruh perintah komandan. Meskipun tidak semua perintah dipahami tujuan dan maksudnya. Rasul Paulus mengatakan bahwa seorang prajurit yang sedang berjuang tidak akan memusingkan dirinya dengan soal-soal penghidupannya, supaya dengan demikian ia berkenan kepada komandannya. Berjuang untuk berkenan atau dipandang layak oleh komandannya. Komandan menjadi subyek dalam hidup sang prajurit dan menjadikan dirinya sebagai objek sang komandan. Seorang prajurit sejati akan memusingkan diri dengan soal-soal yang berkaitan dengan komandannya.

Orang percaya adalah prajurit-prajurit Kristus. Tuhan Yesus mengatakan jika seorang tidak memikul salibnya dan mengikut Aku, ia tidak layak bagi-Ku. Jika seorang pengikut Kristus ingin dipandang layak oleh Tuhan Yesus, maka orang bersangkutan perlu belajar terus menerus untuk memikul salibnya sendiri. Lukas menekankan bahwa setiap orang percaya, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya setiap hari dan mengikut Tuhan Yesus (Luk. 9:23). Memikul salibnya adalah penderitaan dalam konteks menjalankan perintah Tuhan Yesus. Celaka, jika seorang menganggap bahwa semua penderitaan yang dialami adalah salibnya. Tidak semua penderitaan adalah salibnya. Ada kesulitan hidup  mendatangkan penderitaan disebabkan karena kebodohan, kemalasan, kecerobohan, hawa nafsu atau sebab lain yang tidak ada hubungan dengan menjalankan perintah Yesus. Jika seorang percaya menderita kemiskinan karena malas, miskin karena tertipu oleh inventasi yang menjanjikan keuntungan besar, maka celaka kalau ia mengatakan miskinnya adalah salibnya. Jika seorang sakit parah, karena hidup tidak tertib, makan makanan yang tidak sehat, tidak menjaga kesehatan atau tidak berolah raga, celaka kalau ia mengatakan sakit parahnya adalah salibnya. Itu bukan salib yang dimaksud Tuhan Yesus, karena penderitaan kemiskinan atau penderitaan sakit penyakit yang disebabkan oleh kesalahan diri sendiri. Yesus mengatakan agar orang percaya memikul salibnya dalam konteks penderitaan disebabkan karena menjalankan firman-Nya, penderitaan karena menyelesaikan kehendak-Nya dan penderitaan karena menjadi saksi Kristus. Parelalel dengan hal ini, Rasul Paulus dengan ilham Roh Kudus mengatakan ikutlah menderita sebagai prajurit yang baik dari Kristus Yesus (2 Tim 2:3). Prajurit yang baik adalah panggilan kehormatan bagi orang percaya yang rela menderita karena Tuhan Yesus.

Tidak ada kehormatan, tanpa penderitaan memikul salib. Jika orang percaya merindukan hidup layak dalam Tuhan Yesus, maka orang bersangkutan perlu belajar hidup menjalankan firman Tuhan. Jika karena menjalankan firman Kristus, Anda dihina, diejek, dicaci maki, maka berbahagialah karena Anda ikut menderita sebagai prajurit yang berkenan kepada Tuhan Yesus. Yesus berkata,”Hendaklah engkau setia sampai mati dan Aku akan mengaruniakan kepadamu mahkota kehidupan.” (Why. 2:10) Kehormatan tertinggi diberikan jika kita menyelesaikan seluruh pekerjaan yang Tuhan berikan dalam hidup kita dengan kesetiaan sampai akhir.

2 Timotius 2:3 - Ikutlah menderita sebagai seorang prajurit yang baik dari Kristus Yesus.

Previous
Previous

Siap Sedia

Next
Next

Searah dengan Bapa