Jadikan Aku Saluran Berkat (Bagian III)

Oleh : Ev. Suryanto

Waktu saya menikah, ada sebuah tradisi di kalangan orang Tionghoa yang disebut tradisi sangjit. Tradisi ini bukan hanya di kalangan orang Tionghoa sebenarnya. Di kalangan orang Jawa itu juga dikenal tradisi seserahan, di mana mempelai laki-laki membawa berbagai macam barang yang diserahkan kepada pihak mempelai perempuan dan keluarganya. Biasanya barang-barang yang diserahkan tersebut adalah barang-barang yang kelak bisa dipakai oleh kedua mempelai tersebut, misalnya pakaian, sepatu, perlengkapan rias, dan perhiasan.

Kalau di dalam tradisi orang Tionghoa, ada satu barang yang “wajib ada”, yaitu teko set (mahal). Saya waktu itu kurang tahu juga tujuan utama pemberian barang ini tetapi saya pikir mungkin maksudnya supaya bisa dipakai untuk menjamu tamu yang datang ke rumah kedua mempelai tersebut. Namun, biasanya teko set ini walaupun bagus dan biasanya harganya cukup mahal, biasanya akan berakhir di gudang atau di pojok lemari piring. Mengapa? Karena biasanya barang seperti itu jarang sekali dipakai.

Ceritanya suatu kali ada tamu istimewa yang datang ke rumah saya. Waktu tamu penting itu datang, saya langsung teringat akan teko set bagus itu. Saya kemudian mencari barang tersebut di lemari piring dan mengeluarkan untuk tamu tersebut. Namun, saya batal menggunakan teko set mewah itu. Mengapa? Itu karena teko dan cangkir tersebut dalam keadaan yang kotor sekali. Saya juga baru sadar kalau ada (maaf) seekor kecoak mati di dalam nampannya. Saya tentu saja tidak akan menggunakan teko set yang kotor tersebut untuk tamu istimewa saya, apalagi ada bekas kecoak matinya pula. Tahu apa yang saya lakukan? Saya akhirnya mengambil teko dan cangkir biasa yang sering saya pakai untuk minum dan memakainya untuk tamu istimewa kami itu.

Dari kisah ini saya belajar satu hal mengenai bagaimana caranya supaya kita bisa menjadi saluran berkat. Firman Tuhan dalam 2 Timotius 2:20-21 berkata, “Dalam rumah yang besar bukan hanya terdapat perabot dari emas dan perak, melainkan juga dari kayu dan tanah; yang pertama dipakai untuk maksud yang mulia dan yang terakhir untuk maksud yang kurang mulia. Jika seorang menyucikan dirinya dari hal-hal yang jahat, ia akan menjadi perabot rumah untuk maksud yang mulia, ia dikuduskan, dipandang layak untuk dipakai tuannya dan disediakan untuk setiap pekerjaan yang mulia.” Ada perabot-perabot yang bagus dan mahal yang sebenarnya dimaksudkan dipakai untuk tujuan yang mulia.

Perabot tadi mungkin terbuat dari emas atau perak atau keramik yang mahal, desainnya bagus, harganya mahal, yang seharusnya bisa dipakai untuk menjamu tamu yang istimewa. Namun, perabot bagus dan mahal tersebut ternyata tidak bisa dipakai, mengapa? Itu karena perabot tersebut dalam keadaan kotor sehingga tidak layak untuk dipakai.

Sebaliknya, ada perabot-perabot yang tujuan awalnya sebenarnya untuk hal-hal biasa atau maksud yang kurang mulia, akan tetapi perabot tersebut menjadi perabot rumah untuk maksud yang mulia. Mengapa? Itu karena perabotnya dalam kondisi yang bersih. Firman Tuhan mengatakan bahwa jika seorang menyucikan dirinya dari hal-hal yang jahat, ia akan menjadi perabot rumah untuk maksud yang mulia. Ia dikuduskan dan dipandang layak untuk dipakai tuannya dan disediakan untuk pekerjaan mulia.

Anda mau dipakai Tuhan untuk menjadi saluran berkat? Jagalah hidup Anda kudus di hadapan Tuhan. Yang pertama yang harus kita lakukan adalah menjaga hidup kita bersih dari hal-hal yang tidak berkenan di hati Tuhan. Kita juga tidak boleh menyimpan sakit hati, dendam, iri hati dan kemarahan. Mengapa? Itu karena semua hal itu menghalangi kita untuk menjadi saluran berkat bagi orang lain.

Bagaimana caranya supaya kita bisa menjadi saluran berkat? Kita harus menjaga hidup kita kudus di hadapan Tuhan supaya Tuhan bisa memakai diri kita sebagai saluran berkat.

Previous
Previous

Pernahkah Anda Sendirian Bersama Allah?

Next
Next

Mata yang Tercelik