Murid Kristus Yang Hidup

Oleh: Pdt. Gideon Ang

Murid Kristus Yang Hidup

“Karena kamu telah dilahirkan kembali bukan dari benih yang fana, tetapi dari benih yang tidak fana, oleh Firman Allah, yang hidup dan yang kekal” (1 Petrus 1:23)

Tanpa terasa kita telah melewati tiga sesi WLM in Hong Kong, “Gereja dan Api Zaman - In The World, Not of The World”. Murid Kristus yang hidup di tengah jemaat-Nya adalah orang Kristen yang sungguh ‘hidup’, secara natural ia memiliki kerohanian yang bertumbuh dinamis ke arah Kristus.

Mari kita merenungkan tiga (3) hal berkenaan dengan Murid Kristus yang sungguh hidup:

  1. Kamu “hidup” karena Kristus : I Petrus 1:21 mengatakan, “Oleh Dialah kamu percaya kepada Allah, yang telah membangkitkan Dia dari antara orang mati dan yang memuliakan-Nya, sehingga imanmu dan pengharapanmu tertuju kepada Allah”. Pada waktu kita percaya kepada Allah di dalam Tuhan Yesus Kristus, kita mati dan bangkit bersama Kristus, artinya kita hidup dengan pengharapan yang baru, pengharapan yang hidup. Ibrani 9:14 memperteguh bahwa oleh penebusan darah Kristus, hati nurani kita disucikan dari dosa dan perbuatan yang sia-sia, supaya dapat beribadah kepada Allah yang hidup. Inilah dasar hidup Kristen yang menjadikan kita hidup sebagai murid Kristus, bahwa hidup Kristus ada di dalam kita. Menjadi pertanyaan adalah sudahkah kita mendapatkan hidup Kristus itu di dalam hati kita?

  2. Kamu sungguh-sungguh “hidup” sebagai murid-Nya : Apa artinya murid yang hidup? I Petrus 1:22 menjelaskan “Karena kamu telah menyucikan dirimu oleh ketaatan kepada kebenaran, sehingga kamu dapat mengamalkan kasih persaudaraan yang tulus ikhlas, hendaklah kamu bersungguh-sungguh saling mengasihi dengan segenap hati”. Suatu perintah yang ditekankan di sini dengan kata “bersungguh-sungguh” - fervently, deeply, atau ‘ekstenos’ (bahasa asli Perjanjian Baru) yang berarti supreme effort (usaha yang terbaik), with every muscle strained (dengan setiap otot menegang). Kata ini dipakai oleh Petrus, seorang murid yang pernah 3x ditantang Tuhan Yesus dengan pertanyaan penting “apakah engkau mengasihi-Ku?” (Yohanes 21:15-17). Semua ini menggambarkan arti sungguh-sungguh hidup, yaitu melakukan hidup Kristen yang menaati kebenaran-Nya secara nyata dengan usaha yang paling baik dan dengan segenap kekuatan kita. Tanyakanlah pada diri sendiri, sudahkah ini terlihat dalam hidup kita yang katanya ada hidup Kristus di dalamnya? Apa yang membuat kita menangis, apa yang membuat kita tertawa, itulah yang membuat kita disebut sungguh-sungguh hidup sebagai murid-Nya.

  3. Kamu sungguh-sungguh hidup sebagai murid Kristus dalam keseharian: Langkah ke 1 dan ke 2 membawa kita mengerti ayat I Petrus 1:23, menjadi murid yang sudah dilahirkan dari benih yang tidak fana oleh Firman Allah yang hidup, adalah murid yang hidup mencerminkan hidup Kristus secara wajar, tidak berpura-pura. Hal ini nyata dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam berkeluarga, bekerja, dan dalam melayani Tuhan. Kita rindu mengalami proses ini seumur hidup (long-life process) sehingga benarlah kita hidup dengan pertumbuhan yang sedang menuju kepada Kristus, “dengan teguh berpegang kepada kebenaran di dalam kasih kita bertumbuh di dalam segala hal ke arah Dia, Kristus, yang adalah Kepala.” (Efesus 4:15).

 

Selamat menjadi Murid Kristus Yang Hidup, Selamat Melayani!
Kiranya kita terus mengalami keindahan-Nya.

Soli Deo Gloria!

Previous
Previous

Buah Roh, Bagian I

Next
Next

Keluarga Adam, Bagian II