Model Pelayanan Holistik (Kepada Orang yang Sakit)

Oleh: Pdt. Arianto

Lukas 10: 25-37 (33-35)

Dalam kisah ini terjadi dialog/tanya jawab antara Tuhan Yesus dan seorang ahli Taurat, “Guru, apa yang harus kuperbuat untuk memperoleh hidup yang kekal?” (25) kemudian Tuhan Yesus menjawabnya dan sampai pertanyaan “Siapakah sesamaku manusia?”. Tuhan Yesus tahu isi hatinya (29) dan pertanyaan ini dijawab dengan memberikan perumpamaan “orang Samaria yang baik hati” (30-35).

Memang ada kesan yang mendalam bahwa bagian Firman Tuhan ini membicarakan tentang misi Tuhan Yesus datang dan membaharui pola pikir (mind set) manusia untuk mengasihi Tuhan dan mengasihi sesama yang tentu sangat berbeda dengan konsep dunia. Namun hal yang pasti Tuhan Yesus menginginkan para murid-Nya melakukan pelayanan yang excellent, yang terbaik, yang tentu jauh berbeda dengan ahli taurat (dan tentu juga Imam dan orang Lewi ).

Kisah orang Samaria yang murah hati, sungguh menjadi satu kisah yang sangat menarik dan memberikan pengajaran dan pesan yang tentu dan sangat penting  bagi kehidupan kita sebagai umat Tuhan. Kisah ini menjadi satu gambaran tentang  bagaimana  manusia dalam menjalankan dan mempraktekkan cara hidup yang benar, yang bersesuaian dengan prinsip Firman Tuhan serta memberikan satu gambaran atau model pelayanan yang lengkap (holistik) yang Tuhan Yesus berikan dalam contoh tersebut.

Pada bagian Firman Tuhan, Lukas 10: 25-37 (33-35), Tuhan Yesus memberikan satu sambaran yang sangat jelas tentang sebuah pelayanan penggembalaan yang bersifat holistik. Apa yang dilakukan oleh orang Samaria  yang baik hati itu (yang berbeda dengan statusnya dengan Iman dan orang Lewi (ayat 31-32) terhadap orang yang terluka/menderita/sakit/tidak berdaya ?

A. Ayat 33 : Apa yang dilakukan oleh orang Samaria:
1. Orang Samaria melihat orang yang terluka tersebut,
2. Orang Samaria datang menghampiri orang yang terluka
3. Orang Samaria tergerak hatinya mencurahkan seluruh isi hatinya kepada orang yang terluka tersebut.
Dengan lain perkataan: Ketika orang Samaria melihat orang yang terluka tersebut, ia datang  menghampiri karena ia mengasihi dan peduli. Orang yang terluka itu bukan objek, tetapi subjek seperti dirinya sendiri. Sesama manusia yang diciptakan oleh Tuhan.

B. Ayat 33: Orang Samaria menolong orang yang terluka, ia tidak menunggu orang lain (rapat yang berlapis-lapis) dan juga tidak mengabaikannya. Ia berinisiatif dan proaktif. Sikap ini lahir karena ada hati yang berbelas kasihan, isi hati yang tercurah untuk mengasihi dan menolong orang yang terluka/yang tidak berdaya dan sakit.

C. Ayat 34: Yang dilakukan selanjutnya oleh orang Samaria:
1. Ia Membalut lukanya dengan menyirami dengan minyak dan anggur,
2. Menaikkan orang yang terluka diatas tunggangannya untuk dibawa ke penginapan,
3. Merawat orang yang terluka dan menanggungnya (35).

Ia membalut luka-lukanya dan menyiraminya dengan minyak dan anggur, menaikkan orang tersebut ke atas kelesai tunggangannya dan membawa ke penginapan serta merawatnya. Tindakan orang Samaria ini merupakan pelayanan yang holistik. Ini merupakan tindakan pelayanan yang menyeluruh dan sistematis. Mulai dari awal melihat orang terluka, hatinya sangat tergerak dan tercurah untuk menolongnya, membalut luka-luka yang diolesi dengan minyak zaitun untuk mengurangi dan meredahkan rasa sakit, dan menungkan anggur untuk mencegas terjadinya infeksi dari luka-luka tersebut. Menaikkan orang tersebut ke atas binatang tunggangannya, membawanya ke penginapan untuk di rawat dan mengurusi semua kebutuhan yang diperlukan selama masa perawatan di penginapan tersebut. Bahkan memberikan dana untuk perawatan dan jika kurang ia akan menanggung dan menggantikan ketika ia kembali.

Di dalam Alkitab (Injil Sinoptik) Tuhan Yesus telah memberikan teladan pelayanan yang holistik sampai Ia berkata “sudah selesai”. Pelayanan yang holistik yang Tuhan Yesus contohkan melalui tindakan orang Samaria yang murah hati ini mengingatkan betapa pentingnya pelayanan tersebut untuk dilakukan.

Bagian firman Tuhan ini memang tidak membicarakan, “ bagaimana keadaan perampok yang dirawat tersebut”. Apakah orang yang dirampok itu sembuh dan selamat dari luka yang parah tersebut ?. Namun bagian Firman Tuhan jelas menegaskan betapa pentingnya pelayanan pastoral yang holistik (yang menyeluruh) dan melayani orang yang membutuhkan sebagai subjek dengan pelayanan yang terbaik. Masalah kesembuhan bukanlah urusan dan rana kita, itu adalah hak, kehendak dan kedaulatan Tuhan. Layanilah seorang dengan pelayanan yang terbaik yang dapat kita berikan.

Jadi pelayanan dimana Allah hadir dan terlibat di dalam pelayanan yang dilakukan oleh manusia akan menghasilkan pelayanan yang luar biasa, yang sangat baik, yang excellent. Pelayanan yang holistik ini akan sangat menolong orang yang kita layani dan terpenting nama Tuhan dipermuliakan.

 

Sumber gambar : https://www.medium.com/

Previous
Previous

CALLING

Next
Next

Melihat Tuhan Di Tengah Masalah