Allah Tritunggal

Oleh : Pst. Max Chandra

Allah Tritunggal adalah doktrin Kristen yang paling banyak disalahpahami baik oleh orang Kristen sendiri apalagi yang bukan Kristen.  Mungkin doktrin ini juga yang tidak dapat diterima oleh agama Yahudi sehingga menyebabkan kesalahpahaman yang sangat mendalam akibatnya pemimpin Yahudi harus membunuh Yesus karena dituduh menghujat Allah.

Ada lima pandangan gereja yang tidak berdasar Alkitab tentang Tritunggal:

(1) Ajaran agama Yahudi, mengatakan bahwa Allah itu tunggal tidak ada yang lain, dan Yesus bukan Allah juga bukan Mesias yang dijanjikan.

(2) Allah itu tunggal dan Yesus adalah ciptaan Allah yang lebih tinggi dari malaikat, namun bukan Allah.

(3) Allah itu tunggal, tidak beranak, dan Yesus adalah seorang nabi seperti Musa dan tokoh Alkitab lainnya.

(4) Yesus itu Allah yang tunggal satu pribadi tiga peranan. Misalnya seorang guru sekolah, di sekolah dipanggil pak guru, setelah pulang ke rumahnya dia menjadi bapak anak-anaknya, dan ketika dia ke rumah ibunya dia menjadi anak. Pada masa Perjanjian Lama Dia disebut Allah Bapa, dan menjelma menjadi Anak dalam Perjanjian Baru, kemudian disalibkan mati dan bangkit lalu naik ke surga, lalu datang lagi sebagai Roh Kudus.

(5) Allah itu tiga pribadi Bapa, Yesus dan Roh Kudus. Ketiganya menjadi satu kesatuan dan tidak pernah terpisahkan. Dengan kata lain ketika Yesus tersalib Bapa dan Roh Kudus ikut tersalib dan ikut menderita.

Apakah yang diajarkan Alkitab? Alkitab mengajarkan Allah yang Esa ada tiga pribadi yaitu Allah Bapa, Allah Anak (Yesus) dan Allah Roh Kudus.   Perjanjian Lama kitab Kejadian 1:26-27 sudah menunjukkan bahwa Allah itu berpribadi lebih dari satu. Ketika Allah menciptakan manusia, Allah berkata : “Marilah Kita menciptakan manusia menurut peta teladan Kita.”  “Kita” dalam bentuk jamak. Dengan siapakah Allah berbicara? Dengan malaikat? Tidak mungkin, karena malaikat juga adalah ciptaan bukan pencipta. Kesimpulannya Allah berbicara kepada Allah yang lain.  Wahyu Tuhan makin hari makin progresif dan makin jelas dan setelah tiba pada masa Perjanjian Baru, Allah berbicara secara terang-terangan memperkenalkan diri-Nya sebagai tiga pribadi Allah yang bersama-sama.  Injil Yohanes 1:1-3 mengatakan : “Pada mulanya ada Firman, dan Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah.”  Waktu Yesus mau dibaptis turunlah Roh Kudus seperti burung merpati serta ada suara dari langit mengatakan “inilah Anak yang Kukasihi kepada-Nyalah Aku berkenan.”

Banyak sekali ayat-ayat menyatakan Allah Bapa, Allah Anak dan Allah Roh Kudus muncul dalam waktu bersamaan sehingga tidak dapat disangkal bahwa memang Allah itu Esa berpribadi tiga. Meskipun sudah sangat jelas namun masih ada yang ragu, mungkin mereka berpikir kalau satu Negara tiga presiden itu tidak mungkin bisa bekerja dengan baik, demikian juga Allah. Tentulah mereka bisa berbeda pendapat, bertentangan, mungkin bersaing. Tiga presiden dengan tiga pribadi Allah adalah dua hal yang sangat berbeda, tiga presiden yang berdosa tidak mungkin dapat bekerja bersama secara adil, namun Allah bukanlah Allah yang berdosa melainkan Allah yang suci sebab itu meskipun Allah berpribadi tiga, tidak mungkin bertentangan satu dengan yang lainnya.

Selain itu keberatan agama Yahudi bahwa Allah berpribadi tiga dikarenakan Perjanjian Lama sangat menekankan keesaan Allah (the oneness of God). Keesaan Allah penting didahulukan pada masa Perjanjian Lama untuk menghindari dan membedakannya dengan ilah politeisme yang disembah bangsa-bangsa kafir di Kanaan. Penekanan keesaan dalam agama Yahudi ini kemudian diikuti oleh agama-agama yang muncul setelah Kekristenan misalnya Islam, bahkan masuk ke Indonesia dengan sila pertamanya dari Pancasila yaitu “Ketuhanan yang Maha Esa.” Sehingga orang Indonesia lebih mudah menerima Yesus adalah Allah yang Esa dengan tiga peranan ialah Yesus yang pada zaman Perjanjian Lama berperan sebagai Allah Bapa, lalu menjelma menjadi manusia Yesus dan setelah bangkit dari kematian naik ke surga lalu sepuluh hari kemudian kembali lagi sebagai Roh Kudus (Allah yang Tunggal berpribadi tunggal).

Ada beberapa prinsip dan ilustrasi yang bisa membantu kita menerima Allah harus Tritunggal :

1. Allah itu kekal (Infinity) mutlak tidak terhingga yang dilambangkan dengan simbol ∞. Sering terjadi penyangkalan Tritunggal dengan ilustrasi 1+1+1=3. Bapa + Anak + Roh Kudus = tiga Allah dan bukan Esa lagi. Namun dengan matematika SMP menggunakan ∞ ada satu rumus
a+a+a=a
a+1=a+2
a = ?
a = ∞
∞+∞+∞=3∞=∞
Tiga ∞ = satu ∞
Artinya meskipun ada tiga pribadi Allah, jika Allah adalah kekal atau tidak berhingga maka tiga Allah yang kekal sama dengan satu Allah yang kekal atau Esa. Demikian juga ∞ + 1 = ∞ + 2 Artinya Bapa lebih besar dari Anak di dalam dunia, namun di dalam kekekalan Bapa dan Anak sama besar.

2. Kasih Allah adalah kasih yang kekal. Kasih perlu ada dua syarat yaitu ada sumber kasih dan ada objek kasih. Ketika Allah belum menciptakan apa pun, Dia sendiri adalah sumber kasih dan Dia perlu objek kasih. Siapakah objek kasih Allah di dalam kekekalan tidak lain Mereka bertiga Bapa, Anak dan Roh Kudus saling mengasihi. Jika Allah itu hanya berpribadi tunggal maka Allah yang seperti ini tidak mempunyai objek kasih di dalam kekekalan. Allah yang berpribadi tunggal ini harus menciptakan malaikat dan manusia terlebih dahulu barulah Dia mempunyai objek kasih. Dengan kata lain Allah berpribadi tunggal kasihnya tidak kekal dan jika kasihnya tidak kekal maka Allah tersebut juga bukan Allah yang kekal. Kalau Allah tidak kekal maka dia bukan Allah.

3. Ketika Yesus disalibkan Dia sedang menanggung murka dan kutukan Allah. Itulah sebabnya Allah Bapa dan Allah Roh Kudus meninggalkan Dia, sehingga Dia berseru “AllahKu AllahKu mengapa Engkau meninggalkan Aku”. Jika Yesus itu Allah berpribadi tunggal, siapakah yang dipanggil Yesus? Dan ketika Yesus bangkit dari kematian, Allah yang manakah yang membangkitkan Dia? Semua jawabannya hanya terjawab jika Allah itu Allah Tritunggal Allah yang Esa berpribadi tiga. 

Previous
Previous

Penderitaan menuju Kemuliaan

Next
Next

Pelayan Andalan Gereja/Gembala